Berita: Nuni Fitriarosah
CIPATAT-(NEWSROOM). Sebanyak 253 siswa SMPN 2 Cipatat mengikuti kegiatan pendidikan kepramukaan. Kegiatan yang bertujuan untuk membentuk Pandu yang cerdas, terampil, dan beriman tersebut dilaksanakan selama dua hari di Bumi Perkemahan (Buper) Cengkrong, Rajamandala Kab. Bandung Barat, Jum’at-Sabtu (13-14/09/19).
Kepala SMPN 2 Cipatat, Husein Yuhana mengungkapkan bahwa kegiatan di atas adalah upaya sekolah untuk mengaplikasikan Model Blok, sebagai salah satu model pendidikan kepramukaan. Diungkapkan juga bahwa program ini merupakan rangkaian penutupan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dikemas dalam bentuk kegiatan perkemahan.
“Kependidikan Kepramukaan dapat dilaksanakan dalam tiga model yaitu, model blok, model aktualisasi, dan model reguler. Di SMP Negeri 2 Cipatat, pendidikan kepramukaan dilaksanakan dalam bentuk Model Blok. Melalui kependidikan kepramukaan diharapkan dapat terwujud visi sekolah kami, yaitu cerdas, terampil dan beriman. Oleh karena itu kegiatan ini diharapkan dapat membentuk peserta didik yang cerdas dalam berpikir, terampil dalam bertindak, dengan dilandasi iman dan takwa,” ungkap Husein saat membuka kegiatan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa sebagaimana tertuang dalam Permendikbud No.63 tahun 2014, pendidikan kepramukaan dinyatakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan ahlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
Di sisi lain, Trisna Kristiana, wakasek kurikulum, menyampaikan bahwa kegiatan yang melibatkan 134 putra dan 119 putri tersebut dibimbing oleh 28 orang guru dan tenaga kependidikan sebagai panitia dan pembina. Program ini adalah untuk kali kedua dilaksanakan Buper Cengkrong. Pemilihan tempat kegiatan didasari oleh jangkauan lokasi dari sekolah, cukup lengkapnya fasilitas yang tersedia, dan sangat kooperatifnya Tim Saka Wanabakti Buper Cengkrong sebagai pengelola dan juga fasilitator kegiatan. Dikatakan pula bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengalaman pembelajaran yang beragam. Sehingga nilai-nilai kepramukaan yang selaras dengan visi sekolah yakni, cerdas, terampil, dan beriman dapat terealisasikan. Semua rangkaian kegiatan dilaksanakan penilaian. Penilaian dilakukan oleh Pembina dengan mengikuti rambu-rambu penilaian yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sebagai tindak lanjut, simpulan penilaian tersebut akan dicantumkan pada rapor peserta didik.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta didik mendapatkan pengalaman pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Selain ilmu yang didapat, beragam pengalaman, penempaan mental dan fisik, dan juga pelatihan kemandirian, pada akhirnya semua pembelajaran tersebut diharapkan secara terpadu membentuk karakter peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai kepramukaan yang diharapkan dan menjadi pandu-pandu SMPN 2 Cipatat yang cerdas, terampil, dan beriman,” ujar Trisna Kristiana.
Lebih jauh disampaikan bahwa kegiatan disajikan dalam beragam bentuk Giat. Secara garis besar terdiri atas empat Giat utama, yaitu team building, kreasi dan apresiasi seni, api unggun dan penjelajahan. Pada Giat utama Team building dirancang untuk melatih peserta dalam hal keterampilan, kekompakan, kerjasama, inisiatif, dan percaya diri, yang dikemas dalam ragam kegiatan games dan flying fox. Team building disajikan dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi dan antusias peserta dalam mengikuti rangkaian kegiatan dari awal sampai akhir. Beragam games disajikan untuk menanamkan mind setting kepada peserta bahwa kegiatan kepramukaan sangat menyenangkan.
Sementara Giat utama yang ke dua berupa apresiasi dan kreasi seni. Kreasi seni yang ditampilkan oleh peserta berupa tampilan lagu-lagu daerah. Melalui ragam Giat ini, peserta diharapkan dapat mengenal dan mencintai kekayaan budaya nasional dan mengaktualisasikan potensi seni yang ada di dalam dirinya. Giat ini dilaksanakan pada malam hari untuk menghilangkan asumsi bahwa kemah adalah kegiatan yang menyeramkan.
Giat utama yang ke tiga berupa api unggun yang merupakan acara utama kegiatan. Api unggun adalah simbolisasi semangat. Semangat peserta untuk mengikuti kegiatan, dan juga semangat SMPN 2 Cipatat dalam mengaktualisasikan gerakan pramuka sebagai kegiatan pembentuk karakter peserta didik. Api unggun yang khidmat juga dimanfaatkan sebagai momentum untuk melaksanakan renungan. Peserta distimulus untuk merasakan dan meresapi emosi yang mereka rasakan terkait dengan tujuan utama mereka sebagai peserta didik, sebagai anak yang mengemban harapan orang tuanya, dan juga cita-cita mereka di masa depan agar menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negaranya. Kegiatan ini menguras air mata peserta dan bahkan juga pembina. Pada akhir kegiatan api unggun dan renungan seluruh peserta dan pembina bersalam-salaman, begitu terasa nuansa kekeluargaan.
Sedangkan pada Giat utama yang ke empat berupa penjelajahan. Tempat yang menjadi tujuannya adalah Sanghiang Heuleut, Sanghiang Tikoro dan Sanghiang Poek, yang merupakan situs dari sungai Citarum Purba. Perjalanan sejauh kurang lebih 2,5 kilometer ditempuh dengan cara berjalan kaki. Tujuan dari kegiatan ini untuk menempa fisik peserta dan juga pembina. Rasa lelah di perjalanan dibiaskan dengan nyanyian dan yel-yel. Ketika jalur penjelajahan beralih dari jalan aspal ke rimbunnya semak belukar dan pepohonan, mulailah terasa nuansa penjelajahan. Di lokasi situs Sanghiang Poek, peserta dapat menjelejahi goa dan bermain di sungai yang airnya masih sangat jernih. Kombinasi antara makan pagi dan indahnya pemandangan di sekitar memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi peserta. Tidak lupa, ditanamkan juga rasa cinta akan lingkungan dengan memastikan tidak ada sampah bekas makanan yang tertinggal di lokasi. Semua sampah yang tersisa dikumpulkan dan dibawa kembali ke bumi perkemahan, meskipun jaraknya lumayan jauh.
Lebih utama disampaikan bahwa penguatan pada kegiatan di atas terletak pada sisi religius yang menjadi perhatian utama. Untuk peserta dan pembina yang beragama Islam, diwajibkan melaksanakan salat berjamaah tepat waktu. Semua kegiatan dihentikan untuk melaksanakan salat berjamaah. Selesai salat, disampaikan tausyiah dengan tema-tema yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti ketaatan beribadah, kewajiban menuntut ilmu, hormat dan patuh terhadap orang tua dan guru, senantiasa bersyukur, dan lain-lain.
Sementara itu, Husen Yuhana menandaskan bahwa sekolah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Diharapkannya akan terbentuk siswa yang berkarakter yang baik, yang mampu bersaing di era globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang penuh tantangan dan persaingan.
“Kegiatan perkemahan Kepramukaan juga diharapkan dapat memberi pengalaman yang berharga bagi siswa, menjadi manusia berkarakter mandiri, bertanggung jawab, toleransi serta membentuk karakter lainnya. Sehingga kelak akan terwujud manusia yang siap bersaing di era globalissi terlebih di era revolusi industri 4.0 yang penuh tantangan dan persaingan,” tandas Husein.***
Sumber : Trisna Kristiana (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Cipatat)
Editor: Adhyatnika GU