
BANDUNG BARAT-(NEWSROOM). Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat dalam upayanya meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, menyelenggarakan Sosialisasi Kenakalan Remaja. Kegiatan yang diikuti oleh para siswa se-KBB tersebut, menampilkan pemateri yang kompeten di bidangnya, yakni Asep Mahfuz, tentang pembangunan karakter, kemudian Suparman, tentang belajar efektif. Selain itu, Dian Diana, tentang belajar di era digital, lalu Elsa Ikdul Farid tenatng motivasi belajar, dan Brigadir Hamzah yang membahas tentang kenakalan remaja ditinjau dari sisi hukum. Acara ini dilaksanakan di Hotel Endah Parahyangan, Kamis-Jum’at (27-28/02/20).
Kepala Bidang Pendidikan SMP, Dadang A. Sapardang, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan, mengungkapkan bahwa salah satu penyimpangan sosial yang merusak karakter bangsa adalah kenakalan remaja. Menurutnya, pada usia remaja, ketidakstabilan emosi akan mudah dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang berasal dari diri sendiri, maupun dari lingkungan sekitar.
Lebih jauh disampaikan bahwa perlunya pembekalan tentang pengetahuan dan keterampilan, untuk menangulangi prilaku tersebut. Oleh karena itu, para siswa diarahkan untuk menguasai Kecakapan Abad 21, yang meliputi keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi. Sehingga akan mengantarkan mereka menjadi ‘Generasi Emas Indonesia’ di masa datang, yang mampu berkompetisi di lingkungan lokal, nasional, regional, maupun internasional.
“Penguasaan Kecakapan Abad 21 penting kalian kuasai. Keterampilan ini meliputi berpikir kritis diantaranya berbagai informasi yang kita terima diseleksi dan diamati, agar materi yang kita dapatkan betul-betul dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya komunikasi, dengan mengomunikasikan apa yang kita tahu kepada orang lain, agar dapat membandingkan dan meyakinkan suatu informasi. Yang ke-tiga yaitu kreatif. Kreatif ini akan membangun anak-anak untuk mempunyai ide-ide cemerlang. Dan yang terakhir kolaborasi untuk memecahkan masalah serta mencari solusi bersama,” ungkap Dadang.
Sementara itu, Asep Mahfud, dalam paparan materinya tentang Pembangunan Karakter, menjelaskan bahwa karakter manusia yang paling hebat adalah manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain. Tiga hal yang bermanfaat diantaranya berzakat/bersodakoh, menuntut ilmu, dan menjaga lingkungan yang bersih dan nyaman.
“Pada Abad 21 ini, siswa tidak hanya cerdas tapi harus dilengkapi dengan karakter yang baik. Untuk menuju kesuksesan karakter yang baik kita harus memiliki niat menjadi orang baik, dengan Change your mindset, mulailah mengubah kata-kata positif, dan komitmen diri. Pilihlah teman dengan bijak, serta ciptakan dan pertahankan sifat yang baik. Jadilah pecinta ilmu. Dan yang tidak kalah penting, selalu meminta doa dari orangtua dan guru.” papar Asep.
Di sisi lain, Dian Diana, dalam presentasinya tentang Belajar di Era Digital, memulainya dengan hormon dopamine yang membuat orang betah berlama-lama berselancar di dunia maya. Menurutnya, ketika hal yang diunggah di media sosial banyak disukai dan dikomentari, maka hormone dopamine akan meningkat. Oleh karena itu, hormon dopamine ini harus seimbang, tidak boleh kurang atau pun lebih.
Ditambahkannya, belajar di era digital harus cerdas dan tangkas berinternet. Siswa harus paham dan menerapkan etika dalam berinternet. Sehingga hal-hal negative, seperti pishing, plagiasi, bullying, ujaran kebencian, hoax, pornografi, radikalisme, peretasan di dunia maya, dan kejahatan lainnya, dapat diminimalisasi.
“Penelitian Hootsuite & We are Sosial menemukan bahwa rata-rata orang Indonesia bermain internet selama 8 jam 36 menit/ hari atau > 1/3 hari. Menduduki ranking ke-4 durasi terlama berselancar di internet. Lebih dari setengah penduduk Indonesia bermain internet dan pengguna terbanyak yaitu pada usia produktif. Anak-anakku, kalian harus mempersiapkan diri untuk penguasaan teknologi digital. Memiliki Keterampilan Abad 21, sekaligus cerdas dalam teknologi dan informasi, tapi tetap memegang norma atau etika. Pandai mencari informasi yang aman dan terpercaya, tidak menyebar hoax, membuat status yang menyemangati, menginspirasi, dan membuat orang lain bahagia. Jangan terjebak oleh para penjahat dan predator di internet,” ujar Dian.
Di kesempatan lain, Suparman, memberikan materi tentang Belajar Efektif yang didefinisikannya sebagai belajar yang kontinyu, teratur, tuntas, dan produktif. Sehingga menghasilkan pengetahuan, pembentukan sikap spiritual dan intelektual yang baik serta bertanggung jawab. Menurutnya, gaya belajar siswa memiliki cara yang berbeda-beda, ada yang visual, audio, dan kinestetik.
“Cara belajar efektif bisa dimulai dengan suasana yang nyaman, kemudian merangkum pokok pembelajaran. Belajar bersama-sama dengan paraktiknya. Belajarnya tidak harus lama, tetapi teratur. Cara mengambangkan belajar efektif melalui membaca dan memahami materi pelajaran. Menambahkan gerakan agar mudah dihapal. Melihat dan mendengar video pembelajaran melalui Youtube, atau media lain yang mendukung,” pungkasnya.
Berita dan Foto: Dian Diana (SMPN 1 Cihampelas/Newsroom)
Editor: Adhyatnika GU