Bandung Barat (Newsroom)- Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat (Disdik KBB) berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting. Hal tersebut sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Hal di atas disampaikan Kepala Bidang Pembinaan SMP, Rustiyana, dalam sambutannya mewakili Kepala Dinas Pendidikan di kegiatan Workshop Kepala Sekolah Perluasan Modul Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Gizi Remaja yang diselenggarakan Disdik KBB dan Save The Children di Gumilang Hotel Bandung, Rabu (19/10/22).
Lebih lanjut disampaikan Rustiyana, saat ini sekitar 27 persen anak-anak di Bandung Barat terindikasi mengalami stunting. Menurutnya, dikarenakan konsisi tersebut sulit disembuhkan, maka pihaknya menggulirkan program pencegahan stunting dengan sasaran utamanya adalah para remaja putri di sekolah-sekolah yang ada di Bandung Barat.
“Saat ini terdapat 27-28 persen anak yang ada di Bandung Barat terindikasi mengalami stunting. Dikarenakan kondisi ini sulit disembuhkan, maka kita harus mengatasinya dengan program pencegahan agar stunting tidak terjadi lagi di masa datang,” tuturnya.
Seperti diketahui, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia. Termasuk ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Selain itu, anak yang mengalami stunting, bukan hanya terkendala dalam pertumbuhan fisiknya, namun juga terhambat perkembangan kecerdasannya, yang mana akan sangat memengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah. Termasuk, dari sisi produktivitas dan kreativitas mereka..
Rustiyana menegaskan pencegahan stunting harus diawali, salah satunya dari sekolah. Menurutnya, pendidikan memegang peranan penting dalam mengedukasi para peserta didik untuk melaksanakan pola hidup sehat.
Selanjutnya, hasil edukasi tersebut akan didiseminasikan ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Tentu diperlukan kesungguhan dari semua pihak agar program tersebut dapat dilaksanakan secara tepat guna dan berhasil guna.
“Langkah awal yang dapat kita lakukan adalah dengan mengedukasi para peserta didik di lingkungan sekolah untuk berperilaku hidup sehat. Hal ini sangat penting, karena dengannya akan dibawa mereka ke lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Rondang Okinda, pemateri workshop, mempresentasikan pentingnya pola hidup sehat di lingkungan pendidikan. Menurutnya, mengedukasi untuk memiliki pola hidup sehat yang paling efektif adalah di lingkungan sekolah.
Ditandaskannya, dengan memiliki pola hidup sehat, maka stunting dapat dicegah sejak dini. Hal tersebut harus didukung oleh seluruh warga sekolah dan pemegang kebijakan.
“Pola hidup sehat harus dimulai dari lingkungan sekolah. Namun, semunya harus didukung oleh semua warga sekolah dan pemegang kebijakan, agar stunting dapat dicegah sejak dini,” pungkanya. ***
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat.