CIPATAT-(NEWSROOM). SMPN 2 Cipatat Kab. Bandung Barat (KBB) dalam rangka mencetak siswa yang cerdas, terampil dan beriman, menggelar kegiatan perkemahan. Program yang diikuti oleh 217 siswa kelas IX tersebut melibatkan juga 33 orang guru dan tenaga kependidikan sebagai panitia dan pembina, diselenggarakan di Bumi Perkemahan (Buper) PH50, Pakuhaji KBB, Rabu-Kamis (23-24/10/19).
Kepala SMPN 2 Cipatat, H. Husein Yuhana, mengungkapkan bahwa kegiatan di atas merupakan kegiatan wajib yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Menurutnya, program ini dimaksudkan agar siswa dapat cerdas dalam berfikir, terampil dalam bertindak, dengan dilandasi iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Perkemahan kepramukaan merupakan kegiatan wajib, satu kali dalam satu tahun bagi seluruh peserta didik. Kegiatan ini diharapkan dapat membentuk peserta didik yang cerdas dalam berfikir, terampil dalam bertindak, dan dilandasi dengan iman dan takwa,” ungkapnya saat membuka kegiatan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa di SMP Negeri 2 Cipatat, kegiatan kepramukaan dilaksanakan dalam model blok, yakni di antaranya berupa perkemahan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi seluruh siswa untuk menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, toleransi, serta membentuk karakter mulia lainnya. Sehingga kelak akan menjadi manusia yang siap bersaing di era globalisasi, terutama menghadapi Revolusi 4.0 yang penuh tantangan dan persaingan.
Seperti diketahui pendidikan kepramukaan merupakan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan ini merupakan proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia. Sehingga karakter mulia dapat terbentuk melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
Di sisi lain, Dadan Nurjaman, ketua pelaksana, menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Buper PH50, Pakuhaji tersebut adalah untuk kali pertama. Hal ini dimaksudkan agar memberikan nuansa yang berbeda dan baru bagi peserta, yang sebelumnya biasa dilaksanakan Buper Rasun Citatah.
Diungkapkan Dadan, kegiatan yang digelar pada acara tersebut terdiri atas empat giat utama yaitu; team building, jelajah malam, kreasi seni dan api ungun, serta memanah.
Pada Giat utama team building peserta dilatih keterampilan, kekompakan, kerjasama, inisiatif, dan percaya diri para peserta. Pada sesi ini disajikan beragam games untuk menanamkan mind setting bahwa kepramukaan sangat menyenangkan sehingga peserta termotivasi untuk mengikuti kegiatan.
Kegiatan lainnya adalah Jelajah malam dilaksanakan untuk membangun kemandirian, keberanian, dan percaya diri. Dengan cara berkelompok, peserta menjelajahi rute yang ditentukan. Rute penjelajahan dirancang agar memberikan tantangan tetapi tetap memperhatikan aspek keselematan.
Sementara kegiatan kreasi seni dan api unggun menjadi penutup kegiatan malam. Bentuk tampilan yang disajikan bersifat bebas. Cukup banyak ragam tampilan yang disajikan peserta, antara lain solo vokal, vokal grup, musikalisasi puisi, stand up comedy, bahkan rangkaian tampilan ditutup dengan tausyiah yang disampaikan oleh salah seorang peserta kegiatan. Kreasi seni memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasikan bakat dan potensi seni yang mungkin selama ini terpendam.
Pada Giat terakhir yakni memanah, yang merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Bagi sebagian besar peserta, ini menjadi pengalaman pertama mereka untuk mencoba olahraga ini. Menurut instruktur yang membimbing para peserta, kegiatan memanah merupakan olahraga yang bagus untuk melatih fokus, koordinasi tangan dan mata, kesabaran, serta membangun percaya diri.
Disampaikan juga bahwa semua rangkaian kegiatan dilaksanakan penilaian. Sebagai tindak lanjut, simpulan penilaian tersebut akan dicantumkan pada rapor siswa.
Pada akhir kegiatan ditandaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan di atas adalah salah satu upaya sekolah dalam memberikan pengalaman pembelajaran nilai-nilai kepramukaan kepada siswa. Menurutnya, nilai-nilai kepramukaan yang ditumbuhkan melalui beragam kegiatan, pengalaman, penempaan mental dan fisik, dan juga pelatihan kemandirian, pada akhirnya diharapkan secara terpadu membentuk karakter siswa yang cerdas, terampil, dan beriman.
“Panitia perkemahan kali ini menghadapi tantangan yang cukup berat, karena peserta sebelumnya sudah pernah mengikuti kegiatan serupa ketika mereka duduk di kelas 8. Sehingga kami berusaha agar menyajikan kegiatan dengan nuansa yang berbeda tetapi dengan esensi dan tujuan yang sama, yaitu memberikan pengalaman pembelajaran nilai-nilai kepramukaan kepada peserta didik. Nilai-nilai kepramukaan yang ditumbuhkan melalui beragam kegiatan, pengalaman, penempaan mental dan fisik, dan juga pelatihan kemandirian, pada akhirnya diharapkan secara terpadu membentuk karakter peserta didik SMPN 2 Cipatat yang cerdas, terampil, dan beriman. Lebih jauh lagi, peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam keseharian mereka, baik di sekolah, di rumah, dan di masyarakat,” tandas Dadan. ***
Bertia: Nuni Fitriarosah
Sumber Berita :Trisna Kristiana (Guru SMPN 2 Cipatat)
Editor: Adhyatnika GU