
PARONGPONG-(NEWSROOM). Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Sub Rayon (SR) 01 Kab. Bandung Barat (KBB) bekerja sama dengan Departemen Fisika FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kegiatan peningkatan kompetensi guru IPA jenjang SMP. Program yang tersebut diikuti oleh 80 guru IPA tersebut dilaksanakan di SMPN 2 Parongpong, Kamis (12/12/2019).
Intan Setiawati, Ketua MGMP IPA SMA SR 01, mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas terselenggaranya momen di atas. Menurutnya, hal ini akan semakin memotivasi para guru dalam peningkatan kualitas pemebelajaran di kelas.
“Sungguh keberuntungan bagi kami, mengingat para pakar di bidang IPA fisika dari UPI yang telah memberikan ilmunya untuk guru-guru dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran,” ungkapnya.
Lebih jauh disampaikan bahwa para guru yang hadir tidak hanya dari SMPN 2 Parongpong saja, tetapi juga diikuti oleh guru IPA SMP SR 01, MGMP IPA KBB , dan bahkan dari Kab. Bandung dan Kab. Sumedang.
Ditambahkannya juga bahwa Departemen Fisika FMIPA UPI ini menggelar acara tersebut sebagai salah satu dari Program Pengabdian Masyarakat (P2M) yang dicanangkannya baru-baru ini.
Seperti diketahu P2M adalah suatu kegiatan yang bertujuan membantu masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Secara umum program ini dirancang oleh perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi nyata dalam hal mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Bentuk-bentuk kegiatan P2M yang dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi di antaranya adalah bakti sosial dan mengajar.
Hal tersebut selaras dengan tujuan utamanya yakni, menciptakan inovasi teknologi untuk mendorong pembangunan ekonomi Indonesia dengan melakukan komersialisasi hasil penelitian.
Tujuan lainnya adalah memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan, tantangan, atau persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu P2M bertujuan untuk melakukan kegiatan yang mampu mengentaskan masyarakat tersisih (preferential option for the poor) pada semua strata, yaitu masyarakat yang tersisih secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Pada akhirnya, melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk pengembangan martabat manusia dan kelestarian sumber daya alam.
Pada kegiatan yang juga melibatkan para siswa di atas ditampilkan demo Magic Science. Sehingga para guru dan siswa terlihat antusias mengikuti sejumlah eksperimennya.
Intan mennandaskan bahwa eksperimen-eksperimen yang disajikan dapat menjadi cara menjelaskan konsep-konsep dalam sains secara efektif dan menyenangkan. Bahkan, mungkin jauh lebih mudah dipahami oleh para siswa.
“Sebagian orang mungkin berpikir mempelajari sains merupakan kegiatan yang membosankan. Yang selalu dibayangkan pasti bergumul dengan rumus-rumus fisika di dalam kelas atau menghafal konsep biologi yang bikin pusing. Jangan salah, belajar sains juga bisa jadi menyenangkan,” tandasnya.***
Sumber: Intan Setiawati (Guru IPA SMPN 2 Parongpong)
Editor: Adhyatnika GU