Perjalanan Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) Gerakan Literasi Sekolah (GLS) tahun 2019 periode II usai sudah. Pameran Pendidikan yang digelar Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat di Plasa Mekarsari Komplek Perkantoran Pemkab. Bandung Barat, Rabu 18 Desember 2019 ,merupakan rangkaian akhir dari Kegiatan TMBB tersebut.
Seru, haru, bangga, dan bahagia mewarnai wajah-wajah manis siswa peserta, guru perintis, panitia penyelenggara, dan pejuang literasi dalam hajat akbar tahunan Disdik KBB ini. Sungguh, lapangan besar diwarnai hamparan tenda putih dan tebaran lebih dari 3000 orang-orang literat menjadi moment istimewa yang luar biasa.
Selama Masa Tantangan
TMBB yang dilaksanakan selama tujuh bulan masa tantangan, adalah masa penggodogan karakter literasi yang lebih dari sekadar literasi membaca dan menulis. Siswa peserta tantangan diuji kompetensi membaca, menulis, dan berbicara, bahkan menyimak dalam setiap diskusi presentasi review buku bersama dengan masing-masing guru perintisnya dalam setiap pertengahan bulan. Jumlah buku yang harus dibaca dalam setiap bulan minimal tiga buku sehingga jumlah yang harus mereka baca minimal 21 buku.
Sebelum presentasi review buku, peserta membuat tulisan hasil review -nya. Formatnya sudah ditentukan oleh panitia atau fasilitator daerah (Fasda) Literasi KBB melalui kegiatan awal TMBB, yakni sosialisasi program tersebut. Bentuk review bulan pertama dan ke dua adalah jenis fishbone (tulang ikan). Bulan ke tiga dan ke empat berbentuk AIH (alasan, isi, dan hikmah). Dalam bulan ke lima dan ke enam, peserta dituntut untuk membuat review jenis Y CHAT (bentuk surat), dan bulan terakhir peserta membuat review bentuk infografis atau boleh memilih bentuk review dari enam bulan sebelumnya.
Belum berhenti disitu, para peserta TMBB ini pun diharuskan untuk membuat dua tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi, dan video presentasi review. Dokumen semuanya harus dikumpulkan. Selain menjadi fortofolio, dokumen ini pun di upload ke FB GLS Mekar KBB maksimal di hari terakhir setiap bulan. Bagaimana, hebat kan? Ini untuk membuktikan bahwa dalam masa tantangan tersebut membutuhkan komitmen, konsistensi, dan tanggung jawab dari semua elemen yang terlibat di dalamnya, baik peserta siswa, guru perintis, kepala sekolah, maupun tim Fasda. Bentuk tantangan dua tulisan dan dua video presentasi merupakan tambahan tantangan yang berbeda dari tahun sebelumnya. Adapun waktu masa tantangan periode II dimulai pada Februari hingga Agustus 2019.
Sementara itu, tak kalah menariknya dengan guru perintis dan kepala sekolah. Guru perintis pun dituntut untuk membaca dan minimal membuat satu review buku setiap bulan, dan membuat tulisan fiksi atau nonfiksi selama masa tantangan. Semuanya dipresentasikan dalam bentuk video. Begitupun dengan kepala sekolah.
Yang menarik adalah saat guru dituntut untuk tidak sungkan menyuruh kepala sekolah membuat review. Namun, luar biasanya adalah semua kepala sekolah berkenan memberi contoh dan presentasi review buku tersebut. Oleh karena itu, dari 106 sekolah yang mengikuti TMBB, sebanyak 47 sekolah menjadi sekolah inspiratif GLS Bandung Barat. Sekolah inspiratif adalah sekolah yang dapat meloloskan semua siswa peserta, guru perintis, dan kepala sekolah menyelesaikan program tersebut.
Pelaksanaan Monitoring Evaluasi (MONEV)
Tim Fasda pada akhir Oktober sampai dengan awal November 2019 melaksanakan Monev. Tim ini beranggotakan 10 orang yang dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok tim penulis, contohnya, me-monev 11 sekolah di wilayah Subrayon (SR) 04 dan SR 05. Kurang lebih enam hari harus memberikan tugas untuk siswa karena meninggalkan sekolah, selesai juga penulis melaksanakan Monev. Sungguh, kata tak habis terucap, rasa tak habis berimajinasi, tak kala monev dilaksanakan, banyak cerita inspiratif, dan tindakan yang menggiurkan. Dahsyat!
Expo Dinas Pendidikan Bandung Barat.
Kembali ke Pameran Pendidikan di atas. Kegiatan yang merupakan rangkaian akhir dari program TMBB tersebut dimeriahkan oleh 30 stand dengan beragam kreativitas sekolah. Stand dari sekolah literasi (GLS), SPMI, PPK, Ekstrakurikuler, dan sekolah Adiwiyata.
Nilai lebih stand baru-baru ini dibandingkan dengan tahun kemarin adalah disediakannya makanan dan minuman tradisional khas daerah sekolah. Pada kesempatan itu, SMPN 1 Cililin (Sacil) menyediakan wajit dengan bungkus mini. Di sisi lain, SMPN 3 Cipeundeuy menyediakan kalua papaya yang diberi nama puruy gedang dan minuman wedang aren dengan bahan dasar dari gula merah. Tidak kalah dengan yang lain, SMPN 1 Gununghalu, menyediakan aneka umbi-umbian dan bajigur.
Sementara itu di stand PPK dan SPMI, SMPN 3 Parongpong dengan program PPK Berbasis Masyarakatnya, membuat para pengunjung berdecak kagum, dan mengundang penasaran mereka tentang kiat-kiat keberhasilan sekolah ini. Demikian pula dengan SMP 1 Darul Falah yang terpilih sebagai stand model SPMI terbaik Bandung Barat, dan telah menerobos prestasi di Jabar.
Sementara itu, peserta baru Expo tahun ini, SMP Daarut Tauhiid (DT) Boarding School tidak kalah dari sekolah lainnya dengan menampilkan aneka keunggulannya. Hal yang sangat menarik adalah diberikannya kesempatan kepada para pengunjung untuk menunggangi kuda DT. Salah satu yang menjajalnya adalah Dadang A. Sapardan, Kabid Pendidikan SMP Disdik.
Semua di atas adalah contoh kesemarakan Expo tahun ini. selain mendapatkan wawasan tentang keunggulan setiap sekolah, juga menikmati aneka makanan dan minuman tradisonal khas mereka.
Momen bertemakan ‘Dengan Bandung Barat ‘AKUR’ Membangun Pendidikan, Menyiapkan Generasi Abad 21’ tersebut, dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Aa Umbara Sutisna, Bupati Bandung Barat. Dengan menampilkan tarian, presentasi review buku dalam empat bahasa oleh siswa, readathon, serta paduan suara dari sekolah-sekolah andalan, termasuk tampil pula sajian Mars Literasi karya Dati Dahliana, Guru IPS SMPN 3 Ngamprah.
Diberikan juga penghargaan kepada 10 orang siswa peserta, guru perintis, dan kepala sekolah, untuk kategori terbanyak membaca buku. Mereka mendapatkan medali dan piagam yang langsung diserahkan oleh Bupati.
Sementara itu, piagam penghargaan diberikan juga untuk 10 sekolah inspiratif terbaik dan 37 sekolah lainnya. Begitupun untuk 30 stand yang telah berpartisipasi mendapatkan piagam yang langsung diberikan penyelenggara saat walking galery.
Akhirnya, pukul 13.00 hajat akbar tersebut berakhir. Peserta pameran merapihkan kembali standnya dan bersiap untuk kembali masing-masing sekolah. Semoga Pameran Pendidikan Bandung Barat tahun depan lebih seru lagi. Kegiatan TMBB bukan hanya kegiatan seremonial belaka, namun lebih dari pembentukan karakter generasi milenial yang kreatif, literat, tangguh menuju Bandung Barat ‘AKUR’-Aspiratif, Kreatif, Unggul, dan Religius, serta Lumpaaat-‘Lumampah mawa manfaat’. Bravo!
Oleh: N. Mimin Rukmini (Guru Bahasa Indonesia SMPN I Cililin)
Editor: Adhyatnika GU