Oleh: Diana Kusmawati, S.Pd
(SDN Babakan Cianjur)
Pada awal tahun 2013 penulis mulai bergabung dan mengabdikan diri sebagai guru honor di SD Negeri Babakan Cianjur. Tidak banyak yang penulis punya hanya keinginan untuk berbagi ilmu yang penulis dapatkan dari 2 perguruan tinggi swasta yang ada di Kota Bandung dan Cimahi.
Pada tahun 1999 penulis lulus dari IGI LPKIG Bandung (Sekarang UNICOM Bandung, Jurusan Desain Grafis dan Publish), selama kurang lebih 3-4 tahun dan mendapatkan gelar Diploma 3 (D3). Kemudian, tahun 2010 penulis melanjutkan studi penulis di STKIP SILIWANGI Bandung (Sekarang IKIP SILIWANGI) selama kurang lebih dua tahun dan mendapatkan gelar S1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia.
Pada awal tahun tersebut penulis ditugaskan oleh Kepala Sekolah yang bernama Suryanto Surya Angkasa., S.Pd., di SDN Babakan Cianjur Kecamatan Ngamprah, Kab, Bandung Barat, sebagai Tenaga perpustakaan dan membantu administrasi kepala sekolah.
Kemudian tak berselang lama penulis kemudian ditugaskan untuk membantu memegang kelas 2. sebagai pengalaman pertama penulis menjadi pendidik.
Banyak sekali ilmu yang penulis dapat baik dari kepala sekolah, maupun rekan-rekan sejawat di sekolah ini.Tahun berganti tahun banyak sekali ilmu yang tidak penulis dapat dari bangku kuliah dulu.
Sekitar dua tahun penulis menjadi wali kelas dan mendampingi anak didik di kelas 2. Selanjutnya, kepala sekolah memberikan tugas untuk memimpin pembelajaran pada peserta didik kelas 5. Dari sana penulis mulai menikmati peran penulis sebagai pendidik dengan segala liku-liku dan keberagaman karakter peserta didik setiap tahunnya.
Memang betul, hal yang penulis alami dan penulis rasakan, bahwa setiap peserta didik itu adalah pribadi yang unik. Dan pada dasarnya bahwa konsep-konsep pendidikan itu mengutamakan cinta dan kasih penulisng. Mendidik sebagaimana dilakukan oleh orang tua atau bapak dan Ibu kepada anak-anaknya sendiri.
Selama proses pembelajaran, guru tanpa sadar menjadi panutan bagi siswa baik dari kata maupun perbuatan. Oleh karena itu pendidik selain menguasai pengetahuan, guru juga harus mempunya pribadi yang dapat dicontoh. Hal ini sejalan dengan salah tiga konsep yang dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.
Penulis selalu kagum terhadap guru-guru penulis, baik guru di SD, SMP, maupun SMA. Mereka adalah inspirasi penulis dalam menjalani dan berbagi ilmu terhadap anak didik penulis selama ini.
Penulis ingin seperti mereka yang tanpa lelah membimbing, mengarahkan, mendidik, dan membagikan ilmu yang sangat, sangat, sangat bermanfaat dan membekas di hati dan benak penulis. Sedikit banyak dari merekalah penulis terinspirasi dan menjadikan gambaran atas apa yang harus penulis lakukan terhadap anak didik penulis dalam memberikan dan berbagi ilmu sekarang ini.
Pada akhir Tahun 2019, penulis bertemu seorang teman kuliah di STKIP SILIWANGI, lewat media sosial, beliau adalah rekan seperjuangan Guru Honor. Begitu banyak obrolan yang kami curahkan, setelah bertahun-tahun tidak berjumpa. Sampai akhirnya beliau bercerita tentang awal mulanya beliau terjaring PPG dari sekolah tempat beliau mengajar.
Penulis sangat tertarik dan berkeinginan untuk mengikuti jejak beliau mengikuti pretest PPG. Beliau menyarankan agar menghubungi LPMP Jawa Barat, yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat penulis mengajar.
Akhirnya, suatu hari penulis mengajak rekan satu sekolah untuk mendatangi LPMP dan mencari informasi berkaitan dengan perekrutan PPG untuk guru SD. Penulis beralasan bahwa sudah seharusnya mendapatkan kesempatan untuk PPG, karena rekan penulis yang sudah berkesempatan dan menjalankan PPG pada tahun itu.
Berbekal informasi yang cukup penulis menemui pihak LPMP, dan dengan penjelasan yang lumayan panjang, sehingga membuat penulis semakin menggebu-gebu untuk memperjuangkan bahwa penulis penulis sudah layak untuk terpanggil dan menjalankan PPG. Inti dari pertemuan penulis dengan pihak LPMP bahwa untuk sekarang ini pemanggilan mahasiswa PPG adalah melalui sistem dari SIM PKB. Sejak saat itu penulis mulai rajin membuka aplikasi SIM PKB.
Masa Pandemi mulai menghantui pada masa itu. Di benak penulis yang ada hanya niat untuk terpanggil menjalankan pretest PPG. Pada masa Pandemi itu, penulis sering sekali mengikuti perkembangan informasi dari Aplikasi SIM PKB.
Penulis mengikuti banyak sekali pelatihan-pelatihan maupun webinar-webinar yang diselenggarakan melalui moda daring baik yang diselenggarakan oleh Kementrian melalui SIM PKB, maupun dari media sosial (whatsapp, telegram, instagram dll) lainnya, hampir 15-20 sertifikat pelatihan yang penulis dapatkan pada saat itu.
Hingga akhirnya dari Aplikasi SIM PKB ada program baru dari Kementerian Pendidikan dengan nama Program Sekolah Penggerak dan Program Guru Penggerak. Kemudian, penulis berkonsultasi bersama kepala sekolah SD Negeri Babakan Cianjur, ibu Dra. Rita Rosita Fadillah., M.M.Pd., tentang program tersebut.
Ibu Kepala sekolah sangat menyambut baik atas Program-program tersebut, penulis mengutarakan maksud untuk mendaftarkan sekolah kami menjadi sekolah penggerak, dan meminta ijin untuk mengikuti program Guru Penggerak ini.
Karena satu dan lain hal sekolah kami tidak dapat mengikuti program Sekolah Penggerak. Alhamdulillah bersama rekan penulis mendapatkan restu untuk mengikuti Program Guru Penggerak. Walaupun pada awalnya maksud dan tujuan dari Program Guru Penggerak ini belum sepenuhnya penulis pahami dengan baik, hanya niat ingin mengikuti program-program yang diadakan oleh kementrian saja.
Puji syukur yang tak terhingga penulis ucapkan tak henti-hentinya, berkat dorongan do’a, dan motivasi dari semua rekan-rekan terdekat, keluarga, suami, anak, dan semua rekan-rekan seperjuangan di P3K kecamatan Ngamprah, Kab. Bandung Barat.
Penulis telusuri nama-nama peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat, dari kecamatan Ngamprah., siapa tahu rekan-rekan terdekat penulis lolos juga. ternyata muncul nama-nama Peserta yang cukup asing bagi penulis. hanya beberapa peserta saja yang namanya cukup familiar bagi penulis.
Akhirnya sampai juga ke acara pembukaan Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat. Acara tersebut diawali dengan Lokakarya 0, dengan mengundang pengawas dan kepala sekolah dari masing-masing sekolah yang menggikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat.
Pada saat itu penulis didampingi oleh rekan senior yaitu bu Dedeh Rosidah., S.Pd dari SDN Babakan Cianjur. Karena Ibu Kepala sekolah berhalangan hadir pada saat itu.
Penulis takjub dan sedikit minder, karena hampir semua peserta satu kelompok dengan penulis adalah calon-calon kepala sekolah, sedangkan penulis hanya seorang guru honor yang mempunyai jam terbang saja baru seumur jagung.
Penulis sempat tidak percaya diri dan pesimis. Namun apa boleh di kata, hasil kelulusan menjadi peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat ini sudah di depan mata, penulis harus mempertanggungjawabkan semuanya.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, pembelajaran, lokakarya dan kolaborasi dengan rekan-rekan peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat, penulis lewati dengan begitu banyak pelajaran. Pembelajaran di kelas semakin semarak dengan mencoba hal-hal baru dan ilmu-ilmu yang penulis dapatkan dari Pendidikan Calon Guru Penggerak ini.
Dukungan dari berbagai pihak terutama dari peserta didik dan lingkungan sekolah di SDN Babakan Cianjur membuat penulis semakin bersemangat dalam menyelesaikan Program Guru Penggerak ini,
Berbekal ilmu yang penulis dapat penulis mulai membuat program yang penulis terapkan di kelas penulis waktu itu yaitu “One Day One Coin” (ODOC) . Program ini adalah program membiasakan siswa menyisihkan uang jajan mereka sebesar seribu rupiah untuk keperluan mereka di akhir tahun pelajaran.
Tujuan dari program ini adalah membiasakan disiplin, hidup hemat sejak dini, belajar mandiri, dan belajar mengatur keuangan sendiri. Program tersebut disambut baik baik oleh peserta didik, orang tua siswa, rekan-rekan guru serta kepala sekolah. Alhamdulillah sampai hari ini program “One Day One Coin” (ODOC) masih tetap berjalan dengan baik.
Program lain yang penulis terapkan di kelas sampai saat ini adalah program literasi yang penulis beri nama “One Day One Paragraph” (ODOP). Program ini adalah pembiasaan menulis peserta didik dengan menuangkan ide dan gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan. Juga program-program yang diterapkan di sekolah adalah “SI MPOK” ( Simpan, Pilah, Olah dan Kurangi), merupakan program yang berbasis pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, memilah, mengolah dan mengurangi sampah plastik serta menjadikan sampah dapat didaur ulang dan memanfaatkan barang-barang bekas menjadi berguna kembali.
Terlepas dari itu, semua yang sudah penulis dapatkan dari Program Pendidikan Calon Guru Penggerak dan penerapannya dalam pembelajaran di kelas maupun program-program yang sudah dilakukan di sekolah, penulis menyadari bahwa semua masih membutuhkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis masih perlu banyak belajar dan belajar lagi untuk memaksimalkan potensi yang ada, terutama di lingkungan sekolah SDN Babakan Cianjur Kecamatan Ngamprah Kab. Bandung Barat.
Niat awal penulis untuk terjaring Program PPG, namun ternyata Allah berkehendak lain dan akhirnya penulis menjalani Pendidikan Guru Penggerak.
Semoga apa yang penulis niatkan dalam hati bisa berbuah manis dan bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi lingkungan sekitar tempat penulis berbagi ilmu. Bersyukur, jalani, dan nikmati prosesnya.***
Penulis
Diana Kusmawati, S.Pd. lahir pada tanggal 03 Mei 1976 di Bandung. Tinggal di Desa Cimareme Kecamatan Ngamprah KBB. Guru Kelas di SDN Babakan Cianjur dari Tahun 2013 sampai sekarang. Guru Mapel Bahasa Indonesia dan Multimedia dari Tahun 2014-2016 di SMK Penusa Kab. Bandung Barat, Guru Mapel Pkwu dan Bahasa Indonesia dari tahun 2017-2021 di SMK Tutwuri Handayani Cimahi. Sekretaris FHD (Forum Honor Daerah) Kecamatan Ngamprah. Email: budii0305@gmail.com, YoutubeChanel: Diana Kusmawati, IG : Diana Kusmawati Facebook : Diana Kusmawati
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun