Oleh: Dewi Rustiani Agustin, S. Pd.
(SDN Cadasmulya Padalarang)
Kemampuan mengemukakan pendapat dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran di dalam kelas, diantaranya melalui diskusi kelompok karena dalam diskusi kelompok, siswa dituntut untuk mampu mengemukakan pendapat.
Dengan kemampuan mengemukakan pendapat. Siswa akan berani mengambil resiko, berani bertanggung jawab, memiliki kepercayaan diri, mampu memecahkan masalah.
Tidak semua anak mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik. Saat diminta berkomentar tentang sesuatu, ada anak yang bisa dengan lancar mengemukakan pendapatnya, tapi ada pula yang terbata-bata.
Bahkan, bisa jadi ia hanya mengeluarkan satu dua kata kemudian diam seribu basa. Padahal kemampuan mengemukakan pendapat pada anak perlu ditumbuhkan karena mempengaruhi kemampuannya bersosialisasi, sehingga mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Menurut Parera (1987:185) bahwa mengemukakan pendapat adalah kemampuan mengutarakan pendapat mempergunakan bahasa dengan baik, tepat dan seksama dan kemampuan mengutarakan pendapat secara analitis, logis, dan kreatif.
Kemampuan mengemukakan pendapat mempunyai istilah lain yaitu asertivitas. Pengertian asertivitas atau kemampuan mengemukakan pendapat di paparkan oleh Stefan Sikone (2007) dalam http://id.shvoong.com, menguraikan bahwa:
Asertivitas merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengemukakan pendapat, saran, dan keinginan yang dimiliknya secara langsung, jujur dan terbuka pada orang lain. Orang yang memiliki sikap asertif adalah orang yang memiliki keberanian untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya, serta tidak menolak permintaan-permintaan yang tidak beralasan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa kemampuan mengemukakan pendapat adalah keinginan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu berdasarkan pengetahuan dan pemikiran yang dimilikinya.
Lahirnya kemampuan mengemukakan pendapat disebabkan karena adanya sesuatu yang tidak sepaham atau sepemikiran dengan apa yang ada dalam dirinya. Kemampuan mengemukakan pendapat dapat melatih siswa untuk menjadi pribadi yang berani tanpa harus menerima akan sesuatu baik itu benar atau salah.
Siswa mampu menolak atau menyanggah tentang apa yang ia dapatkan apabila tidak sama dengan apa yang ia pikirkan. Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapatnya melalui cara-cara yang baik dan bertanggung jawab agar tidak meninggalkan kesan buruk bagi orang lain.
Ada keuntungan yang dapat diraih bila anak mampu atau terbiasa mengemukakan pendapatnya dengan baik. Salah satunya orang tua dapat melakukan evaluasi terhadap suatu kegiatan lewat pendapat yang dikemukakan anak.
Sebaliknya, bila anak tidak mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik, maka dampak yang mungkin timbul, diantaranya anak menjadi pendiam atau tertekan, berkurangnya rasa percaya diri, dan anak tidak bisa menjadi katalis perubahan.
Tujuan
Aksi nyata ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya sebagai perwujudan dari penanaman keberanian diri siswa.
Sementara itu, Metodelogi yang digunakan dalam pembuatan aksi nyata ini penulis menerapkan pradigma Inkuiri Apresiatif (IA) dengan tahapan “BAGJA”.
Tahap Buat Pertanyaan
Dalam tahap ini penulis membuat persiapan berupa membuat pertanyaan panduan untuk memulai melakukan aksi nyata, yaitu : Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpendapat siswa?
Tahap Ambil Pelajaran
Pada tahap ini penulis awalnya memberi motivasi kepada siswa tentang manfaat dari berani mengeluarkan pendapat. Mencari tahu dan mencatat bagaimana mengelola kelas dalam suatu kegiatan untuk menumbuhkan sikap berani mengemukakan pendapat bagi siswa.
Kemudian, penulis mengidentifikasi keterampilan apa yang harus dimiliki penulis dalam menumbuhkan sikap berani mengemukakan pendapat bagi siswa.
Selanjutnya, penulis menggali pengalaman keberhasilan dari siswa yang telah berani mengemukakan pendapatnya. Menceritakan kepada siswa perubahan yang baik yang terjadi pada siswa yang telah berani mengemukakan pendapatnya.
Tahap Gali Mimpi
Pada tahap ini penulis memulai membuat skema model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa, yaitu dengan berdiskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, dimana adanya pembagian peran disaat presentasi, yaitu ada siswa yang menjadi moderator, pemateri dan penjawab soal dari teman kelompok lain.
Penulis juga menugaskan kepada siswa untuk membuatpohon impian yang berisi cita-cita dan alasan mengapa memilih cita-cita tersebut dan dikemukakan di depan kelas.
Selanjutnya, menjadikan kelas adalah milik bersama, meyakinkan kepada siswa bahwa berani itu seru, mencoba mengatur dan mengkondisikan kelas, mempraktikkan kebiasaan-kebiasaan tersebut secara kontinyu, menghidupkan suasanakelas yang menyenangkan, dan membangun komunikasi multi arah.
Tahap Jabarkan Rencana
Di tahap ini penulis membuat skema model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa, yaitu dengan berdiskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, dimana adanya pembagian peran disaat presentasi, yaitu ada siswa yang menjadi moderator, pemateri dan penjawab soal dari teman kelompok lain.
Penulis juga menugaskan kepada siswa untuk membuatpohon impian yang berisi cita-cita dan alasan mengapa memilih cita-cita tersebut dan dikemukakan di depan kelas. Melakukan aktivitas tanya jawab dan diskusi serta adanya penghargaan bagi siswa yang telah berani mengemukakan pendapatnya.
Tahap Atur Eksekusi
Penulis mengajak rekan guru lain untuk membiasakan siswa mengemukakan pendapatnya disetiap kelas, sering melakukan komunikasi dengan siswa di luar kelas untuk menumbuhkan sikap simpati dan empati, meminta siswa lain untuk saling mendukung agar sama-sama berkembang.
Kemudian, menyiapkan wadah atau tempat menyampaikan pendapat secarabebas di sekolah seperti forum diskusi, meminta teman sejawat menjadi observer, membuat pohon impian dan mengemukakannya di depan kelas kemudian di pajang di kelas.
Hasil Dari Aksi Nyata
Hasil dari penerapan aksi nyata ini siswa sebagian besar sudah berani untuk mengemukakan pendapatnya baik di dalam kelas maupun saat mereka melihat dan mengamati sesuatu yang terjadi.
Perubahan adalah suatu proses menuju sebuah keberhasilan. Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dilihat dari banyak siswa yang sudah berani mengemukaan pendapatnya baik dalam pembelajaran di klas maupun dalam keseharian saat siswa tersebut melihat dan mengamati suatu peristiwa.
Penulis tidak memungkiri bahwa salam suatu usaha yang dilakukan terdapat halangan dan rintangan yang ada. Hal ini adalah wajar, merubah sesuatu tidaklah seperti membalikkan telapak tangan.
Diperlukan waktu, kesabaran, keyakinan, kontinuitas, serta jiwa pantang menyerah dalam mewujudkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
Setelah melakukan refleksi, penulis melakukan perbaikan untuk ke depannya, yaitu membiasakan untuk membuka forum diskusi dan tanya jawab saat proses pembelajaran, sehingga siswa akan berani mengemukakan pendapatnya.***
Penulis : Dewi Rustiani Agustin, S. Pd, lahir di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 1986, bertempat tinggal di Perum Bumi Cempaka Asri Campaka Mekar Padalarang. Guru kelas di SDN Cadasmulya. Memulai karir sebagai PNS guru sejak 1 Januari 2010. CGP Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat. Email: dewirust1886@gmail.com. Fb: Dewi Rustiani. Ig: Dewi Rustiani. Youtube : Dewi Rustiani Agustin (tanpafoto)
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun
Mantap Bu .semoga murid2kita menjadi lebih berani.semangat terus Bu 💪💪💪🙏🙏