Oleh: Rejeb, S.Pd
(SMPN 2 Cikalongwetan)
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hadjar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.
Hal-hal positif pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang dapat diterapkan dikelas atau disekolah berupa budi pekerti. Mengutip dari https://www.saturadar.com/2019/10/Pengertian-Budi-Pekerti.html?m=1 Budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau perilaku seseorang.
Sedangkan menurut KBBI , Budi Pekerti adalah tingkah laku, akhlak, perangai atau watak. Penerapan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari memberi pengaruh positif bagi lingkungan.
Ketika setiap individu menunjukkan perilaku baik maka orang lain juga akan menilai orang tersebut sebagai orang baik. Perilaku baik bisa ditunjukkan melalui pembiasaan yang baik, misalnya menanamkan nilai moral sejak dini pada kaum muda, meningkatkan sumber daya manusia dengan watak yang mulia dan meningkatkan kesadaran remaja mengenai karakter yang positif.
Adapun ciri-ciri orang yang berbudi pekerti salah satunya adalah Beriman. Sebab orang yang memiliki budi pekerti pada umumnya menunjukkan sebuah bukti ketaatannya terhadap ajaran dari yang Maha Esa.
Ketaatan dan keyakinan tersebut akan menjadi sebuah pilar yang menguatkan kepatuhan seseorang terhadap aturan yang ada. Baik aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat, maupun aturan dari agama, seperti melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Hal tersebut di manifestasikan dengan taat beribadah dan berperilaku sesuai dengan norma agama yang mendukung terwujudnya profil pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,
Ciri profil pelajar Pancasila yang Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia yaitu (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
Implementasi Profil Pelajar Pancasila
Dalam implementasi mewujudkan profil pelajar Pacasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan beraklak mulia, maka penulis sebagai guru penggerak yang sekaligus diberikan amanah sebagai Wakasek Kurikulum di SMPN 2 Cikalongwetan memprogramkan kegiatan kerohanian secara terjadwal.
Pelaksanaan kegiatan kerohanian dilakukan tiap hari jumat pada jam ke-1 (07.00 -07.40). Kepala Sekolah menfasilitasi dan mengeluarkan SK penugasan guru kerahanian akan selalu memberikan pengawasan terhadap terlaksanaya kegiatan kerohanian.
Guru PAI sebagai koordinator terlaksananya kegiatan kerohanian bertugas mempersiapkan materi dan panduan pelaksanaannya. Wakasek Kesiswaan akan selalu mengkondisikan ketertiban dan kedisiplinan siswa sehingga kegiatan bisa dilaksanakan tepat waktu sesuai jadwal yang sudah di tentukan. Sedangkan Wakasek Sarana Prasarana berperan untuk menyediakan dan mempersiapkan tempat dan peralatan yang mendukung kelancaran terlaksananya kegiatan ini.
Siswa sebagai subyek yang akan menerima materi kerohanian dan orang tua diharapkan memberikan support dan motivasi terhadap putra-putrinya. Sinergisitas, potensi, keteladanan dan kolaborasi seluruh warga sekolah sangat menentukan keberhasilan dan tercapainya tujuan program kerohanian Tahun Pelajaran 2022/2023.
Tujuan program kegiatan kerohanian di SMPN 2 Cikalongwetan yaitu membimbing siswa untuk memperoleh penguatan Profil Pelajar Pancasila beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Pelaksanaan kegiatan kerohanian yang dilaksanakan secara rutin di hari jumat dilakukan di dalam kelas pada minggu pertama yang di bimbing oleh guru kerohanian yang sudah ditugaskan. Dan pada minggu kedua di laksanakan di lapang. Dan terus dilaksanakan secara bergantian stiap seminggu sekali di kelas dan minggu berikutnya di lapang.
Adapun materi yang disampaikan saat di dalam kelas kepada siswa disetiap tingkat berbeda-beda sesuai silabus yang telah di sepakati dan di susun. Materi tersebut antara lain:
- Kelas 7 semester pertama tentang bacaan dan praktek sholat wajib,
- Kelas 7 semester kedua tentang bacaan Iqro 1, 2 dan 3,
- Kelas 8 semester pertama tentang bacaan Iqro 4, 5 dan 6,
- Kelas 8 semester kedua tentang hafalan surat Alquran juz 30 Surat ke-87 s.d. Surat ke-114,
- Kelas 9 semester pertama tentang tajwid,
- Kelas 9 semester kedua tentang bacaan dan praktek sholat Jenazah.
Materi kerohanian yang disampaikan kepada siswa dapat dipahami , diterapkan dan dipraktekkan oleh siswa dalam aktivitas sehari-hari apabila pemateri kerohanian menyampaikan materi dan membimbing secara rutin, sungguh-sungguh, penuh tanggung jawab dan selalu melakukan pemantauan kepada siswa tentang perkembangan serta praktek pelaksanaannnya.
Hal tersebut tentunya tidak akan lepas dari keteladanan seluruh warga sekolah, stake holder dan orang tua yang ada di keluarga.
Apabila ada siswa di kelas yang sudah lancar dengan materi yang di sajikan karena aktif mengaji di luar sekolah atau pesantren maka siswa tersebut di jadikan sebagai tutor sebaya sehingga dapat membantu teman-teman di kelasnya untuk lebih lancar dalam memahami dan mengimplementasikannya.
Dengan penerapan Tutor sebaya ini siswa diharapkan lebih leluasa dalam mempelajari materi kerohanian karena selain dilaksanakan saat jam kegiatan yang sudah di jadwalkan juga dapat belajar diluar jadwal bersama temannya.
Alasan diberikan materi kerohanian adalah karena berdasarkan analisa data yang diperoleh melalui pertanyaan langsung terhadap siswa pada setiap awal tahun pelajaran baru ternyata masih banyak siswa yang belum lancar bacaan sholat wajib yang menyebabkan pelaksanaan sholat lima waktu juga masih pada di tinggalkan.
Begitupun tentang kelancaran baca tulis Al-Quran , ternyata masih ada beberapa siswa yang belum bisa baca Al-Quran. Sehingga siswa difasilitasi untuk lancar baca Iqro 1-6. Setelah lancar baca Al-Quran tentunya di harapkan hafal bacaan Al-Quran surat ke-87 s.d. ke-114 sehingga dapat digunakan pada pelaksanaan sholat lima waktu.
Agar bacaan Al-Quran tepat dan benar maka materi Tajwid juga disampaikan dan karena mensholatkan jenazah hukumnya Fardhu Kifayah (Jika sudah ada satu orang saja dari penduduk desa atau kampung tersebut maka gugurlah kewajiban yang lain), oleh sebab itu setelah lulus dari SMPN 2 Cikalongwetan diharapkan sudah memiliki bekal tentang bacaan dan praktek salat jenazah agar dapat di implementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan materi kerohanian saat kegiatan dilapang adalah untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki siswa di setiap kelas melalui penampilan kegiatan religiusitas dihadapan warga sekolah. Penampilan kegiatan religiusitas ini dilaksanakan secara bergantian oleh setiap kelas sesuai jadwal yang telah disepakati.
Adapun penampilan siswa disetiap kelas yang dilaksanakan secara bergilir dalam kegiatan kerohanian di lapang ini adalah siswa mampu memimpin kegiatan pengajian dengan petugas dan susunan acara disiapkan oleh siswa dengan bimbingan wali kelas dan guru kerohanian.
Kelas yang ditugaskan melakukan pembagian tugas dan peran sebagai :
- Protokol yang bertugas menyiapkan , mengkoordinasikan, mendokumentasikan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan kerohanian di kelasnya dengan bimbingan guru,
- MC yang bertugas memandu acara yang akan dilaksanakan dan memimpin kelancaran pelaksanaan kegiatan yang sedang berlangsung.
- Pembaca Al-Quran dan Tilawahnya.
- Pembaca Sholawat Nabi.
- Penceramah yang bertugas menyampaikan materi keagamaan dengan tema yang ditentukan berdasarkan kesepakatan kelas dan pembimbing.
- Marawis dan Tim Nasyidariah.
- Pemimpin doa yang bertugas memimpin berdoa saat kegiatan akan diakhiri.
Dengan adanya pembagian tugas kerohanian dilapang yang dilaksanakan secara bergantian diharapkan dapat mengeksplor dan mengaktualisasikan potensi, bakat dan minat siswa SMPN 2 Cikalongwetan dalam penanaman dan menumbuhkembangkan karakter posistif sejak dini, sehingga perwujudan profil pelajar pancasila dapat terfasilitasi.
Dari pelaksanaan kegiatan kerohanian di SMPN 2 Cikalongwetan ini, siswa Nampak lebih semangat dalam mengikuti kegiatan. Bahkan peningkatan siswa yang melaksanakan salat 5 waktu dapat dipantau dan ternyata saat masuk kegiatan pembelajaran apabila terus di ingatkan dan ditanya sudah ada penambahan jumlah siswa yang lebih banyak lagi dalam melaksanakan kegiatan sholat 5 waktu setiap harinya.
Begitupun dalam membaca Al-quran juga sudah ada peningkatan. Sedangkan untuk bacaan dan praktek sholat jenazah masih terus perlu ditlateni dalam bimbingannya.
Untuk pelaksanaan kegiatan kerohanian di lapang perlu bimbingan ekstra dari wali kelas dan Pembina kerohanian. Sebab masih banyak siswa yang enggan dan belum siap untuk menjadi petugas.
Karena masih banyah hal-hal yang perlu ditingkatkan maka pelaksanaan kegiatan kerohanian ini selalu diadakan refleksi dan evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan minggu berikutnya.
Siswa yang sudah punya bekal dan potensi yang cukup baik nampak senang sekali dalam mengikuti kegiatan kerohanian ini karena kemampuannya bisa lebih terasah dan memiliki ruang untuk mengaktualisasikannya. Sehingga merdeka belajar juga dirasakan siswa dalam kegiatan ini.
Sementara siswa yang masih belum mampu menguasai materi yang diperoleh terus diberikan kesempatan untuk belajar dan belajar tanpa batas waktu bersama teman-teman tutor sebayanya di luar jadwal kerohanian dengan pantauan dan arahan guru kerohanian.
Program rutin kegiatan kerohanian tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, dengan harapan akan menjadi budaya positif pada diri siswaserta dapat menumbuhkan motivasi instrinstik untuk melakukan kegiatan keagamaan sebagai sebuah komitmen diri melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya tanpa merasa ada paksaan dari pihak luar.
Demikian pelaksanaan kegiatan kerohanian di SMPN 2 Cikalongwetan dalam rangka membekali siswa untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari guna mewujudkan profil pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia penulis sampaikan.
Penulis
Rejeb, lahir pada tanggal 07 Agustus 1974 di Bantul. Cita-cita dari SD adalah menjadi guru yang dapat memberikan pelayanan prima pada peserta didik. Lulus dari IKIP Yogyakarta pada Tahun 1998 Fakultas MIPA Jurdik Fisika. Alamat tempat tinggal Kp. Sirnagalih Cikalong Cikalongwetan Bandung Barat Jawa Barat. Penulis adalah Guru IPA di SMPN 2 Cikalongwetan sejak tahun 1999. Pengalaman penulis selama 23 Tahun menjadi guru antara lain diberikan tugas tambahan sebagai Wakasek Kurikulum sampai sekarang, pernah diberi tugas tambahan sebagai Koordinator lab. IPA, Pembina PMR, Pembina Aktualisasi Pramuka,Pembina Osis dan wakasek kesiswaan. Sedangkan pengalaman berorganisasi yang pernah dilakukan adalah menjadi Pengurus MGMP IPA Kabupaten Bandung Barat sebagai Bendahara, Pengurus MGMP IPA Gugus / Sub Rayon 03 sebagai Ketua, Pengurus Ranting PGRI SMPN 2 Cikalongwetan sebagai Bendahara.
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun