BANDUNG BARAT.-(NEWSROOM). Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat dalam upayanya menyikapi dan mendukung kebijakan Pemerintah yang menerapkan swakarantina sebagai akibat semakin masiv-nya Covid-19 (Corona) akhir-akhir ini, secara intensif terus meningkatkan kualitas pelayanan bidang pendidikan kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar kondusivitas dan keberlangsungan proses belajar mengajar di sekolah terus terjaga.
Kepala Bidang Pendidikan SMP Disdik KBB, Dadang A. Sapardan, mengungkapkan bahwa tujuan utama penerapan swakarantina di lingkungan satuan pendidikan adalah meminimalisasi penyebaran virus corona kepada warga sekolah, termasuk siswa. Namun demikian, pihaknya menegaskan bahwa proses belajar mengajar harus terus berlangsung dengan mengindahkan sejumlah rambu-rambu yang patut dipatuhi semua sekolah dalam pelaksanaannya.
Lebih jauh disampaikan Dadang, hal-hal yang harus menjadi perhatian sekolah dalam menjaga kondusivitas pembelajaran, selain memberikan materi berkaitan dengan pembelajaran, juga harus mengedepankan keselamatan dan kesehatan mental serta fisik siswa itu sendiri. Oleh karena itu, di saat social distancing dan physical distancing saat ini, meskipun secara teknis diserahkan kepada masing-masing guru, baik menggunakan media daring maupun luring, tetapi lebih ditekankan pada pembalajaran yang efektif, dan menyenangkan.
Ditambahkannya, fenomena yang terjadi di lapangan masih ditemukan bahwa masih terdapat guru dalam memberikan materinya cenderung pada penyampaian di ranah kognitif. Sehingga beban siswa menjadi semakin berat. Bahkan sejumlah temuan menunjukkan jam belajar siswa menjadi semakin bertambah, sangat berbanding terbalik pada saat belajar di sekolah yang secara jelas waktunya. Hal tersebut dapat mengakibatkan stressing belajar siswa semakin tinggi. Hal ini tidak bisa dibiarkan, mengingat salah satu penyebab indikasi sebaran virus mematikan di atas di antaranya adalah kondisi mental seseorang. Stress adalah salah satunya.
“Mencermati belajar di rumah yang dilakukan siswa, kelihatannya lebih cenderung pada pemberian tugas dengan lebih berat pada ranah kognitif yang tidak menutup kemungkinan akan menambah beban mereka. Karena itu, penugasan yang diberikan ada baiknya diberikan dalam ranah di luar kognitif, yaitu ranah sikap dan psikomotor,” ungkap Dadang kepada Newsroom (25/03/20).
Dadang menandaskan bahwa solusi tepat dalam menyikapi permasalahan di atas adalah dengan lebih menekankan pada penguatan pendidikan karakter. Menurutnya, pembelajaran ini akan lebih bermakna bagi siswa. Selain memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka untuk menggali informasi tentang materi pembelajaran, juga dapat membiasakan mereka untuk lebih memahami makna keluarga. Salah satu di antaranya adalah dengan menganjurkan kepada mereka untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan olahraga yang teratur, membantu pekerjaan orang tua, menjaga kebersihan di lingkungan rumah. Dokumentasi kegiatannya dapat dikirim melalui media daring kepada guru.
“Penugasan bisa diarahkan pada penguatan pendidikan karakter, semisal selama dua jam pelajaran membersihkan rumah dan sekitarnya, membantu ibunya memasak, dan lain-lain. Prosesnya didokumentasikan dan dikirim lewat media daring,” tandasnya.***
Berita/Foto: Adhyatnika GU (SMPN 1 Cililin/Newsroom)
Sumber Berita: Dadang A. Sapardan (Kabid Pend. SMP Disdik KBB)