Cikalongwetan-(Newsroom). SMPN 4 Cikalongwetan Kab. Bandung Barat berhasil menyelenggarakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara mandiri. Kegiatan yang diikuti 90 siswa kelas 7 dan kelas 8 tersebut, dilaksanakan selama empat hari, Senin-Kamis (4-7/10/21).
Kepala SMPN 4 Cikalongwetan, Asep Gunawan, menyampaikan kegiatan di atas merupakan salah satu bentuk dukungan atas digulirkannya ANBK oleh pemerintah. Terlebih saat ini sekolah yang dipimpinnya merupakan peserta program sekolah penggerak (PSP), sehingga siswa kelas 7 diikutsertakan sesuai yang telah dipersyaratkan program tersebut.
“ANBK yang diselenggarakan kami merupakan satu bentuk dukungan atas kebijakan pemerintah di bidang asesmen. Selain itu, sebagai salah satu peserta program sekolah penggerak, kami mengikutsertakan siswa kelas 7 sebagai peserta. Hal ini sesuai dengan yang telah dipersyaratkan program sekolah penggerak,” ujarnya.
Lebih jauh diungkapkan, pihaknya mengapresiasi upaya tim sekolah penggerak yang telah berupaya menyelenggarakan ANBK secara mandiri. Menurutnya, hal ini mengingat keterbatasan sarana pendukung asesmen yang dimiliki sekolah telah berhasil di atas oleh tim. Sehingga pada pelaksanaan kegiatan tersebut sangat mempermudah siswa mengikutinya tanpa kendala berarti.
Sementara itu, Endang wahyu widiasari, Wakasek kurikulum, mengungkapkan rasa syukur atas berhasilnya sekolah menyelenggarakan ANBK secara mandiri, setelah dua tahun sebelumnya sekolah harus menumpang di SMAN Cikalongwetan.
“Puji dan syukur tak henti-hentinya kami ucapkan atas keterlaksanaan ANBK secara mandiri di tahun ini. Jauh-jauh hari kami persiapkan semua keperluan ANBK, agar bisa dilaksanakan secara mandiri. Kami begitu ingin melaksanakan kegiatan ANBK secara mandiri, mengingat dua tahun lalu kami melaksanakan UNBK dengan menumpang di SMA Negeri Cikalongwetan,” ungkapnya.
Ditambahkannya, pihaknya selalu ingat akan perjuangan panitia dan seiswa yang harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan biaya transportasi ke lokasi sekolah induk penyelenggara asesmen yang sangat mahal. Menurutnya, berhasilnya sekolah secara mandiri menyelenggarakan kegiatan ANBK merupakan salah satu upaya pelayanan pendidikan kepada orang tua dan masyarakat.
“Selalu teringat membawa anak-anak dengan naik truk di bawah guyuran hujan yang sangat deras. Belum lagi transportasi yang mahal. Untuk pulang pergi saja satu anak perlu 50.000 rupiah, belum lagi biaya lain yang harus dikeluarkan oleh sekolah. Dengan melaksanakan ANBK secara mandiri, ini juga sebagai salah satu upaya pelayanan kepada siswa dan masyarakat dan orang tua siswa,” imbuhnya.
Di sisi lain, Jajang Abdurhaman, Wakasek bidang sarana dan prasarana, menyampaikan hal yang luar biasa bagi sekolah saat dapat menyelenggarakan ANBK secara mandiri. Menurutnya, hal tersebut tidak lepas dari upaya sekolah dalam mencari solusi terbaik sebelumnya. Hal ini juga karena keberhasilan sekolah menjalin kerja sama dengan pihak Telkom dan pemanfaatan salah satu bantuan pemerintah sebelumnya.
“Bagi kami bisa melaksanakan kegiatan ANBK secara mandiri merupakan suatu hal yang luar biasa, di tengah sulitnya jaringan internet dan juga ketersedian sarana yang kurang memadai. Akan tetapi semua masalah kami cari jalan keluarnya. Salah satunya kerjasama dengan pihak telkom untuk pengadaan jaringan internet. Sementara untuk pengadaan komputer kami sisihkan dari bantuan pemerintah melalui BOS Afirmasi dan Kinerja. Alhamdulillah karena sekolah kami sekolah penggerak mendapatkan bantuan BOS Afirmasi dan Kinerja. Selain itu juga kami bekerjasama dengan sekolah lain untuk meminjam komputer agar bisa mencukupi kebutuhan peserta ANBK,” sampainya.
Di lain pihak, Asep Burhanudin, Proktor ANBK, mengatakan dari tiga sesi penyelengaraan kegiatan selalu menemui kendala. Namun, hal ini dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak.
Senada dengan Arifin Hidayat selaku teknisi ANBK yang menamhkan bahwa walaupun secara sarana pendudung belum optimal, namun hal ini merupakan komitmen sekolah dalam upaya meningkatkan pelayanan pendidikan kepada siswa peserta ANBK
“Kegiatan ANBK dilaksanakan selama empat hari. Setiap hari dibagi menjadi tiga sesi, dari mulai pukul 08.00 sampai dengan 15.00 WIB. Kendala-kendala di lapangan selalu ada, akan tetapi selama ini bisa kami atasi. Walaupun dengan sarana yang belum memadai, akan tetapi kami berupaya menberikan pelayanan terbaik bagi siswa dan juga tenaga pendidik yang ada di sekolah, semoga kedepannya sarana dan prasarana yang kami perlukan semakin memadai,” tandasnya.
Berita: Adhyatnika Geusan Ulun
Sumber Berita dan Foto: Endang Wahyu Widiasari, M.Pd (Wakasek Kurikulum SMPN 4 Cikalongwetan)