Deni Ramdani, M.Pd
(Kasubag Kepegawaian dan Umum Disperindag KBB)
Berawal dari iseng dalam memuat tulisan di perangkat Android melalui aplikasi colornote, kemudian tulisan tersebut dipublikasikan. Hal tersebut merupakan kebahagian tersendiri walaupun masih ada yang perlu untuk dikoreksi. Adanya koreksi tersebut sebagai motivasi diri untuk terus belajar dan belajar.
Mencurahkan perasaan, gagasan, dan pemikiran dalam tulisan merupakan bagian dari belajar, khususnya untuk penulis. Dari belajar, lahirlah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar juga merupakan sesuatu yang dilakukan untuk menguasai hal tertentu, yang diperkuat melalui latihan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Melaksanakan proses belajar ilmu pengetahuan, banyak model, banyak metode, banyak teknik, dan strategi dalam pembelajaran, tergantung dari maksud dan tujuan seseorang belajar.
Edukasi syariat bagian dari ilmu pendidikan agama. Menurut para ahli, edukasi ialah proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri pada peserta didik dalam mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik. Tujuannya guna mengembangkan kepribadian, kecerdasan, dan mendidik para peserta didik untuk memiliki akhlak mulia, mampu mengendalikan diri, dan memiliki keterampilan. Edukasi dimulai dari anak masih bayi dan berlangsung seumur hidupnya.
Syariat adalah perintah Allah berikut penerapannya. Syariat menurut etimologi adalah cabang ilmu yang mempelajari asal-usul suatu kata. Menurut bahasa Arab, sayriat mengandung arti jalan yang lurus. Menurut terminologi, syariat dapat diartikan sebagai suatu sistem atau aturan yang bisa jadi mengatur hubungan antara manusia dengan Allah atau hubungan manusia dengan manusia. Syariat dapat diaplikasikan secara langsung dalam keseharian sebagai proses pembelajaran menjalani kehidupan.
Syariat memiliki banyak arti, baik menurut etimologi maupun terminologi. Syariat dapat dimaknai salah satu di antaranya, terkait ketetapan dari Allah bagi hambanya. Bisa berupa larangan maupun perintah yang tertuang dalam hukum Islam, seperti wajib/fardhu, sunnah, makruh, mubah, dan haram.
Hal di atas berdasarkan Qs An-Nisā’ (4) ayat 69: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Dari ayat tersebut tersirat dalam hati penulis, ketika belajar ilmu pengetahuan dalam menempuh jalan untuk menuju Allah Swt bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, metode serta tahapan dalam spiritualnya. Salah satunya, bergaul serta berkumpul dengan teman-teman yang arif, yang bisa mengajak dalam bersikap bijak. Berkumpul dengan mereka akan memberikan pengetahuan luas tentang apa yang dipelajari, mengembangkan kepribadian menjadi lebih bermartabat, mengembangkan bakat yang telah dimiliki sehingga lebih berpotensi dan memperbaiki kesalahan seseorang agar menjadi lebih baik.
Kesimpulannya, menulis bisa menjadi media-alat untuk memberikan kebermanfaatan bagi sesama. Kemudian dalam edukasi syariat tidak hanya diajarkan pada sekolah dan perguruan tinggi, tapi juga bisa dilakukan pada ruang lingkup sederhana, seperti berinteraksi dengan keluarga, kerabat, mitra kerja di kantor, bahkan dengan tetangga.***