Oleh: Euis Lesmini Djuanda, S. Pd., M. Ed
(Plt. Kepala SMP Negeri 4 Ngamprah)
Kemampuan literasi, numerasi dan sains bagi banyak peserta didik kita masih meninggalkan pekerjaan rumah yang cukup berat, terutama dalam peran sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal. Kita mungkin sudah tidak asing lagi membaca dan mendengar bagaimana Indonesia masih termasuk negara yang tingkat literasi dan numerasinya masih rendah.
Refo Indonesia menyebutkan bahwa skor PISA Indonesia lebih rendah sekitar 100 poin dari rata-rata negara OECD untuk membaca, berhitung dan sains. Dalam sistem PISA, nilai 40 setara dengan satu tahun pembelajaran. Skor anak-anak kita yang 100 poin di bawah rata-rata mengindikasikan bahwa kemampuan literasi, berhitung dan sains mereka tertinggal 2,5 tahun dibanding anak-anak 15 tahun di negara-negara OECD. Hasil ini tentu menjadi sebuah tantangan yang harus disikapi oleh semua pemangku kebijakan, baik dari pusat sampai tingkat daerah, termasuk sekolah dan keluarga.
Raport mutu sekolah yang dikeluarkan oleh kementrian pendidikan pun ternyata menyadarkan kita akan tantangan besar yang harus dihadapi. Angka merah yang muncul ternyata masih berkutat di kemampuan literasi dan numerasi siswa. Terlepas dari kondisi pada saat pelaksanaan AN itu, situasi sedang puncak pandemi, namun apapun alasannya, rendahnya tingkat literasi dan numerasi peserta didik kita menjadi kondisi yang harus segera disikapi.
Salah satu dampak yang terjadi akibat pandemi ini adalah hilangnya semangat belajar (learning loss) akibat terlalu lamanya belajar dari rumah. Sebagai salah satu solusinya, maka diperlukan upaya untuk kembali meningkatkan semangat belajar peserta didik melalui kegiatan kegiatan yang menyenangkan, namun tetap bermakna. Dan sekolah harus terus berupaya menjadi bagian dari solusi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam literasi dan numerasi.
SMP Negeri 4 Ngamprah, bekerjasama dengan tim literasi sekolah, guru dan PKS, berupaya mewujudkan salah satu agenda yang sempat tertunda akibat pandemi. Kegiatan itu kami namakan Expo Literasi. Expo ini, diselenggarakan pada hari Senin, 13 Juni 2022. Dalam kegiatan ini, terdapat beberapa kegiatan inti, yaitu: pelatihan penulisan puisi, pertunjukkan dongeng, bazar buku dan hiburan dari siswa untuk siswa. Dua narasumber dihadirkan untuk membersamai kegiatan ini. Kang Eddy dan Kang Idon hadir untuk memberikan pelatihan dan mengisi acara ini. Kang Eddy dan kang Idon adalah dua orang pegiat literasi yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam menguatkan kegiatan literasi baik di tingkat kabupaten/kota maupun tingkat nasional.
Di bawah sinar hangat Matahari pagi dan sejuknya udara pengunungan, peserta didik langsung berinteraksi dengan narasumber dan mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Peserta didik begitu antusias saat harus membuat puisi dan mengumpulkan tulisan puisinya itu berbaris rapi tergantung sehingga semua peserta dapat saling melihat puisi yang telah mereka buat
Selain penulisan puisi, acara ini juga diisi dengan kegiatan dongeng. Kemampuan Kang Idon dalam mendongeng begitu menarik, sehingga semua larut, hanyut terbawa oleh alur cerita yang dibawakan. Semoga pengalaman ini menjadi semangat dan menambah pengetahuan peserta didik kita.
Satu hal yang tidak kalah bermakna adalah sesi bazar buku. Penerbit Mizan, kali ini ambil bagian dalam bazar buku ini. Dalam kegiatan ini, peserta didik kelas IX didorong untuk membeli buku yang mereka sukai, dengan harga yang sangat terjangkau dengan kondisi keuangan mereka. Buku ini, kelak setelah dibaca, dapat disumbangkan kepada perpustakaan sekolah. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki kepedulian terhadap kegiatan literasi di sekolah dan buku buku yang mereka donasikan dapat bermanfaat untuk adik kelasnya nanti.
Meningkatkan literasi, bukan proses yang instan. Perlu upaya upaya yang konsisten, menarik dan bermakna dan didukung oleh banyak pihak sehingga hasilnya dapat lebih terasa manfaatnya.***