Oleh Endang Wahyu Widiasari
(Guru SMPN 4 Cikalongwetan)
Pemerintah sedang gencar menggalakkan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). PPK adalah program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik) sesuai dengan falsafah Pancasila. Semua itu ditujukan untuk membangun generasi masa sekarang dan ke depan, agar menjadi generasi yang memiliki pribadi-pribadi yang tangguh sehingga dapat mengangkat derajat bangsa dan negara.
Untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa lain, maka sudah seharusnya kita menggalakkan Penguatan Pendidikan Karakter, salah satunya dengan membudayakan gerakan literasi, baik literasi baca tulis, literasi numeralisasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan. Melalui kegiatan literasi diharapkan menjadikan warga sekolah dapat mengakses, memahami dan menggunakan berbagai informasi secara cerdas, dengan demikian diharapkan dapat menumbuhkan budi pekerti peseta didik.
Gerakan literasi sekolah melalui Permen Dikbud No 23 Tahun 2015, tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satu kegiatannya melalui 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum pembelajaran dimulai. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca siswa dan tumbuh karakter positif warga sekolah. Dengan membiasakan membaca buku, informasi sudah pasti akan mudah didapat, proses menimba ilmu juga akan mudah diserap, dan kita juga bisa menjadi bangsa yang bermartabat.
Gerakan literasi yang digalakan oleh pemerintah, tentunya tidak akan pernah berhasil tanpa dukungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Sekuat apapun sekolah mendorong siswa untuk menggalakkan mencintai buku, hasilnya tidak akan optimal jika tidak ada dukungan masyarakat dan keluarga.
Untuk mengenalkan kegiatan literasi, baik kepada masyarakat, sekolah, dan keluarga, di SMPN 4 Cikalongwetan sudah berupaya untuk mengadakan buku-buku bacaan non pelajaran, baik itu secara swadaya maupun bekerjasama dengan pihak luar. Misalnya membeli buku-buku murah dari bursa dan pameran buku, mendonwload dari internet berupa berita-berita aktual yang bersifat memotivasi, karya-karya siswa yang dibukukan baik berupa majalah sekolah maupun kumpulan karya-karya siswa yang disimpan di perpustakaan. Selain itu, diupayakan pula untuk menyediakan Al-Qur’an. Ini semua bertujuan agar anak-anak menjadi generasi milenial dan juga menjadi generasi rabbani (Cerdas intelektual dan cerdas spiritual).
Setiap hari anak-anak dibimbing dewan guru dari mulai pukul 07.00 sampai 07.30. Mereka melakukan sholat dhuha bersama, dilanjutkan membaca buku non pelajaran, dan di setiap hari Jumat dilakukan tadarus bersama-sama. Selain itu juga, ada kegiatan readhaton yang dilakukan sebulan sekali di tempat terbuka. Kegiatan readhaton dilakukan di lorong-lorong sekolah, dan presentasi buku yang dilakukan oleh perwakilan siswa dan guru. Bagi siswa dan guru yang telah selesai membaca buku, dengan bimbingan wali kelas mempresentasikan hasil bacaannya dan juga menempel daun geulis di pohon geulis. Dalam daun geulis dituliskan nama siswa, tanggal selesai membaca buku, judul buku dan isi dari buku yang dibaca.
Kegiatan ini sudah menjadi pembiasaan di sekolah. Pembiasaan yang sudah diulakukan setiap hari di sekolah juga ditularkan kepada masyarakat, melalui kegiatan yang dinamakan Gerakan Literasi masyarakat. Mula-mula kami memperkanalkan buku kepada masyarakat, melalui membaca buku bersama ketika memulai pertemuaan-pertemuan yang diadakan oleh sekolah dengan orang tua siswa, pada awalnya orang tua siswa merasa aneh jika disuguhi buku di meja masing masing, akan tetapi lama kelamaan mereka menjadi terbiasa.
Bacaan yang disuguhkan adalah buku-buku bacaan ringan, seperti buku-buku dongeng, cara bercocok tanam, dan majalah sekolah yang bersisi karya tulis siswa dan juga guru, sehingga orang tua siswa merasa bangga ternyata anak-anaknya sudah mampu untuk menulis. Biasanya kegiatan rapat dilakukan pada awal tahun pelajaran, tengah semester dan akhir semester.
Sekarang kegiatan ini sudah menjadi pembiasaan di sekolah, bahkan ada beberapa orang tua siswa yang tertarik menimjam buku ke perpustakaan, untuk kemudian dibuatkan reviu buku dan dipresentasikan jika ada pertemuan. Selian itu dibuatkan pula pohon geulis orang tua siswa, dan juga pohon harapan di mana disitu dituliskan yang menjadi harapan orang tua kepada putra putrinya. Ternyata, orang tua siswa merasa senang dengan kegiatan ini, bahkan Kepala Desa Ganjarsari dan Babinsa saat berkunjung ke sekolah merespon positif. Mereka juga berharap, kegiatan membaca buku yang dilakukan di sekolah menjadi pembiasaan di keluarga.
Selain membaca buku bersama, di sekolah juga mengadakan kegiatan bazar buku murah yang diselenggarakan berbarengan dengan kegiatan pembagian raport. Kegiatan pembagian raport diisi juga dengan kegiatan pameran hasil karya siswa disetiap akhir tahun pelajaran, bahkan mulai tahun ajaran 2017/2018 melakukan pameran literasi untuk semua warga sekolah dan juga masyarakat.
Melalui Gerakan Literasi Masyarakat, diberharapkan tumbuh minat baca masyarakat yang akan menjadi motivasi untuk meningkatkan minat baca siswa.
Bahkan sekarang dibuat pula program Tantangan Membaca Kepala Sekolah bagi orang tua siswa. Orang tua siswa dalam satu bulan harus menyelesaikan minimal 1 buku dan dibuatkan reviunya, juga dipresentasikan pada kegiatan readhaton di sekolah. Kegiatan tantangan membaca ini dilakukan selama 5 bulan terhitung mulai bulan Desember, Januari, Februari Maret, dan April. Bagi orang tua siswa yang lolos tantangan baca akan diberi hadiah dan juga piagam penghargaan dari kepala sekolah. Untuk pemberian hadiahnya kami akan bekerja sama dengan pihak swasta.
Sekolah, keluarga, dan masyarakat memiliki peranan yang cukup vital terhadap gerakan literasi. Sudah saatnya masyarakat bertransformasi menjadi masyarakat yang gemar membaca, seperti masyarakat di negara maju yang telah memiliki motivasi intrinsik untuk membaca. Tugas para pendidik bekerjasama dengan orang tua, masyarakat dan juga dunia indrustri untuk menciptakan lingkunan yang familier dengan literasi.
Semoga suatu hari nanti masyarakat kita akan menjadi masyarakat yang literat dan masyarakat yang madani, yaitu masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang baik, menjaga sopan santun, berbudaya tinggi, sejahtera lahir dan bathin, salah satu upayanya melalui gerakan literasi yang sekarang sedang digalakan. Semoga perjuangan ini akan membuahkan hasil.
Sangat bagus