Oleh: Rika Melia Puri, M.Pd
(SMA Negeri 1 Ngamprah)
Literasi sekolah merupakan kegiatan yang mewujudkan keterampilan murid dalam memaknai sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Literasi sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat.
Tujuan literasi sekolah sebagai upaya menumbuhkembangkan budi pekerti murid melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam kegiatan literasi sekolah. Selain itu, literasi sekolah juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Calon Guru Penggerak adalah aktivitas dalam merintis pendidikan yang berpusat pada murid. Murid tidak hanya mendapatkan pembelajarn secara pasif. Murid diarahkan pada berpikir kritis dan inovatif. Murid merdeka dalam menyampaikan ide, gagasannya tanpa ada tekanan. Penulis sebagai Calon Guru Penggerak harus mampu menggerakan murid, agar murid mampu mencari sendiri masalah dan menyelesaikan masalahnya tanpa harus tergantung pada guru.
Calon Guru Penggerak dalam pembelajarannya harus mampu menyesuaikan filosofi Ki Hajar Dewantara, yaitu refleksi kritis seorang pemimpin dalam pembelajaran dengan cara mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi dalam segala aspek pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Dengan begitu, dibuatlah program sekolah kegiatan literasi sekolah Jurnal Baca Bulu (J2B).
Kegiatan program Jurnal Baca Buku (J2B) ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pendidikan di SMA Negeri 1 Ngamprah yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang menyenangkan dan ramah murid, sehingga kegiatan ini mampu menumbuhkankembangkan semangat murid dalam belajar, menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama.
Program literasi J2B yaitu literasi Jurnal Baca Buku yang memotivasi murid untuk rajin membaca beserta pemahaman. Kegiatan literasi ini dapat mewujudkan murid inisiatif, kreatif, dan bernalar kritis. Melibatkan murid dalam berbagai kegiatan, salah satunya kegiatan pembuatan jurnal dan pohon baca. Guru sangat antusias dan bersemangat dalam mengimplementasikan wawasan dan pengetahuan dalam mengimplementasikan program literasi J2B (Jurnal Baca Buku). Melihat semangat murid dalam berliterasi buku membuat perasaan guru senang dan banggga. Keantusiasan mereka menjadi alasan kuat guru untuk terus memberikan dukungan, motovasi, dan bimbingan.
Melihat keaktifan dan bernalar kritis Murid membuat guru merasa bangga dan percaya bahwa murid mampu inisiatif dan mandiri dalam berliterasi beserta pemehaman. Sebagai penggagas program, harus mampu memberikan ruang bagi murid untuk bernalar kritis dan mengimplementasikan pemahaman mereka terhadap buku yang mereka baca secara inisiatif dan bernalar kritis.
Setelah murid beriterasi diharapkan murid mampu menulis jurnal baca buku. Karakter inisiatif dan bernalar kritis murid dalam menulis jurnal baca buku dapat mewujudkan pemahaman yang baik dan bermakna mengenai isi buku yang dibaca. Keberhasilan dan keseriusan dan dedikasi murid dalam mengikuti program ini menjadi kebanggaan dan memupuk morivasi dan dorongan bagi guru untuk terus memajukan dan mengembangkan program literasi J2B (Jurnal Baca Buku).
Mengimplementasikan program literasi J2B (Jurnal Baca Buku) mendapatkan temuan yang dapat didiskusi dengan murid dalam penyampaian program literasi J2B, bahwa program ini merupakan program yang kekinian dan mengandung pembelajaran berharga dan bermakna. Murid menunjukkan antusiasme tinggi, kreativitas yang menginspirasi, dan keinginan kuat untuk beriterasi beserta pemahaman.
Murid mendapatkan pengalaman yang berkesan dan menarik dalam beriterasi beserta pemehaman dengan mengaplikasikan program ini dalam kegiatan keseharian mereka baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Murid juga mengemukakan pentingnya dukungan dan sarana prasarana, agar program ini dapat sukses dan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Adanya kesesuaian harapan murid dengan program J2B ini. Sehingga terbentuknya karakter profil pelajar pancasila yang menjadi bekal murid dalam mencapai cita-cita masa depan mereka.
Harapan di masa depan terkait program literasi J2B (Jurnal Baca buku) dapat terlaksana tanpa hambatan. Setelah berdiskusi dengan rekan guru dan murid tentang kegiatan literasi di sekolah yang kekinian melalui program literasi J2B ini, harapan ke depan terkait program literasi J2B (Jurnal Baca Buku) lancar dan sukses sesuai dengan harapan.
Semua elemen sekolah dapat memberikan dukungan yang lebih intensif, saling bertukar ide untuk peningkatan program, dan berkontribusi pada pada program literasi J2B. Murid dapat lebih aktif, inisiatif, dan bernalar kritis dalam beriterasi, sehingga murid akan kaya wawasan dan ilmu pengetahuan. Semoga program ini tidak hanya menjadi kegiatan sekolah saja, tetapi dapat diaplikasikan sepanjang hayat mereka.**