Berita : Riska Mutiara
NGAMPRAH – ( NEWSROOM ). Kepala SMPN 2 Ngamprah, Agus Samsu mengemukakan bahwa penting sekali membentengi para remaja putri dalam pergaulan saat ini dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya religius, seperti kegiatan Keputrian yang dapat juga menjadi sarana meraih prestasi dan kemuliaannya sebagai wanita sesuai aturan dan bimbingan Allah SWT.
“Pentingnya memperkuat karakter religius pada remaja putri melalui kegiatan keputrian diharapkan dapat membentengi pergaulan mereka di jaman sekarang ini. Kegiatan ini diharapkan juga menjadi sarana dalam meraih prestasi dan kemuliaannya sebagai wanita sesuai aturan Allah SWT sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional yaitu mendidik insan yang berakhlak mulia.“ Tutur Agus Samsu ketika ditanyai pendapatnya tentang kegiatan keputrian di sekolahnya pada hari Senin 31 Desember 2018 silam.
Keputrian merupakan kegiatan rutin tiap jum’at di SMPN 2 Ngamprah yang dilaksanakan setelah kegiatan intrakurikuler yang berlangsung dari jam 11.30 s.d. 13.00 mengambil tempat di ruang kelas masing – masing atau di luar kelas. Minggu ke-1 kelas 7, minggu ke-2 kelas 8, minggu ke-3 kelas 9 dan seterusnya. Dibimbing oleh beberapa orang guru diantaranya Siti Makrifah, Ela Laelawati, Hajjun Machlija, dan Isrifah kegiatan berlangsung secara berkelanjutan dari minggu ke minggu.
Pada pelaksanaannya, keputrian dibagi menjadi 3 kelas, 1 orang guru menjadi petugas piket secara bergantian yaitu mengarahkan dan mengkondisikan peserta didik. Diawali absensi kehadiran, pengisian buku saku, membaca surat-surat pendek dengan artinya, kemudian materi dalam bentuk diskusi interaktif dan diakhiri dengan doa dan musafahah/bersalaman. Adapun materi yang disampaikan meliputi Fiqh Kewanitaan, Birrul Walidain/berbuat baik dengan orang tua dan Meraih Kemuliaan dan Kesuksesan.
Kegiatan ini sebagai media sharing pada peserta didik perempuan berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada usia mereka, tugas-tugas mereka dalam meraih kemuliaan untuk menjadi anak-anak yang sholehah serta prestasi dalam akademik. Keberadaan program ini sudah berlangsung dari tahun 2005 yang bertujuan untuk membentengi peserta didik khususnya perempuan dari pergaulan bebas dan budaya budaya barat yang merusak kemuliaannya dan bisa mendudukkan para siswa putri sesuai kodratnya sebagai wanita merujuk aturan syariat Allah SWT.
Isrifah, Wakasek bidang humas menyampaikan bahwa, kegiatan keputrian ini sangat urgent untuk dilaksanakan karena berdasarkan data yang didapat banyak ditemui peserta didik SMP yang terjerumus pergaulan bebas, permusuhan antar teman dan lain sebagainnya. Fenomena ini menjadi sorotan Komisi Perlindungan Anak dan Indonesia (KPAI), Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listiyani mengatakan bahwa saat ini medsos dijadikan alat kampaye LGBT di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
“Kegiatan keputrian sangat urgent untuk dilaksanakan di sekolah kami, karena berdasarkan data yang didapat banyak peserta didik SMP yang terjerumus pergaulan bebas, permusuhan antar teman dan lain sebagainya.” Pungkas Isrifah.