Program yang berdampak pada murid
Oleh: Firman Fathurahman
(SMPN 3 Cisarua)
Program Guru Penggerak bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan masa depan di Indonesia, yang mampu mempromosikan pertumbuhan holistik murid, mengembangkan guru di sekitarnya, serta menjadi teladan dan agen transformasi dalam ekosistem pendidikan.
Dalam Modul 3.3, program ini membahas tentang pentingnya Monitoring, Evaluation, Learning, dan Reporting (MELR) serta manajemen risiko dalam mengelola program sekolah yang berdampak pada murid. Monitoring dan evaluasi merupakan alat penting dalam mendukung tujuan suatu program. Monitoring adalah proses mengumpulkan informasi dan analisis internal dari proyek atau program, sementara evaluasi adalah penilaian retrospektif atas program yang telah selesai dilaksanakan, biasanya melibatkan penilai independen.
Evaluasi dilakukan secara sistematis untuk menentukan efektivitas program secara keseluruhan dan berfokus pada pertanyaan-pertanyaan menyeluruh seperti apakah program sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan apakah program telah meningkatkan kemampuan numerasi murid.
Setiap sekolah memiliki modal yang dapat dikembangkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya, termasuk modal manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, agama, dan budaya. Modal-modal ini dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran dengan pengelolaan yang baik.
Beranjak dari pemetaan aset yang dimiliki oleh SMP Negeri 3 Cisarua, seperti nyamannya lingkungan sekolah, modal manusia dan sarana prasarana memadai, sebuah aksi nyata yang dapat dilakukan adalah program eksktrakulikuler “KOMPA NELUCI (Komunitas Math dan IPA Negeri 3 Cisarua)”. Program ini bertujuan untuk melatih dan mengembangkan pengetahuan murid dalam bidang konsep math dan IPA.
Latar Belakang
Hasil raport dan wawancara dengan guru Math dan IPA menunjukkan rendahnya kemampuan murid dalam menguasai konsep Math dan IPA. Capaian numerasi dalam kegiatan ANBK juga belum maksimal. Namun, SMPN 3 Cisarua memiliki aset utama dalam modal manusia, yaitu guru yang kompeten dalam bidang Math dan IPA.
Selain itu, SMPN 3 Cisarua juga memiliki aset utama dalam modal fisik berupa ruang laboratorium TIK dan perlengkapan di dalamnya sebagai sumber belajar. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi sumber finansial utama yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembiayaan kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan kepemimpinan murid perlu difokuskan dengan program yang berpihak pada murid untuk membentuk karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Hasil wawancara dan angket murid menunjukkan minat yang tinggi terhadap kegiatan ekstrakurikuler KOMPA NELUCI. Oleh karena itu, program tersebut dapat ditingkatkan dan dioptimalkan untuk mendukung pengembangan karakter murid sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Peristiwa (Fact)
Dengan latar belakang rendahnya kemampuan murid dalam menguasai konsep Math dan IPA, serta capaian numerasi yang belum maksimal dalam kegiatan ANBK, penulis mengusulkan program ekstrakurikuler KOMPA NELUCI (Komunitas Math dan IPA). Langkah awal yang penulis lakukan adalah berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan guru mata pelajaran Math dan IPA, serta berdiskusi dengan seluruh guru untuk mendapatkan masukan dan saran terkait dengan hal-hal yang menarik untuk meningkatkan semangat murid dalam belajar Math dan IPA.
Selanjutnya, penulis juga melakukan diskusi dengan murid untuk menguatkan ide pembuatan ekstrakurikuler KOMPA NELUCI ini. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk menggali informasi sebanyak mungkin terkait minat murid dalam bidang Math dan IPA agar program KOMPA NELUCI dapat berjalan dengan baik.
Hasil dari kegiatan tersebut menunjukkan bahwa seluruh warga sekolah sepakat akan adanya program yang dapat mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan dalam bidang Math dan IPA melalui ekstrakurikuler KOMPA NELUCI. Dengan demikian, program ini dapat dijalankan dengan dukungan penuh dari seluruh komponen sekolah.
Perasaan (Feeling)
Saat melaksanakan aksi nyata tahap buat pertanyaan utama, awalnya mungkin penulis merasa cemas dan khawatir karena takut bahwa kepala sekolah, guru, dan murid tidak akan merespons positif terhadap ide program yang penulis sampaikan. Namun, kebahagiaan datang ketika penulis mendapati bahwa respons dari semua pihak justru sangat positif.
Kepala Sekolah memberikan tanggapan yang baik terhadap ide pembuatan program ekstrakurikuler KOMPA NELUCI sebagai kegiatan yang dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang Math dan IPA. Begitu pula dengan rekan guru, yang menyambut ide pembuatan program KOMA NELUCI dengan baik. Tidak hanya itu, murid juga menunjukkan antusiasme yang besar dalam memberikan dukungan terhadap ide pembuatan program KOMPA NELUCI ini.
Semua respons positif dari kepala sekolah, rekan guru, dan murid membawa kebahagiaan bagi penulis karena program yang penulis gagas mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen sekolah. Itu adalah pencapaian yang membanggakan, dan memberikan semangat untuk melanjutkan dan merealisasikan program KOMPA NELUCI ini dengan baik.
Pembelajaran (Finding)
Pembelajaran yang penulis peroleh dari pelaksanaan aksi nyata tahap buat pertanyaan utama adalah pentingnya melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait di sekolah, terutama kepala sekolah dan rekan guru. Dengan berdiskusi, kita dapat bertukar informasi, berbagi pengalaman, serta memberikan saran atau masukan terkait ide awal pembuatan program KOMPA NELUCI. Melibatkan mereka dalam proses ini memungkinkan kita untuk mendapatkan dukungan dan persetujuan yang diperlukan.
Selain itu, penulis juga belajar bahwa melibatkan murid dalam setiap kegiatan sangatlah penting. Ini memungkinkan mereka untuk menyuarakan pendapatnya, memilih pilihan sesuai minatnya, dan merasa memiliki program yang relevan dan bermanfaat bagi mereka. Keterlibatan murid dalam proses ini tidak hanya meningkatkan semangat dan antusiasme mereka, tetapi juga mendorong pengembangan kepercayaan diri mereka dalam mencapai student agency.
Penerapan (Future)
Melalui kegiatan diskusi dengan seluruh anggota komunitas sekolah, diharapkan program ini dapat diwujudkan. Segala hambatan yang muncul diharapkan dapat diminimalisir dengan mengoptimalkan aset utama yang tersedia di sekolah. Program ini diharapkan dapat merangsang perkembangan jiwa kepemimpinan di kalangan murid. Kekurangan yang teridentifikasi pada tahap ini diharapkan menjadi pembelajaran berharga untuk mencegah terulangnya kesalahan di tahap-tahap selanjutnya. **