Reportase : N. Mimin Rukmini
Hadiah sebuah buku menjadi daya tarik tersendiri, ketika diberi kesempatan narasumber Kang Eri, seorang penulis dan juga pegiat literasi untuk memberikan pendapat terhadap video yang Beliau tayangkan. Bukan berarti karena hadiah buku tersebut, melainkan memang tayangan video yang mengasyikan. Tanpa sengaja, ternyata dengan hanya memberi pendapat terhadap tayangan video, pendapat yang penulis berikan pun perasaan tidak tepat, hadiah buku tetap diberikan. Sungguh! Sajian dan paparan workshop yang menyenangkan.
Di hari cerah itulah, kami bersama rekan guru yang lain menghadiri Acara Workshop Digital Marketing Pariwisata Melalui Gerakan Literasi di Villa Guha Pawon, Desa Gunung Masigit Kecamatan Cipatat, Selasa (15/01/2019). Seperti biasa karena acara dimulai pukul 09.00, berangkat dari sekolah bersama Elis Lisnawati dengan seizin Kepala Sekolah, memberi tugas terlebih dahulu kepada siswa.
Dina Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat, melalui Kabidnya mengemukakan bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bandung Barat di antaranya memiliki tiga destinasi wisata, yakni Guha Pawon, Curug Malela, dan Situ Ciburuy, masih memerlukan pengembangan baik pengembangan dalam promowisata, maupun dalam keunikan destinasi wisatanya. Misalnya saja, destinasi Curug Malela di Kecamatan Gununghalu masih memiliki kendala pada infrastruktur jalan ke lokasi. Demikian pula dengan Situ Ciburuy atau pun Guha Pawon. Dari peserta workshop yang datang, ada salah satu peserta yang baru mengetahui keberadaan Guha Pawon. Padahal, peserta tersebut adalah penduduk yang telah lama tinggal di sekitar kecamatan Padalarang. Betul-betul bahwa ini adalah sebuah pekerjaan rumah (PR) besar bagi warga Bandung Barat umumnya, dan khususnya pegiat literasi. Keberadaan Guha Pawon perlu diangkat dan dikenalkan pada masyarakat. Ironi sekali, Negara lain seperti Malaysia datang ke Guha Pawon, mengapa tidak kita orang Bandung Barat sendiri, mengenal dan datang, serta bangga dengan Guha Pawon.
Sementara itu, pihak promo digital Smartfren, Teh Linda mengungkapkan bahwa pada era milenial yang serba digital keberadaan destinasi wisata tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Maksudnya, dengan hanya mengklik kode lokasi wisata keberadaan tempat wisata akan diketahui, baik keunikannya, termasuk budaya lokalnya, maupun lokasi destinasi wisata tersebut. Tinggal sikap kita yang merasa memiliki asset destinasi yang berada di dalamnya mempromosikan ke dunia luar.
Demikian pula dengan ketua Forum Ekonomi Kreatif (FEKRAF) KBB sebagai penyelenggara kegiatan yang bekerja sama dengan pihak Guha Pawon, memaparkan melalui adanya kerja sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan pihak Guha Pawon sebagai destinasi wisata menjanjikan, akan memberi ruang gerak promosi wisata yang lebih maju. Dengan menghadirkan pihak perusahaan digital smartfren, Ibu-Ibu PKK, pihak pegiat literasi, maupun Bapak dan Ibu Guru, akan membawa dampak yang positif bagi pengembangan industri pariwisata, khususnya pengembangan destinasi wisata tersebut.
Sementara itu, Manager Guha Pawon, Yetty Laelawaty memberikan alasan mengapa pula guru dilibatkan dalam workshop ini? Karena Guru adalah perpanjangan tangan yang lebih mudah untuk menyampaikan segala misi pariwisata. Melalui gerakan literasilah segala hal dapat tersampaikan. Melalui siswa penanaman karakter baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan akan lebih cepat tersampaikan, dan mudah-mudahan menjadi karakter diri mereka.
Kang Eri, sebagaimana diungkapkan pada bagian awal tulisan, dengan hypnowritingnya benar-benar membuat peserta workshop terhipnotis. Dengan permainan kata Beliau, membuat peserta terpukau dan memberi acungan jempol. Kang Eri menayangkan video isinya bagaimana seorang ibu melahirkan seorang bayi yang bayinya langsung bisa berbuat sesuatu seperti orang dewasa. Dalam realita hal tersebut adalah sesuatu yang tak mungkin, padahal ini hanya sekadar ilustrasi untuk menarik penonton. Video adalah sebuah iklan minuman. Bayi bagaimana hubungannya dengan minuman. Itulah bahasa literasi, bahasa sebuah promosi. Nah, bagaimanakah kita sebagai pegiat literasi membuat tulisan untuk mempromosikan pariwisata khususnya Destinasi Wisata Guha Pawon, melalui tulisan yang menghipnotis?
Tak ada kegiatan tanpa tujuan. Workshop Digital Marketing Pariwisata Melalui Literasi adalah sarana mempromosikan destinasi wisata, khususnya Arena Wisata Guha Pawon. Selain itu, meningkatkan literasi para peserta workshop. Peserta workshop diharapkan lebih meningkatkan kegiatan membaca buku, dan menulis hingga menjadi buku. Semoga!
Acara workshop sangat memukau. Semua materi sungguh menyegarkan ilmu peserta. Tak terasa acara telah berakhir. Kami bergegas pulang, kembali ke sekolah untuk menancapkan jempol tangan sebagai tanda kehadiran di sekolah.