NGAMPRAH-NEWSROOM-Sejatinya, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan kebijakan yang diterapkan dalam upaya mendorong kebiasaan membaca pada seluruh stakeholder pendidikan, terutama mendorong setiap siswa. Target utama dari implementasi GLS ini merupakan upaya nyata dalam penyiapan generasi masa depan bangsa agar mampu berkiprah dalam menyikapi fenomena Revolusi Industri 4.0.
Sebagai lembaga teknis, sekolah memiliki kewajiban untuk terus melakukan upaya guna mendorong bertumbuh dan berkembangnya kemauan dan kemampuan berliterasi. Lahirnya kondisi demikian tidak akan terjadi begitu saja, tetapi harus ditopang oleh penerapan kebijakan dari setiap kepala sekolah.
Untuk memotivasi setiap kepala sekolah, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Jenjang SMP Kab. Bandung Barat menyempatkan diri melaksanakan literasi sebelum melaksanakan Rapat Koordinasi MKKS Jenjang SMP yang diselenggarakan di Alam Wisata Cimahi, Rabu, (17/10/18).
Endang Supriatna, Ketua MKKS Jenjang SMP Kab. Bandung Barat, mengungkapkan bahwa semua pihak, terutama stakeholder pendidikan harus mendorong keterlaksanaan GLS. Karena itu, kepala sekolah sebagai bagian dari stakeholder serta pucuk pimpinan pada setiap satuan pendidikan dituntut pula untuk mengimplementasikannya. Langkah yang harus dilakukan oleh setiap kepala sekolah di antaranya melalui keteladanan. Kepala sekolah harus menjadi panutan dalam pelaksanaan GLS.
“Kepala sekolah harus memosisikan diri sebagai teladan dalam implementasi GLS di sekolah yang dipimpinnya,” papar Endang saat ditanya padangannya tentang posisi kepala sekolah dalam implementasi GLS, Rabu (17/10/18)
Sebelum pelaksanaan rakor, seluruh peserta yang terdiri atas para pengurus MKKS Jenjang SMP melakukan membaca buku terlebih dahulu. Kegiatan membaca buku dilakukan lebih kurang 15 menit. Membaca sebelum pelaksanaan rakor ini merupakan nuansa baru yang dilakukan oleh para kepala sekolah. Walau demikian, respons dari setiap kepala sekolah yang menjadi peserta rakor sangat baik.
“Kegiatan ini merupakan sebuah nuansa baru dalam perjalanan MKKS. Karena itu, kegiatan positif ini akan terus dilakukan,” pungkas Endang
Efni Iriani, salah seorang pengurus MKKS mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil penelitian berbagai pihak mengungkapkan bahwa hanya 1 dari 1.000 masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan membaca. Selain itu, Organisasi Pengembangan Kerjasama Ekonomi (OECD) merilis pula bahwa budaya membaca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur. Rendahnya budaya baca tersebut menyebar secara merata di semua segmen masyarakat. Fenomena inilah yang harus mendorong keterlaksanaan GLS pada setiap sekolah. Karena itu, untuk mendorong laju berkembangnya implementasi GLS, respons positif dari setiap kepala sekolah merupakan sebuah keharusan. Indikator adanya respons positif tersebut harus ditunjukkan oleh setiap kepala sekolah karena posisinya menjadi penentu keberlangsungan GLS pada sekolah yang dipimpinnya.
“Penerapan Gerakan Literasi Sekolah harus ditopang oleh setiap kepala sekolah sebagai penentu kebijakan pada tataran sekolah,” papar Efni saat dimintai harapannya atas kegiatan yang dilakukan oleh beberapa kepala sekolah tersebut.—DasARSS.
Alhamdulillah.. terima kasih atas dukungan & motivasi yg sgt positif dari pihak disdik untuk lebih menguatkan kita para kepala sekolah dlm penerapan penguatan pendidikan karakter (PPK) di skl masing-masing..
Memulai membaca, dan berliterasi secara menyeluruh, adalah keteladanan yang sungguh berarti!
Alhamdulillah… Kereen… Begitulah yang diharapkan.. Gerakan Literasi Sekolah akan sukses manakala kepsek mendukung penuh dan memberi keteladan… Bravo MKKS KBB..
Perlu dicontoh jika ada kesempatan dan waktu gunakan untuk hah yang bermanfaat, salah satunya dengan membaca