Oleh : Dikdik Mulyani, S.Pd.
(Guru SMPN 3 Cipeundeuy)
SMPN 3 Cipeundeuy memiliki lokasi yang berdekatan dengan salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Jawa Barat yaitu Bendungan Cirata. Perusahaan yang pengelolaannya dibawah otoritas PJB UP Cirata ini walaupun letaknya dekat tetapi kami belum pernah mengadakan kunjungan ke kantor PJB UP Cirata terutama ke Power House ( PH ). Tahun ini, dalam rangka melaksanakan salah satu Program GLS TMBB SMPN 3 Cipeundeuy, kami berencana mengadakan kunjungan literasi wisata ke PJB UP Cirata. Kebetulan pada waktu pertemuan koordinator GLS TMBB SMPN 1 Cipeundeuy juga memiliki keinginan yang sama untuk mengadakan kunjungan literasi wisata ke PJB UP Cirata, sehingga disepakati untuk mengadakan kunjungan secara bersamaan. Harapan kami kedepannya, untuk sekolah peserta TMBB yang ada di Sub Rayon 03 ingin mengadakan Literasi Wisata bersama.
Hari kamis tanggal 28 Maret 2019 kami pilih sebagai hari untuk mengadakan kunjungan. Seminggu sebelum kunjungan, kami membuat permohonan ijin ke pihak PJB UP Cirata, tiga hari setelah itu baru ada balasan kepada kami untuk diperbolehkan mengadakan kunjungan. Kenapa harus mengajukan permohonan ijin? Karena tidak sembarang orang biasa berkunjung ke lokasi ini, jadi kami harus mengikuti prosedur dari pihak PJB UP Cirata. Selain ke kantor PJB UP Cirata, yang membuat penasaran semua orang adalah ingin melihat secara langsung ke Power House PJB UP Cirata yang gedungnya berada dibawah tanah dan tidak terbuka untuk umum. Setelah diumumkan kepada peserta TMBB, mereka sangat senang dan antusias sekali, walaupun rumah siswa mayoritas berada di lokasi yang tidak terlalu jauh dari Bendungan Cirata, tapi tidak semua orang bisa masuk ke areal Power House sebelum mndapatkan ijin.
28 Maret 2019 pagi, kegiatanpun dimulai. Sepanjang jalan menuju PJB siswa-siswa peserta TMBB tak pernah sepi dari guyonan, terkadang mereka bernyanyi-nyanyi dngan riang. Diperlukan waktu sekitar 20 menit akhirnya kami sampai di kantor PJB UP Cirata. Di sana kami disambut oleh Humas PJB UP Cirata, semua pengunjung baik yang dari GLS TMBB SMPN 3 Cipeundeuy maupun GLS TMBB SMPN 1 Cipeundeuy berkumpul di salah satu ruangan pertemuan di kantor PJB UP Cirata. Halaman yang luas membuat kami penasaran dan tida menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan selfie bersama untuk dokumentasi dan kenang-kenangan.
Sebelum masuk ke ruang pertemuan, kami melihat di samping gedung terdapat banyak tower-tower yang dialiri aliran listrik. Di tempat itu juga terdapat papan pengumuman yang menerangkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah terlarang karena ada aliran listrik tegangan tinggi. Kantor PJB UP Cirata begitu tertata rapi dan asri. Oleh resepsionis kami diarahkan ke ruang pertemuan sambil menunggu datangnya Assitance Humas dari PJB. Kami menyanyikan yel-yel yang dibuat dadakan disana yang dimotivasi oleh Bapak Uci Sanusi, S.Pd., M.M., dan Bapak Asep Abdul Rojak, S.Pd., selanjutnya dipandu koordinator GLS TMBB SMPN 1 Cipeundeuy yaitu Ibu Neneng Rahmi Agustin, S.Pd., sehingga membuat suasana hangat dan semarak.
Keseruan dan kegembiraan terus berlanjut dengan mengadakan foto bersama. Dengan mengadakan literasi wisata bersama yang melibatkan sekaligus dua sekolah menambah kesemarakan kegiatan ini. Kami guru-guru perintis bisa saling berbagi pengalaman membimbing siswa dalam meningkatkan kemampuan minat baca siswa. Begitu juga para siswanya, mereka pun bisa saling berbagi pengalaman dalam berliterasi dan menambah tali silaturahmi dengan rekannya dari sekolah lain.
Assintance Officer Humas dan CSR PJB UP Cirata Bapak Ricky Andrianto Widodo datang ke ruang pertemuan. Beliau mengatakan tujuan berkumpul di ruangan ini untuk diberikan sedikit paparan tentang Bendungan Cirata, meskipun sudah banyak yang tahu tapi mungkin masih banyak hal yang belum diketahui mengenai seluk beluk Bendungan Cirata ini. Sebelum ke paparan materi, perwakilan dari kami dipersilakan untuk menyampaikan sambutan. Sambutan diwakili oleh Kepala SMPN 3 Cipeundeuy Bapak Uci Sanusi, S.Pd., M.M. sekaligus beliau juga merupakan Ketua Sub Rayon 03.
“Literasi wisata merupakan program dari GLS TMBB, dan kami memilih ke PJB UP Cirata karena selain lokasi yang dekat dengan sekolah, mengenalkan budaya lokal kepada siswa, serta rasa ingin tahu semua peserta TMBB tentang Power Housenya. Selama ini kami hanya mendengar desas-desusnya saja tentang terowongan power house. Mudah-mudahan dengan mengenalkan budaya dan potensi lokal ini, siswa menjadi termotivasi dan terinspirasi untuk membuat inovasi-inovasi baru atau lebih kreatif lagi. Power House yang dimiliki PJB UP Cirata merupakan salah satu bukti kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi melihat letaknya yang berada dibawah terowongan bawa tanaj.” papar Bapak Ketua SR 03.
Assintance Officer Humas dan CSR PJB UP Cirata selanjutnya memberikan penjelasan tentang fungsi keberadaan Bendungan Cirata ini. Beliau mengatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata mulai beroperasi mulai tahun 1988, letaknya berada di daerah Bandung Barat, Cianjur dan Purwakarta. Saat ini PLTA Cirata merupakan bendungan PLTA terbesar di Asia Tenggara yang memiliki kontruksi Power House di bawah tanah dengan kapasitas 1.008 MW (Mega Watt) dan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun. Tenaga listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi Jawa Madura Bali (Jamali). Untuk menghasilkan energi listrik 1.428 GWh dioperasikan 8 buah turbin. Dalam mengopersaikan seluruh unit pembangkit di Cirata menggunakan mode operasi remote untuk mengoperasikan dan mengontrol semua sistem, supaya lebih efektif dan efesien.
PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di bawah tanah yang pengoperasiannya dikendalikan dari ruang kontrol switchyard berjarak dua kilometer dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house. PLTA Cirata merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) yaitu PT Pembangkit Jawa dan Bali (PJB). PLTA Cirata berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru Plered Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Sedangkan luas waduk Cirata terbentang dari ujung selatan kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat yang berbatasan langsung dengan Maniis kabupaten Purwakarta dan Cianjur. Latar belakang pendirian PLTA ini mempertimbangkan dengan letak sungai Citarum yang subur, medan bergunung-gunung dan curah hujan yang tinggi.
Setelah selesai mendengar paparan dari Pak Ricky, perjalanan kami lanjutkan ke bangunan power house yang letaknya 2 kilometer sebelum kantor PJB UP Cirata. Dengan dipandu langsung oleh Pak Ricky, kami berangkat menuju lokasi power house. Tiba disana kami tidak bisa langsung semuanya masuk dikarenakan alat pengaman yang terbatas, jadi kami dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang yang pertama dari GLS TMBB SMPN 1 Cipeundeuy, gelombang ke dua dari GLS TMBB SMPN 3 Cipeundeuy. Sambil menunggu giliran masuk, GLS TMBB SMPN 3 mengadakan readhaton di halaman terowongan power house hingga tak terasa tibalah giliran SMPN 3 Cipeundeuy untuk masuk kedalam terowongan. Sebelumnya kami harus memakai pengaman diri yaitu memakai helm yang sudah disediakan pihak PJB UP Cirata. GLS TMBB SMPN 3 Cipeundeuy berjumlah 35 orang peserta TMBB dan 9 orang guru dan kepala sekolah berjalan berbaris dipandu oleh Pak Ricky memasuki terowongan. Sungguh luar biasa yang kami rasakan saat masuk kedalam terowongan, dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa membangun kontruksi power house di perut bukit. Power House di bawah tanah ini berbentuk bulat telur dengan panjang 235 meter, lebar 35 meter dan tinggi 49 meter. Udara di dalam power house sangat lembab dan panas, menurut penjelasan Pak Ricky suasana pada waktu malam atau pun siang hari tidak berbeda di dalam power house, hal ini disebabkan sinar matahari tidak bisa mencapai ke dalam. Dinding-dindingnya penuh dengan mur dan baut dengan ukuran yang sangat besar. Mur dan baut ini sebagai penahan dinding dari tekanan air waduk yang pastinya sangat tinggi.
Sepanjang melintasi terowongan, kami berjalan beriringan mengikuti Pak Ricky sambil mendengarkan penjelasan dari beliau. Kami tidak boleh berjalan sembarangan atau sampai terpisah dari rombongan karena di dalam bangunan power house terdapat banyak lorong, sehingga kalau terpisah bisa menyebabkan kami tersesat. Bangunan power house ini terdiri dari empat lantai dan kami hanya diperbolehkan untuk melihat sampai lantai dua. Di dalam power house ada delapan turbin untuk menghasilkan energi listrik, suara bising mesin dan air memekakan telinga kami dan bau dari udara yang ada di dalam bangunan power house terasa sangat khas baunya berbeda sekali ketika kita berada di luar terowongan, menurut para pegawai bau khas tersebut tidak tahu efek dari apa namun hasilnya seperti itu.
Kurang lebih satu jam kami berada dalam terowongan power house, setelah berkeliling kami keluar dari terowongan dengan berjalan kaki. Meskipun melelahkan kami semua merasa puas dengan kegiatan ini, rasa penasaran yang selama ini ada dalam benak kami terjawab sudah pada perjalanan ini. Setelah berfoto bersama dan mengucapkan terima kasih kepada pihak PJB UP Cirata, kami kembali ke sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing Kegiatan Literasi Wisata ini sangat mengesankan bagi kami peserta TMBB maupun guru perintis, dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi semua hal menjadi bias dilakukan, membuat bangunan di dalam perut bumi adalah buktinya. Jadi tidak ada yang tidak mungkin selama dalam diri kita ada kemauan dan kerja keras. Edited by Bud’s***
Bagaimana cara menghubungi PT PJB UP CIRATA? Saya menghubungi nomor telpon yang tertera di internet tetapi tidak terhubung. Saya juga mencoba mengirimkan email tetapi belum ada balasan.