

Berita: Dasarss
NGAMPRAH, (NEWSROOM).- Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat bersama Save The Children laksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun Penyiapan Kebijakan Satuan Pendidikan Aman Bencana di Kab. Bandung Barat. Diskusi difasilitasi oleh narasumber dari Save The Children dan diikuti oleh unsur struktural dan pengawas/penilik jenjang TK/PAUD, SD, dan SMP. Diskusi dimaksudkan untuk menghasilkan draft peraturan bupati tentang penyiapan satuan pendidikan tangguh bencana serta penyusunan standar operasional prosedur dalam menghadapi bencana yang terjadi. Diskusi Kelompok Terpumpun dilaksanakan di ruang Kepala Bidang Pendidikan SMP pada hari Jum’at, (10/01/20).
Imam Santoso M.R., Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat mengemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan diskusi tersebut diharapkan akan sangat bermanfaat bagi siswa dan guru dalam upaya pemahaman kompresensif tentang perlu lahirnya satuan pendidikan yang tangguh dalam menghadapi bencana. Untuk itu, diperlukan kesiap-siagaan dari seluruh unsur satuan pendidikan di Kab. Bandung Barat dalam menghadapi bencana alam.
Sampai saat ini, siapapun tidak ada yang tahu kapan bencana akan terjadi. Yang dapat dilakukan para ahli kebencanaan hanyalah sebatas menginformasikan perkiraan akan terjadinya bencana semata. Karena itu, pemberian pemahaman komprehensif dari berbagai unsur satuan pendidikan sehingga mereka memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana alam.
“Pemberian pemahaman tentang kesiapan dalam menghadapi bencana alam harus diberikan kepada berbagai pihak, termasuk unsur satuan pendidikan,” ungkap Imam saat dimintai tanggapannya terkait dengan pelaksanaan diskusi tersebut.
Selanjutnya disampaikan pula bahwa pihaknya sangat berterima kasih kepada tim Save The Children yang telah membantu Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat dalam penyiapan kebijakan satuan pendidikan tangguh bencana. Pihaknya sangat membutuhkan regulasi tersebut karena beberapa wilayah di Kab. Bandung Barat berada pada Sesar Lembang telah menjadi isu nasional.
“Kami sangat berterima kasih kepada Save The Children yang telah membantu untuk penyiapan kebijakan satuan pendidikan aman bencana dalam bentuk regulasi,” pungkasnya.
Widyastuti Agnes dari Save The Children, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu Dinas Pendidikan dalam melahir regulasi terkait satuan pendidikan aman bencana sehingga setiap satuan pendidikan di Kab. Bandung Barat memiliki ketangguhan dalam menghadapi bencana.
Disampaikan pula bahwa selama ini, bencana pada umumnya terjadi pada saat siswa sedang di luar pembelajaran. Sekalipun demikian, setiap unsur pada satuan pendidikan perlu memiliki pemahaman dalam menghadapi bencana.
”Bencana terjadi pada umumnya saat siswa tidak sedang belajar, saya tidak dapat membayangkan, bagaimana bila terjadi saat KBM berlangsung,” ungkap Agnes.
Dalam paparan di depan para peserta diskusi, Kepala Bidang Pendidikan SMP, Dadang A. Sapardan mengemukakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Save The Children diharapkan menguatkan penyiapan satuan pendidikan siaga bencana. Sejak beberapa tahun belakang ini, Dinas Pendidikan terus-menerus mendorong sekolah untuk mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Salah satu kegiatan yang menjadi konsentrasi implementasi PPK adalah Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Karena itu, kepemilikan regulasi dalam bentuk peraturan bupati sangat dibutuhkan sebagai dasar pijakan.
“Kegiatan yang diinisiasi Save The Children diharapkan memberi penguatan penyiapan satuan pendidikan siaga bencana,” papar Dadang.***
MANAJEMEN KESIAP-SIAGAAN BENCANA HARUS DISIAPKAN SEJAK DINI