Oleh: Hj. Yeti Resmiati, M. Pd
(Kepala SMPN 2 Parongpong Bandung Barat)
Pembelajaran daring (e-learning) sebenarnya bukan hal baru. Bahkan semakin familiar diaplikasikan mulai tingkat Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi. Platform ini mendukung sekolah serta peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Sekaligus memantau perkembangan siswa dengan berbagai program yang ditawarkan.
SMPN 2 Parongpong. Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini dengan mempertimbangkan efektivitas, keamanan, dan kenyamanan. Metode pembelajaran daring secara penuh menjadi pilihan utama di tengah situasi pembatasan sosial yang diberlakukan baru-baru ini.
Seperti diketahui, saat ini pandemi Covid -19 ternyata masih mewabah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bandung Barat. Walaupun aturan Dinas Pendidikan masih seketat di awal pandemi, namun beberapa instansi khususnya di lembaga pendidikan telah membuka dan melakukan kegiatan seperti biasanya. Tentu saja dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Namun, setelah PJJ dilaksanakan muncul lah beberapa kendala yang dirasakan guru, siswa, dan orang tua. Kendala tersebut karena ketidakterbiasaan pembelajaran tanpa guru sehingga orang tua terpaksa harus bertindak sebagai guru. Mereka harus mengawasi, mengontrol, dan memberikan motivasi, serta melaporkan hasil pekerjaan putra- putrinya. Selain itu, luasnya materi pelajaran, dan ketidakleluasaan menerapkan nilai karakter kepada siswa
Penulis berasumsi untuk menetralisasi kendala yang dihadapi serta memacu dan memicu semangat para guru dalam melaksanakan tugasnya, diperlukan penyelenggaraan In House Training (IHT). Maka, sebagai Kepala Sekolah, digagaslah kegiatan tersebut pada tahun lalu dengan mengusung tema- Optimalisasi E- Learning dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid- 19 .
Di kegiatan di atas, penulis menyampaikan bahwa pembelajaran daring (e-learning) sebenarnya bukan hal baru. Bahkan semakin familiar diaplikasikan mulai tingkat Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi. Platform ini mendukung sekolah serta peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Sekaligus memantau perkembangan siswa dengan berbagai program yang ditawarkan.
Penulis juga menyampaikan bahwa metode e-learning akan terus dijalankan saat pandemi. Tidak terbatas pada pembelajaran daring, juga diterapkan untuk kegiatan Ulangan Tengah Semester ( UTS). Kemudian pada kegiatan praktikum setiap mata pelajaran, dan pelaksanaan tugas-tugas akhir siswa. Bahkan akan diimplementasikan dengan berbagai variasi. Hal ini sangat membantu meningkatkan kreativitas dan aktivitas guru dalam menyampaikan materi secara utuh dan lebih hidup. Selain itu, mendorong siswa untuk tidak bosan dalam belajar mandiri sehingga beroleh pengalaman kontekstual.
Adalah sangat menarik saat IHT dilaksanakan, rekan guru yang membidangi kurikulum, Retno Widijawati, yang menyajikan kegiatan dengan membacakan puisi karya sendiri. Hal ini kemudian diikuti oleh penulis, Komite Sekolah, Asep Kurnia, Wakasek Kurikulum, Iis Holisoh, dan Iyan Priatna, selaku perwakilan guru.
Selajutnya, acara dilanjutkan dengan penyampaian informasi kedinasan dan pemberian materi PJJ oleh Pengawas Pembina, Sri Kusuma Ayuningsih. Bunda Ayu menuturkan tentang esensi merdeka belajar dan hubungannya dengan pembelajaran e- learning. diharapkannya bahwa pembelajaran tidak boleh dipersulit . Guru kekinian di era new normal hendaknya memiliki jiwa inovatif, kreatif, mampu menjadi fasilitator, katalisator, dan motivator yang handal bagi siswanya. Hal ini merupakan ciri utama dari sosok guru penggerak.
Tidak lupa dilaksanakan sesi tanya jawab interaktif. Banyak ide muncul. Hal ini menginspirasi para guru untuk selalu semangat dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu menggugah pembelajar. Diperkenalkan pula motode- metode pembelajaran jarak jauh, seperti ruang guru, rumah belajar, google classroom, zoom meet, google meet, quipper, dan google form, dan lain-lain.
Pada akhir sesi, kegiatan diisi oleh Wakasek Kurikulum, Jaka Purwakusumah, yang memandu peserta IHT mempraktikkan cara penggunaan aplikasi Google Form. Hal ini untuk memudahkan guru dalam melakukan penilaian dan pemahaman para siswa. Tampak seluruh peserta sangat antusias menyimak dan mempraktikkannya.
Akhirnya, penulis berharap dengan kegiatan IHT ini, SMPN 2 Parongpong dapat memberikan layanan optimal kepada peserta didik sehingga dapat menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang bermutu. *