Oleh: N. Mimin Rukmini
Hari Pramuka dan Hari Kemerdekaaan RI yang terjeda dan terhalang karena pandemi Covid-19 ini hendaknya bukan halangan untuk terus maju dan berkarya. Terus maju dan berkarya melalui prinsip ‘Merdeka Belajar’. Hal ini perlu terus ditanamkan pada semuanya.
Betapa malang Sang Petualang
betapa pilu di negeri Pemburu….
Dua larik puisi sengaja penulis dendangkan pada bagian pembuka paragraf dalam tulisan ini karena memang betapa pilunya negeri, dan betapa malangnya Sang Petualang, semenjak pandemi korona melanda kisah kehidupan di alam semesta. Siapa Sang Petualang? Sang Petualang adalah kita.
Di era Covid-19 saat ini, hari Pramuka yang diselenggarakan setiap tanggal 14 Agustus, tidak bisa dilaksanakan sebagaimana biasanya. Tak ada lagi perkemahan, dan tak ada lagi perlombaan yang menghiasi suasana ruang terbuka hijau di kerumunan api unggun. Semua sepi. Tak ada seragam Pramuka yang menghiasi keelokan negeri.
Seperti diketahui, Pramuka adalah kegiatan kepanduan atau scout Movement yang pertama kali dicetuskan oleh Lord Baden Powell. Gerakan ini merupakan kegiatan menyenangkan yang menuntut ketangkasan, kecakapan, keterampilan, dan pemikiran tingkat tinggi dari anggotanya. Oleh karena itu, kegiatan ini menuntut perpaduan dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sementara itu, di Indonesia, gerakan di atas dipelopori oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Dari sinilah lahir istilah Pramuka yang merupakan akronim dari dari praja, muda, karana, mengandung arti jiwa muda yang gemar berkarya. Darinya dituntut untuk selalu mempunyai sikap, ketangkasan, kecakapan, keterampilan, dan memiliki pemikiran tingkat tinggi. Sehingga lahirlah sebuah karya atau kreativitas yang membanggakan dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Pramuka dan Hari Kemerdekaan, Dulu dan Kini
Penulis masih mengingat saat menjadi anggota Pramuka di masa sekolah dulu. Terdapat tingkatan kepramukaan berdasarkan kelompok umur pada tingkat satuan pendidikan. Kelompok umur tersebut berupa kelompok peserta siaga, penggalang, dan peserta penegak. Peserta tingkat siaga dibagi lagi berdasarkan tingkat ketangkasan, kecakapan, dan keterampilan yang dimiliki. Demikian pun untuk anggota pramuka tingkat penggalang, dan penegak. Sesuai urutan, ada yang disebut siaga mula, bantu, dan tata; penggalang ramu, rakit, dan terap; serta penegak laksana, dan bantara. Semua tersebut di bawah komando dari kakak-kakak Pembina.
Sesunggunhnya, jika dikaitkan dengan Kurikulum 2013 saat ini, penerapan gerakan di atas sungguh senada dan menunjang terhadap kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan tuntutan Keterampilan Abad 21. Sehingga dalam struktur program kurikulum, kegiatan kepramukaan menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan.
Menyangkut lingkungan, kegiatan Pramuka berwawasan lingkungan. Aktivitas yang memanfaatkan kondisi dan area lingkungan sekitar. Sifatnya outdoor atau di area terbuka. Dalam pelaksanaannya, mereka dituntut untuk mandiri, kerja sama, berani, dan tahan banting, di samping kekuatan sikap, kecakapan, keterampilan, dan pemikiran tingkat tinggi yang telah penulis singgung pada bagian paragraf sebelumnya.
Saat kegiatan perkemahan, misalnya. Sejak mendirikan tenda sebagai tempat untuk berteduh anggota Pramuka, sampai pada kegiatan masak untuk makan mereka, merekalah sendiri yang mengerjakan. Pendek kata, segala apapun kegiatan perkemahan, anggap saja kegiatan pindah rumah sementara, semua dikerjakan dengan riang gembira. Ada pun jika perkemahan tidak dilaksanakan, kegiatannya tetap diselenggarkan dengan seru di lapangan atau di lingkungan sekolah.
Bagaimana kegiatan Pramuka di saat Covid-19? Seperti halnya kegiatan pendidikan,dan kehidupan lainnya, kegiatan kepramukaaan total dihentikan. Hal itu bisa diterima, mengingat keseriusan dan tekad pemerintah serta kita sebagai pelaksana pendidikan untuk bersama-sama bertekad mencegah, dan memutus mata rantai virus tersebut. Selama sekolah masih dalam tahap pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), selama itu pula kegiatan Pramuka dapat dilaksanakan dalam masa waktu yang tidak ditentukan.
Peringatan Hari Pramuka 14 Agustus telah berlalu. Walaupun tidak dilaksanakan, jiwa Pramuka hendaknya tetap terjaga.
Hari ini, 17 Agustus 2020, kita rayakan pula Hari Kemerdekaan Negara tercinta. Di tengah Pandemi ini pula, peringatan momen bersejarah ini dilaksanakan dalam suasana berbeda. Namun, seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada, pada pukul 10.17, tetap wajib melakukan sikap sempurna untuk mengenang Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945.
Tujuh puluh lima tahun usia kemerdekaan negeri ini. Berbagai prestasi telah diukir anak bangsa. Generasi 45 telah banyak menjadi pemimpin negeri. Begitu pula generasi muda dan generasi milenial. Semua bersatu membangun negeri. Sehingga negara ini patut diperhitungkan. Baik dalam kepribadian dan idiologi, kemajuan pendidikan, perekonomian, sosial, maupun budaya dan pertahan dan keamanan.
Simpulan
Akhirnya, Hari Pramuka dan Hari Kemerdekaaan RI yang terjeda dan terhalang karena pandemi Covid-19 ini hendaknya bukan halangan untuk terus maju dan berkarya. Terus maju dan berkarya melalui prinsip ‘Merdeka Belajar’. Hal ini perlu terus ditanamkan pada semuanya. Terlebih di era digital yang serba cepat, baik informasi maupun perubahan tatanan kehidupan, diperlukan terus belajar beradaptasi menyesuaikan tanpa henti.
Adaptasi Kebiasaan Baru yang dicanangkan pemerintah saat ini, hendaknya tetap dijalankan dengan selalu menaati protokol kesehatan. Sehingga tatanan kehidupan akan tetap terjaga dengan selalu berikhtiar dan berdoa agar kondisi semua ini cepat kembali normal. Semoga.***
Sumber:
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/sejarah-hari-pramuka-di-indonesia-dan-internasional-egfK, diunduh 16 Agustus 2020.
Editor: Adhyatnika Geusan Ulun
Profil Penulis:
Mimin Rukmini, Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMPN 1 Cililin Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sebagai salah satu Tim Newsroom dan Fasda Literasi KBB. Suka menulis artikel dan telah diterbitkan di media massa (cetak dan online) dan telah menerbitkan 9 buku, baik tunggal maupun antologi. Tinggal di Bandung Barat, Jabar.