Lembang-(Newsroom). SMP Negeri 2 Lembang Bandung Barat bekerja sama dengan Universitas Islam Bandung (Unisba) menyelenggarakan sosialisasi sekolah aman bencana. Kegiatan yang diprakarsai oleh Fakultas Teknik perguruan tinggi tersebut dilaksanakan secara virtual sebagai salah satu program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Rabu (19/8/20).
Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kab. Bandung `Barat, Dadang A Sapardan, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat menyambut baik terselenggaranya program di atas. Menurutnya, kegiatan dalam mengantipasi bencana alam jarang dilakukan. Kalaupun ada, kegiatan dilaksanakan oleh beberapa NGO atau SKPD lain, semisal BPDD. Oleh karena itu, program ini harus didesiminasikan kepada sekolah lain untuk memberikan pemahaman tentang mitigasi bencana.
“Pada kesempatan ini saya mengajak pula para pengawas pembina dan para kepala sekolah untuk mengikuti kegiatan, dengan harapan materi yang diterima bisa didiseminasikan pada sekolah binaan dan warga sekolah lainnya. Hal ini diperlukan karena cukup banyak sekolah yang berada di jalur patahan Lembang. Sehingga pemahaman dalam bentuk antisipasi bencana harus dimiliki setiap warga sekolah,” ungkapnya.
Seperti diketahui, dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fakultas Teknik Unisba menggandeng SMPN 2 Lembang dalam kegiatan yang mengambil tema pengenalan potensi kebencanaan dan mitigasi bencana geologi patahan lembang. Diharapkan sekolah dapat memahami pentingnya antisipasi bencana sejak dini.
Kegiatan yang dipandu oleh Sri Widayanti, dan juga diikuti para dosen Program Studi Teknik Pertambangan FT Unisba, menampilkan sejumlah narasumber yang kompeten di bidangnya.
Sementara itu, Dudu Nasrudin, narasumber, memaparkan bahwa sejumlah wilayah yang dilalui patahan Lembang, berdasarkan peta geologi yang telah dipublikasikan, yakni membentang mulai dari selatan Tangkuban Prahu, Lembang Maribaya, hingga ke lereng bagian barat Gunung Manglayang, termasuk Lembang Kota. Sehingga masyarakat di kawasan ini dituntut kewaspadaan tinggi untuk mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi.
Ditambahkannya, SMPN 2 Lembang berada di area patahan lembang di atas. Kondisi seperti ini harus diantispasi oleh semua pihak.
Di sisi lain, Linda Pulungan, narasumber berikutnya, dalam paparannya menyampaikan tentang mitigasi gempa bumi. Disampaikannya tentang definisi gempa, yaitu peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif gunung api atau runtuhan batuan. Kemudian dijelaskan pula tentang penyebab gempa yang meliputi gempa tektonik, gempa Vulkanik dan gempa yang disebabkan oleh runtuhan.
Lebih lanjut disampaikan tentang mitigasi menurut UU No. 24 tahun 2007, yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Pemahaman tentang mitigasi bencana ini harus dipahami oleh setiap orang, apalagi sebagian besar wilayah di Indonesia termasuk daerah rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana lainnya.
Ditambahkan Linda bahwa program yang diterapkan di tiap sekolah, yaitu SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana), selama ini sangat berhubungan dengan program di atas. Dijelaskannya bahwa terdapat tahapan dalam upaya penanggulangan bencana, yakni, Tahap Pencegahan, Tahap Tanggap Darurat, Tahap Rehabilitasi, dan Tahap Rekostruksi. Selain itu, ada juga managemen bencana yang meliputi Pra-Bencana, Saat Bencana dan Pasca Bencana.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Lembang, H. Kusnadi, menyatakan bahwa materi kegiatan ini sangat diperlukan untuk menambah wawasan. Hal ini mengingat bahwa sekolah yang dipimpinnya berada di area jalur patahan Lembang.
Senada dengan di atas, Kasi Kurikulum SMP, Samid Rusmana, menyampaikan tentang perlunya sosialisasi kepada sekolah-sekolah yang berada pada daerah rawan bencana. Hal ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak bencana yang ditimbulkan.
Ditambahkannya bahwa di setiap sekolah juga perlu dibentuk gugus tugas dalam mengantisipasi bencana. Seperti yang dilakukan dalam penanganan pandemi Covid-19 seperti saat ini.
“Perlu adanya bentuk sosialisasi bagi sekolah sekolah, terutama yang berada pada area patahan sesar Lembang. Sehingga dapat meminimalisir dampak bencana yang ditimbulkan,” tandasnya.***
Berita/Foto: Budi Ruhiat (SMPN 1 Ngamprah)
Editor: Adhyatnika Geusan Ulun