Oleh: Ade Sopyan, S.Pd
(SDN Cijambu Cipongkor)
Sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Kita semua tentu sepakat bahwa murid-murid kita dapat melakukan lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara natural adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal.
Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Dengan kata lain, murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.
Berdasarkan hasil analisa mengenai suara, pilihandan kepemilikan murid penulis, ternyata mereka sangat mengingkan nuansa baru dalam belajar, maka dari itulah penulis memutuskan untuk mengadakan kegiatan belajar secara kontekstual di luar ruang kelas dengan nama program “Outdoor Study” (belajar di luar ruang kelas).
Kegiatan Outdoor Study ini dilakukan setiap bulan di minggu terakhir pada hari Sabtu, atau hari-hari lain yang disepakati bersama dengan murid dan guru.Program ini adalah kegiatan yang terjadwal dimana setiap bulannya, murid secara rutin melakukan pembelajaran di lingkungan baru serta terbuka selama satu hari pembelajaran.
Lingkungan yang menjadi objek belajar, bisa berupa alam terbuka seperti: pegunungan, hutan, sungai, bendungan, pesawahan dan lingkungan alam lainnya yang relevan untuk dijadikan sebagai objek belajar. Selain dari lingkungan alam, kegiatan ini juga dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat lain, seperti: Kantor pemerintahan desa/Kecamatan, Puskesmas, Pasar tradisional maupun modern, perbankan, perusahaan, maupun instansi lain yang bisa berkolaborasi serta dapat dijadikan sebagai tempat belajar murid.
Hasi kegiatan Outdoor Study yang kami lakukan bersama murid, ternyata banyak sekali manfaat yang kami dapatkan di antaranya:
- Kegiatan Outdoor Study dapat menunjang keberhasilan pembelajaran, kegiatan ini dilakukan secara intrakulikuler dan kokulikuler karena kegiatan Outdoor Study dilakukan secara kontekstual atau belajar langsung dilingkunyan nyata,
- Mengembangkan kecintaan para murid terhadap lingkungan sekitar, kegiatan sosial, kegiatan politik di masyarakat, kegiatan agama dan kegiatan budaya di masyarakat.
- Dapat melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Deskripsi Kegiatan
Pada akhir bulan Mei 2022, kami melakukan kunjungan ke tempat yang disepakati bersama. Tempat tersebut dapat kami tempuh dengan mudah dan murah. Pada kunjungan tersebut kami banyak mendapat pelajaran yang sangat berharga, di antaranya bagaimana masyarakat memanfaatkan alam untuk dijadikan sebagai kegiatan usaha, bagaimana masyarakat memelihara lingkunan alam secara arif dan bijaksana.
Pada kegiatan ini. murid menyaksikan berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat, selain dari menyaksikan aktivitas masyarakat, murid mencoba mewawancarai beberapa masyarakat yang sedang melakukan aktivitasnya. Setelah mereka selesai mengamati dan mewawancarai kegaitan masyarakat selanjutnya mereka membuat laporan hasil pengamatan dan melakukan refleksi dari hasil belajarnya.
Disamping melakukan kegiatan pembelajaran secara konstekstual, para murid melakukan aktivitas lainnya seperti kegiatan liliwetan (memasak untuk kelompoknya), mengunjungi tempat-tempat wisata dan dilanjutkan dengan makan nasi liwet bersama. Sungguh indah dan asyik kami melakukan kegiatan.
Pada minggu keempat bulan Juli, kami melakukan kunjungan ke kampung yang berdekatan dengan sekolah. Tujuan kami melakukan kunjungan ke perkampungn tersebut adalah ingin mengetahui aktivitas masyarakat dan orang tua murid dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Ternyata masyarakat di kampung tersebut, selain bertani mananam padi di sawah, mereka juga menanam pohon kelapa yang cukup melimpah disekitar lahan pesawahan dan halamn rumahnya. Kelapa tersebut selain untuk dikonsumsi, tetapi juga menjualnya kepada tetanggga ataupun bandar, baik kelapa tua maupun kelapa muda.
Yang menarik bagi kami adalah saat masyarakat tersebut ditanya menengenai pemanfaatan buah kelapa, apakah ada lagi yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya?
Ternyata mereka menjawab tidak ada, yang ada hanya menjadikannya bahan bakar jika ada dahan atau daun kelapa yang sudah kering, Mereka bercerita sebetulnya ketika mau menjelang lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha, sangat kebingungan dalam memenuhi kebutuhan menjelang lebaran dalam mempersiapkan salah satu makanan khas waktu lebaran yakni ketupat. Hal ini dikarenakan masih jarang ada orang yang bisa membuat atau menganyam ketupat sendiri, padahal mereka banyak memiliki pohon kelapa. Maka dari itulah kami mendapat ide untuk memanfaatkan keterampilan dan melakukan kegiatan belajar membuat cangkang ketupat lebaran.
Setelah beberapa waktu berjalan, murid mampu dan dapat membuatkan cangkang ketupat untuk orang tua dan tetangganya. Ternyata program tersebut terbukti berhasil dan sangat bermanfaat untuk orang tua dan warga masyarakat. Orang tua dan masyarakat sangat terbantu oleh anak didik kami, karena berkat program yang kami laksanakan. Masyarakat tidak lagi kebingungan dalam mempersiapkan cangkang ketupat untuk lebaran.
Manfaat Pembelajaran
Penulis menemukan bahwa murid bisa melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, percaya diri dan senang ketika diberi kepercayaan. Terkadang orang dewasa tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Kegiatan ini menyadarkan kami sebagai guru bahwa ide itu bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Termasuk datang murid.
Guru hanya perlu membantu murid memfasilitasi segala kemampuan yang dimiliki murid. Pembelajaran berlangsung dengan sangat menyenangkan, semua murid terlibat secara aktif. Evaluasi yang penulis temukan dari kegiatan ini adalah perlunya sosialisasi kegiatan secara lebih intens kepada semua pihak, baik itu warga sekolah, dan warga masyarakat. Kegiatan harus dilakukan secara berkesinambungan dan konsisten.***
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat.
Profil Penulis:
Ade Sopyan, lahir 3 Oktober 1979 di Bandung. Domisili di Kampung Bojonghuni, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Guru kelas 5 di SD Negeri Cijambu Kecamatan Cipongkor sejak 2018. Peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat tahun 2021. Anggota PGRI Ranting 7 Kecamatan Cipongkor. Anggota Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus 7 Kecamatan Cipongkor, Sekretaris Komunitas Praktisi di SD Negeri Cijambu Kecamatan Cipongkor. Sering menjadi juri LBMKS SD Tingkat Kecamatan dan tingkat Kabupaten.
Email:adesopyan10@gmail.com Fb:Ade Sopyan IG: @adesopyan5
Alhamdulillah terima kasih pak Adhy dan NEWS ROOM semoga berkah selalu
Siap. Sukses selalu