Cisarua KBB-SMP Negeri 3 Cisarua memiliki cara kreatif untuk mengenalkan budaya Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. Pihak sekolah mengadakan kegiatan Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Pekan Kreativitas Siswa yang dikenal dengan acara GEPRAK NELUCIFEST 1.VII, Senin (4/3/24).
GEPRAK NELUCIFEST 1.VII merupakan akronim dari Gelar Karya P5 ke- 1 dan Pekan Kreativitas Siswa SMP Negeri Tiga Cisarua ke-7. Selain gelar karya P5 yang baru pertama kalinya dilaksanakan di sekolah.
Pekan Kreativitas Siswa merupakan kegiatan rutin tahunan sekolah. Kegiatn ini merupakan ajang silaturahmi dan promosi sekolah kepada masyarakat sekitar. Dalam kegiatan ini disajikan berbagai lomba-lomba yang diikuti oleh siswa-siswa SD se- Kecamatan Cisarua, seperti lomba PBB, lomba try out, lomba tiktok video, tari Jaipong, Ngadongeng dan lomba Koloni Tongkat.
Dalam pelaksanaan Gelar Karya, peserta didik kelas 7 yang menggunakan Kurikulum Merdeka, menggelar karya P5, dengan mengusung tema ” Gali Potensi, Ukir Prestasi Melalui Karya Budaya Lokal“. Sedangkan peserta didik kelas 8 dan 9 yang menggunakan kurikulum 2013, selain menggelar hasil karya pembelajaran selama semester ganjil, mereka pun gelar karya produk makanan dalam bentuk bazzar kelas.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Sekolah, Nenden Lia Amalia. Turut hadir, Ketua PGRI Kecamatan Cisarua, tokoh masyarakat, komite sekolah, dan para orang tua siswa. Dan, Sebanyak 15 stand digelar pada acara tersebut. Semuanya berisi ide-ide kreatif para siswa yang diwujudkan dalam praktik. Juga disiapkan arena Rumah Hantu dan stand bazzar makanan sebagai penambah daya tarik pengunjung.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah menyampaikan hasil karya yang ditampilkan oleh siswa merupakan hasil proses belajar di kelas yang berlangsung selama satu semester. Lalu dipraktikkan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu P5.
“Kegiatan ini juga dalam upaya menggali ide-ide kreatif siswa dan inovasi, siswa siwa memiliki cara kreatif yang berbeda beda, dan unik namun tetap dipandu oleh para guru. Saya apresiasi para guru dan wali kelas yang telah berhasil melaksanakan gelar karya. Ini sejalan dengan program SMPN 3 Cisarua untuk mewujudkan sekolah JUARA,” ucapnya.
Diungkapkan, kegiatan ini juga menampilkan ragam budaya di Indonesia, seperti pakaian adat batak, dayak, kalimantan, jawa, minang dan busana lainnya. “Para siswa semakin mengenal budaya Indonesia dan generasi Pancasila. Saya juga mengucapkan terima kasih atas dukungan para orang tua siswa,” imbuhnya.
Acara dibuka dengan gerak dan lagu P5 yang disajikan oleh perwakilan siswa kelas 7, 8 dan 9. Ditampilkan juga ragam tarian sesuai dengan stand masing-masing kelas. Kegiatan diawali dengan tarian Kicir-Kicir dari DKI Jakarta (7A), tarian Dayak (7B), Tari Piring dari Sumatra Barat (7C), Tari Saman dari Aceh (7D), tari Yamko Rambe Yamko Papua (7E) dan Tari Barong dari Bali (7F).
Yang paling menarik dari kegiatan gelar karya ini adalah ketika semua guru menampilkan tarian Nusantara secara medley dengan memakai baju adat yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan kepada siswa bahwa tidak hanya siswa saja yang harus kreatif dan inovatif, namun guru sebagai agen perubahan (agent of change) harus bisa mengubah pemikiran seseorang bahwa guru tidak hanya berusaha mentransfer ilmu, menyalin dan memindahkan pengetahuan kepada siswa.
Di kegiatan tersebut para guru menampilkan diri sebagai seorang fasilitator, katalisator, serta mampu menemukan potensi siswanya sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini sesuai dengan Era Revolusi Industri 4.0, di mana guru harus bisa membawa para siswanya menghadapi era disrupsi teknologi dengan membekali siswa melalui berbagai keterampilan yang mumpuni. ***