PADALARANG-(NEWSROOM)– Wajah-wajah ceria terpancar ketika siswa-siswi kelas VII SMPN 2 Padalarang berjalan menuju Guha Pawon dari area parkir. Meski harus berjalan kaki menempuh rute yang cukup jauh dan menantang, mereka tetap terlihat begitu bersemangat. Hari itu, Rabu tanggal 26 September 2108 merupakan awal dari kegiatan Outing Class bertema “PESONA GUHA PAWON”. Outing Class ini berfokus pada kegiatan di Stone Garden dan Guha Pawon. Seluruh siswa kelas VII SMPN 2 Padalarang yang berjumlah 343 orang mengikuti kegiatan ini.
“Siswa berkumpul di sekolah pukul 06.30 untuk pengkondisian kegiatan. Tepat pukul 07.00 WIB mereka berangkat menuju Guha Pawon” ungkap Wakasek Kurikulum, Wiwi Marwiyah sebagai penggagas kegiatan ini.
Sebanyak 45 orang guru dilibatkan untuk membimbing para siswa. Kegiatan ini juga didukung tiga orang narasumber dari pihak pengelola alam wisata Guha Pawon dan Stone Garden yang juga merangkap sebagai pemandu. Adapun teknis pelaksanaan ditangani oleh Wakasek Kesiswaan, Ade Gustiadi.
Stone Garden dan Guha Pawon dipilih karena tempat ini merupakan salah satu situs sejarah yang secara geografis berada dekat dengan tempat tinggal siswa. Namun, siswa belum menyadari bahwa tempat ini bukan hanya situs sejarah nasional, melainkan juga situs dunia. Ironisnya, banyak siswa yang belum pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya. Padahal, sebagai generasi muda, mereka harus memiliki rasa bangga dan turut menjaga kelestarian tempat ini.
Sebelum melaksanakan kegiatan ini, Wakasek Kurikulum memulai dengan mengajak seluruh koordiantor 11 mata pelajaran untuk berembuk. Mereka menganalisis kompetensi dasar berdasarkan tema yang sudah disepakati, yaitu ”Pesona Guha Pawon”. Setelah itu, dibentuklah tim panitia survey. Selanjutnya, panitia melakukan penandatanganan nota kesepakatan antara pihak sekolah dengan pihak pengelola.
“Inilah yang membuat Outing Class berbeda dengan study tour. Pada Outing Class siswa lebih banyak melakukan proses pembelajaran. Program ini menjadikan alam terbuka sebagai tempat, sumber, sekaligus media pembelajaran” pungkas Wiwi.
Guha Pawon terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat . Letak goa yang berada di lokasi penambangan berbagai jenis batu itu awalnya hanya dianggap sebagai satu lokasi tempat bernaung para penambang batu. Tidak jarang pula tempat ini dijadikan tempat bermain anak-anak. Namun, siapa sangka jika goa ini ternyata menyimpan misteri kehidupan masa lalu. Di Guha Pawon pernah ditemukan 20.250 tulang belulang dan 4.050 serpihan batu yang diperkirakan berusia sekira 10 ribu tahun. Temuan besar yang cukup menggemparkan masyarakat Jawa Barat ini diharapkan dapat menguak sejarah peradaban manusia Sunda. Bisa dibayangkan, betapa tua usia Guha Pawon ini jika dilihat dari jejak-jejak sejarah yang ditinggalkannya.
Kepala SMPN 2 Padalarang, Saprudin, mengatakan bahwa kegiatan Outing Class merupakan media yang paling efektif dan efisien dalam menyampaikan ilmu dan pembelajaran yang bukan hanya dari teori, melainkan juga kebenaran dan bukti nyata di lapangan.
“Tujuan outing class ini pada dasarnya untuk mendekatkan siswa dengan lingkungan, mempermudah pemahaman materi dengan melihat realita yang sesungguhnya. Metode Outing Class yang telah direncanakan dengan matang ini menjadikan proses pembelajaran berjalan secara aktif, interaktif, dan menyenangkan. Selain itu, metode ini mengenalkan siswa bahwa dalam sebuah lingkungan keterkaitan seluruh mata pelajaran adalah nyata adanya. Bukan hanya sekadar teori, melainkan juga siswa langsung mengamati objek”, papar Saprudin saat dimintai keterangan mengenai kegiatan Outing Class yang dilaksanakan di sekolahnya.
Namun sayang sekali, kini objek wisata Guha Pawon seakan-akan dikepung alat berat dan truk super besar yang mengeruk bebatuan kapur dan marmer di sekitarnya. Jika tak ada perhatian dan kepedulian dari kita, keberadaan objek wisata prasejarah ini, mungkin suatu saat akan punah termakan oleh kepentingan ekonomi sesaat, walaupun saat ini Guha Pawon sudah menjadi situs yang dilindungi undang-undang.
“Kami pun mengharapkan kegiatan ini dapat merangsang siswa mengetahui sejarah dan budaya nasional serta turut melestarikanya” pungkas Saprudin.***(Nuni Fr. edited by Bud’s)
Mantap!
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ruarrrbiassaaa mentemen. Mudah mudahan ngefek untuk siswa dan sekolah sebagai pengalaman yang takan terlupakan.
Dan menjadi inspirasi buat kita.
Viva SMP N 2 Padalarang.
Ti usmankartika@yahoo.id Smpn2cipatat