Oleh: Dian Diana, M.Pd.
“Sajian apik alam, membuat pengunjung tak memalingkan wajah, fokus memandangi dua curug megah yang dapat ditangkap dalam satu frame indah. Curug Ngebul berbentuk berdiri tegak dan Curug Palisir membentuk garis horizontal yang cukup panjang.”
Menunggu pandemi virus Corona segera berlalu, salah satunya dengan membaca artikel ini. Siapkan diri untuk menjelajah kembali tempat-tempat eksotis di Kabupaten Bandung Barat. Tapi, tunggu waktu yang aman, ya. Setelah pemerintah menyatakan boleh melakukan kembali, aktivitas di luar rumah.
Destinasi Eksotis Bandung Barat
Sebagai referensi destinasi wisata menarik, kali ini penulis akan menggali keindahan Curug Ngebul dan Curug Palisir. Keduanya merupakan air terjun undakan ke lima dan ke enam dari Curug Malela di Kecamatan Rongga. Untuk sampai ke Curug ini, memerlukan usaha hiking yang cukup menguras keringat. Kita bisa menggunakan jalur Cilanggari-Cisetu, Kecamatan Gununghalu.
Memasuki pos masuk menuju curug, pengunjung akan disambut ramah oleh tokoh Karang Taruna di sana. Ada warga yang siap mengantar menemani perjalanan, sekaligus menjadi petunjuk jalan, agar kami cepat sampai dan tidak tersesat. Pelayanan ini dilakukan karena sering sekali pengunjung tersesat saat melewati hutan produksi (hutan pinus) dengan cabang jalan yang rumit dan medan yang cukup menantang..
Sabana yang Wangi
Perjalanan memasuki hutan pinus disuguhkan pemandangan alami dengan semak-semak di sepanjang jalan. Kemudian diselingi ladang akar wangi milik penduduk yang mirip sabana (padang rumput berseling pepohonan), serasa berjalan-jalan di wilayah Indonesia Bagian Timur. Di tengah perjalanan, kita akan menemukan buah Bokor. Buah berentuk bulat, mirip dengan jambu batu. Rasanya manis dan menyegarkan.
Pemandangan menakjubkan lainnya, di tengah perjalanan, kita akan menemukan perbukitan dengan lembah-lembah dalam. Perbukitan ini merupakan perbatasan Kecamatan Rongga dengan Kabupaten Cianjur. Nampak Sungai Cisokan membelah batas Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur.
Penulis/Foto: Dian Diana, M.Pd. (Guru IPS SMPN 1 Cihampelas.Newsroom)
Editor/Ilustrator: Adhyatnika GU
Curug Ngebul dan Curug Palisir nan Indah
Setelah satu jam berjalan, akan ada ladang yang ditanami palawija oleh penduduk. Jalan yang dilalui semakin menanjak dan terjal, kadang-kadang berjalan di punggungan gunung, yang di bagian kanan kirinya terdapat jurang yang dalam. Beberapa saat pengunjung harus memberi jalan kepada warga yang menjadi ojek untuk wisatawan. Walaupun naik ojek, hal ini membuat hati ketar-ketir, karena motor pun bisa jumping mengikuti ketajaman lereng.
Setengah jam sebelum mencapai Curug Ngebul, tanjakan dan turunan semakin tajam, banyak pohon bambu tumbang akibat terbawa longsoran tanah, dan tidak sedikit menghalangi jalan yang akan dilewati. Terdengar suara gemuruh air terjun dari kejauhan, membuat para pengunjung tak sabar ingin segera menikmati deburan jatuhan airnya. Berhati-hati menuruni tebing terjal adalah kunci untuk membuka lukisan alam yang indah tak terbantahkan. Kedamaian akan terasa menembus kalbu.
Sajian apik alam, membuat pengunjung tak memalingkan wajah, fokus memandangi dua curug megah yang dapat ditangkap dalam satu frame indah. Curug Ngebul berbentuk berdiri tegak dan Curug Palisir membentuk garis horizontal yang cukup panjang.
Batu ignimbrit nampak kokoh diselingi andesit dan breksi. Curugan utama yang vertikal dengan ketinggian sekiatar 20 meter bernama Curug Ngebul. Dinamakan Curug Ngebul karena cipratan dan asap air yang terjun terbawa angin sampai ke bantaran sungai sekitarnya. Ngebul dalam bahasa Sunda artinya mengepul seperti asap.
Derasnya debit air, kencangnya angin, dan dalamnya dasar sungai, sangat beresiko bagi pengunjung untuk sekedar berenang-renang. Untuk sampai ke Curug Ngebul, kita melewati bagian sisi dari Curug Palisir. Ekstra hati-hati untuk berjalan dititian antar batu, lumut-lumut yang menempel pada batu terasa sangat licin, bisa saja dengan mudah menggelincirkan badan kita. Bantuan tongkat atau saling berpegangan membatu lebih aman untuk sampai.
Di bagian bawah, sekitar 30 meter dari Curug Ngebul, terbentang memanjang Curug Palisir. Panjang Curug sekitar 60 meter. Ketinggian curug lebih pendek dari Curug Ngebul, sekitar delapan meter.
Terdapat ayunan alami yang terbentuk dari akar pohon. Dari sini kita bisa melihat takjubnya Curug Ngebul dan Curug Palisir, serta mengamati aktivitas pengujung lainnya. Kita juga bisa memasak liwet di bantaran sungai yang batunya landau atau datar. Sambil menunggu liwet matang, jika berani, kita dapat meneruskan perjalanan ke bagian bawah Curu Palisir. Di sana terdapat Curug Pameungpeuk yang letaknya di bawah Curug Palisir.
Tips agar perjalanan ke Curug lancar dan menyenangkan, persiapkan barang bawaan secukupnya saja. Perhitungkan cuaca, apalagi di musim hujan, datanglah pagi-pagi dan pulang sebelum sore hari. Bawalah pakaian yang sifatnya ringan dan mudah kering, persiapkan jas hujan.Gunakan sepatu anti licin dan hindari menggunakan sandal, agar kaki kita terlindung dari benda tajam atau gigitan hewan liar. Agar terhindar dari dehidrasi, bawalah air minum sekitar 1-2 liter di dalam ransel saat berangkat dari lokasi parkiran.Untuk lebih menjaga keamanan, bawalah tambang atau webbing¸ karena jalan tidak lurus dan mulus, tapi licin dan terjal. Yuk, berpetualang!