Reportase: Andri Rahmansyah
(SMPN 3 Ngamprah)
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat bekerja sama dengan MKKS KBB, MKKS Sub Rayon 2, dan MKPS SMP Disdik, menggelar Paturay Tineung Pengawas Pembina Dinas Pendidikan KBB di SMPN 3 Ngamprah, Kamis, 27 Januari 2022. Kegiatan tersebut dimulai dengan upacara adat Sunda yang dilakukan oleh tim gamelan Dadaksakala. Tim yang digawangi oleh Rahmat Hidayat, S. Pd. itu berhasil menyambut tamu dengan suguhan yang meriah.
Acara yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Asep Dendih, S. Pd., M.M beserta jajarannya di atas berlangsung dengan meriah, hikmat, dan mengesankan. Kegiatan tersebut berawal dari usulan subrayon, MKPS, dan disdik. Hal itu disampaikan oleh Kepala SMPN 3 Ngamprah, Mepi, S. Sos., M. M. Pd. yang juga sekaligus ketua pelaksana kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Mepi mengatakan bahwa dirinya merasa bangga karena SMPN 3 Ngamprah menjadi tempat acara perpisahan dengan pengawas pembina. “Ini atas kolaborasi apik antara disdik, MKKS, dan MKPS. Keberhasilan tersebut tentu saja menjadi nilai-nilai kebersamaan,”ujar Mepi. Lebih lanjut, kepala SMPN 3 Ngamprah itu menegaskan bahwa sehebat apapun acara paturay tineung tetap akan melibatkan orang-orang yang berkecimpung dalam suatu urusan itu berpisah, namun harus tetap terjaga nilai-nilai kebersamaanya.
Sementara itu, Ketua MKKS KBB, Suhartono, S. Pd.I., M. Pd. mengapresiasi kinerja kepala SMPN 3 Ngamprah atas terlaksananya giat ini dengan baik. “Semoga menjadi amal terbaik amalnya,” ujar Kepala SMPN 1 Padalarang itu. Dalam sambutannya, Suhartono juga mengatakan bahwa pengawas dan kepala sekolah memiliki persamaan, yaitu sama-sama ibarat kapal. Yang menjadi perbedaan adalah jenis kapalnya. Pengawas itu ibarat kapal pesiar: banyak berkunjung; berbagi ilmu dan pengalaman, sedangkan kepala sekolah itu ibarat kapal perang: kuat bila ditembak musuh; siap amunisi guna mempertahankan diri. Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa seorang kepala sekolah harus bersinergi dengan semua lini, termasuk harus selalu dalam kondisi siaga I kapan pun dan di manapun. “Semua itu dilakukan agar bisa PTMT (Palai Tenang Mancen Tugas),” pungkasnya sambil berkelakar.
Senada dengan hal tersebut, H. Benny Setiawan, S. Pd., M. M. Pd. dalam sambutannya menuturkan awal mula kariernya berkecimpung di dunia pendidikan. Kariernya dimulai pada tahun 1984 diangkat PNS sebagi guru di SMP Telagasari Karawang. Di sana ia mengabdikan diri selama 7 tahun. Ia sempat mutasi ke SMPN Leuwigajah atau kini SMPN 8 Cimahi selama 1 tahun kemudian pindah lagi ke SMPN 2 Baleendah. Tahun 2006 ia dipromosikan menjadi kepala sekola di SMPN 3 Sindangkerta. Di sana ia menjabat selama 4 tahun. Tahun 2011 ia menjabat kepala sekolah di SMPN 3 Cipatat. Tahun 2013 ia beralih fungsi menjadi pengawas hingga memasuk masa purna bhakti 1 Januari 2022. Pemilik sertifikat asesor akreditasi SMP itu berterima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya kegiatan tersebut. SMP 3 Ngamprah itu menjadi awal juga sekaligus akhir ia bertugas sebagai pengawas. “Saya mohon maaf bila banyak melakukan kesalahan yang tak terasa selama menjalankan tugas,” pungkas asesor guru penggerak itu.
Dalam acara itu ditampilkan tarian tradisional jaipong yang dilakukan oleh Sabilla Zahra Salmatur Rachmani. Siswa 9G sekaligus juara tingkat nasional itu berhasil memukau peserta yang hadir dalam acara itu. Tampilan berikutnya berupa persembahan lagu yang diciptakan secara khusus untuk menanadai masa purna bhakti pengawas di SMPN Ngamprah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Asep Dendih, S. Pd., M.M mengapresiasi kinerja pengawas. “Teu ngarudeutkeun. Pengajuan untuk kegiatan selalu normatif, on the track,” tegasnya. Sambutan yang dikemas secara humoris itu sengaja kepala dinas lakukan selain agar mencairkan suasana, juga tidak membuat pengawas bersedih. Asep Dendih juga mengapreasi tim angklung yang dilakukan oleh siswa. “Bila baik siswanya, maka baik gurunya. Bila baik gurunya, maka baik kepala sekolahnya. Bila baik kepala sekolahnya, maka baik pengawasnya. Bila baik pengawasnya, maka baik pula kepala dinasnya,” ujarnya sembari mendapat sambutan dari para peserta. Ia juga menegaskan bahwa guru itu manusia setengah dewa. Bila banyak karya, diangap biasa. Bila berbuat salah, itu baru luar biasa. Pesan terkahir yang beliau sampaikan adalah ucapan terima kasih atas pengabdian yang telah dilakukan dan memohon dido’akan agar bisa menjawab tantangan zaman.
Acara ditutup dengan penampilan pencak silat oleh Cucu Nurhayati. Siswa 9C itu menampilkan aksinya dengan penuh semangat dan percaya diri. Puncak acara itu adalah pemberian cinderamata oleh kepala dinas beserta jajarannya, MKKS, dan MKPS kepada H. Benny Setiawan. “Saya merasa gembira juga terharu,” ujar mantan fasda implementasi K13 itu.
Mantap. Tulisan enak bgt dibaca.
Luar biasa, pak Andri. Terima kasih reportasenya.