Ngamprah-(Newsroom). Dunia pendidikan, khususnya para pegiat literasi, Kab. Bandung Barat kehilangan salah satu sosok guru terbaiknya, yakni Yulianti, S.Pd. Almarhumah yang sehari-harinya mengajar mata pelajaran Bahasa indonesia di SMPN 2 Ngamprah dan SMPN 3 Ngamprah tersebut, meninggal dunia akibat sakit di RS Kawaluyaan Kota Baru Padalarang, Senin (25/1/21).
Kepala Bidang Pend. SMP Dinas pendidikan Kab. Bandung Barat, Dadang A. Sapardan, menyampaikan duka cita yang dalam atas meninggalnya guru ini. Menurutnya, Disdik KBB sangat kehilangan sosok yang merupakan salah satu penggerak lierasi di Bandung Barat.
“Saya menyampaikan duka cita yang dalam atas meninggalnya Ibu Yulianti S.Pd. Kita kehilangan sosok yang merupakan salah satu motor penggerak literasi di Bandung Barat,” ungkapnya kepada Newsroom, (25/1).
Senada dengan di atas, Kepala SMPN 2 Ngamprah, Agus Samsu Permana, menyatakan rasa sedihnya yang teramat dalam. Pihaknya sangat kehilangan mengingat mendiang adalah sosok yang sangat aktif di berbagai bidang, seperti kegiatan keagamaan, kepramukaan, koperasi, dan literasi.
“Kami keluarga besar SMPN 2 Ngamprah turut berduka cita atas meninggalnya Ibu Yulianti. Semoga almarhumah mendapat Rahmat dan maghfirah Allah Swt. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan, kesabaran dan ketawakalan. Kami merasa kehilangan (ditinggalkan) oleh ibu Yulianti,” katanya.
Disampaikannya juga bahwa banyak hal yang ditinggalkan almarhumah. Selain periang, ramah dan tidak pernah mengeluh, almarhumah juga seorang dermawan.
Sementara itu, Hajjun Machlija, Guru BK sekaligus sahabat almarhumah, mengungkapkan bahwa mendiang Yulianti lahir di Cidahu Ngamprah, 4 Maret 1965. Dia meninggalkan seorang suami, Kiroso, dua orang putri, dan tiga orang cucu, yang salah seorang sudah mendahuluinya.
Lebih jauh ditambahkannya bahwa almarhumah merupakan salah seorang perintis berdirinya SMPN 2 Ngamprah. Sebagai penduduk asli, dia berjuang mulai tahun 1994 secara door to door kepada masyarakat untuk mencari siswa agar ada yang mau bersekolah di sekolah tersebut.
Seperti diketahui, tutur Hajjun, pada tahun itu jarang sekali di daerah Cidahu, terlebih wanita, yang berpendidikan tinggi dan bercita-cita semulianya. Namun, almarhumah dengan tekad dan semangat serta niatnya yg tulus membangun daerah tersebut hingga akhirnya berhasil, dan SMPN 2 Ngamprah dapat berdiri seperti sekarang ini.
Hajjun merasa kepergian sosok yang sejak berdiri sekolah tanpa lelah mengabdi sebagai honorer hingga 2007 sebelum akhirnya menjadi PNS pada tahun tersebut, adalah pribadi yang selalu menjadi penyemangat rekan-rekannya.
“Ceu Oneng, begitu kami memanggilnya, semoga bahagia di alam sana, karena Allah akan menempatkannya di tempat yang terindah seindah dengan amal kebaikannya yang selalu almarhumah berikan kepada kami semua, rekan rekannya…” ungkapnya saat dihubungi Newsroom.
Terdapat banyak ucapan bela sungkawa dari para guru dan para pegiat literasi KBB, seperti Nani Sulyani, Koord. GLN KBB. Dirinya, seperti yang lainnya, merasa sangat kehilangan.
“Beliau salah seorang pegiat literasi dan sangat mendukung terhadap program TMBB.
Sangat bersemangat dalam membimbing siswa. Dan kami dari tim GLS merasa sangat kehilangan sosok beliau,” ucap Nani.
Begitupun dengan iis Ismayati, pegiat literasi lainnya. Iis mengenal sosok almarhumah sejak di program ITF Ruang Guru.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Allohummagfirlaha warhamha wa afiha wa fuanha. Saya kenal beliau waktu di ITF Ruang Guru, sosok yang ceria dan ramah,” kenangnya.
Di sisi lain, Dati Dahliana, guru SMPN 3 Ngamprah, mengenal mendiang Yulianti sebagai sosok yang humble dan dermawan.
“Almarhumah adalah sosok ibu yang selalu jadi panutan. Bukan hanya bagi keluarganya saja, melainkan kami, rekan kerja, seperti memiliki ibu ke dua yang memahami putra-putrinya. Kami merasa sangat kehilangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Elin Herlina, salah satu rekannya, dan Isrifah, Wakasek Humas, serta Gunawan, Guru PAI, termasuk Eka Dianti, Guru SMPN 1 Padalarang, mengenang almarhumah sebagi sosok periang dan selalu berusaha memberikan kebahagiaan kepada orang di sekitarnya. Sehingga mereka sangat terpukul mendengar kabar kepergiaannya.
“Ditinggal saudara terbaik kita yang selalu ceria. Sekolah jadi ceria dengan kehadiran almarhumah. Namun Allah Swt yang memisahkan kita. Allah Swt memanggil untuk menghadap keharibaan dan SurgaNya Allah Swt. Banyak amalan kebaikan yang kita dapatkan dari Almarhumah mulai dari pendirian sekolah dan mencari siswa sampai dengan hari kemaren selalu memfasilitasi kami untuk melakukan kebaikan. Sungguh luar biasa perjuangan dan kebaikannya, seakan kami tidak percaya kalau almarhumah meninggalkan kita semua,” pungkas Isrifah.
Berita: Adhyatnika Geusan Ulun
Sumber Berita: Hajjun Maclijja, Dati Dahliana, Ellin Herlina, (Sahabat Alm. Yulianti, S.Pd-Guru SMPN 2 dan SMPN 3 Ngamprah)
Foto Istimewa Newsroom.