Cerpen Siswa: Halima Rayya Jasmine
(Siswa Kelas 8F SMPN 3 Ngamprah)
Segala sesuatu tidak mungkin dilewati dengan cara yang mudah. Rintangan, cobaan, sedikit demi sedikit menghampiri. Tentu tidak mudah, tetapi bagi orang-orang yang pantang menyerah, pasti bisa mencapainya. Karena tidak ada yang tidak mungkin, jika kita terus berusaha dan berani mencoba. Kita tidak boleh takut dengan hasil, karena semuanya itu butuh proses.
Berawal dari hobby, dan akhirnya mencoba masuk kursus. Saat masih kelas 1 SD, aku mecoba masuk kursus berenang. Dan di kelas 3 SD aku mencoba masuk ke club renang di Mutiara Swimming Club. Di sini aku mendapat banyak teman baru, dan saling berbagi pengalaman, terutama pengalaman saat olimpiade renang. Kolam Renang Batununggal, adalah tempat di mana pertama kali aku berjuang menggapai harapan. Walaupun belum mendapatkan juara, yang terpenting aku sudah berjuang, berani mencoba dan menambah pengalaman. Dan aku pun kembali berlatih untuk menjadi lebih baik. Dan kembali mencoba di lain kesempatan.
Suatu saat terdapat olimpiade renang, dan aku pun mencoba untuk mengikutinya. Ternyata, perjuanganku untuk menjadi lebih baik tak sia-sia. Perak adalah medali pertamaku. Syukur Alhamdulillah, dalam perlombaan ini aku mendapatkan 6 medali. Namun, perjuanganku tak berhenti sampai di situ, aku terus berjuang dan berlatih agar semakin baik lagi. Air turun dari langit menemaniku menuju kecepatan tertinggi dalam sebuah pertandingan renang. Hanya dengan Bunda dan seorang Coach, saya menghadang semua rintangan untuk meraih 3 medali.
Perjalanan yang cukup panjang menuju emas.
Hingga hari itu pun datang. Hari di mana aku mendapatkan emas pertamaku. Aku sangat tidak percaya. Aku senang dan bahagia saat itu. Hari itu membuatku lebih semangat ke depannya.
Medali demi medali menghampiriku, hingga negara api menyerang.
Beribu organisme yang sangat kecil menggegerkan dunia. COVID-19, ya itulah namanya. Virus mematikan yang memakan ribuan nyawa di dunia. Duka mendalam saat Virus COVID-19 hadir di tanah Indonesia, yang menyebabkan kami para atlet tidak bisa beraktivitas dalam renang, karena tidak hanya di Indonesia, tapi hingga kejuaraan dunia pun di tutup. Jangankan kejuaraan renang dan semacamnya, aktivitas kami sehari-hari pun terbatas. Kita harus menggunakan masker saat keluar rumah, tidak boleh berkerumun, dan harus sering mencuci tangan. Bahkan saat COVID-19 datang untuk pertama kalinya ,kita tidak diperbolehkan keluar rumah. Kecuali orang-orang yang harus bekerja. Bahkan sekolah pun dilakukan secara online.
Hingga akhirnya aku beralih ke aktivitas lain yang bisa dikerjakan di rumah saja. Ibuku mencari aktivitas dan kejuaraan lain yang bisa dikerjakan di rumah saja. Awalnya kami mencari info di sosial media. Dan ternyata banyak sekali kejuaraan yang bisa dilakukan secara online. Seperti, lomba menggambar, mewarnai, photogenic, cipta puisi, dan masih banyak lagi. Itu semua dilaksanakan secara online.
Dengan megikuti kejuaraan-kejuaraan tersebut, aku juga mendapat banyak teman baru yang berprestasi. Kami juga bisa saling berbagi pengalaman. Dengan mengenal banyak teman baru, aku jadi lebih bersemangat untuk menggapai harapan. Syukur Alhamdulillah, aku bisa mendapatkan berbagai penghargaan dari berbagai cabang kejuaraan.
Aku pun pernah mencoba mengikuti olimpiade matematika dan IPA. Walaupun belum mendapatkan juara, tapi aku senang bisa berkenalan dengan teman-teman berprestasi, terutama di bidang matematika. Aku pun jadi lebih termotivasi untuk lebih semangat belajar.
Aku juga mendapat teman baru yang pintar, pandai bernyanyi, suka bermain musik, rajin belajar, pandai mengatur waktu, dan sangat memotivasiku untuk rajin belajar, dan mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat. Ia juga suka memberikan tips-tips yang berkaitan dengan belajar. Ia juga merupakan seorang studygram. Ia suka membuat catatan-catatan yang indah. Dan aku suka sekali.
Calistung, adalah lomba pertamaku dalam bidang akademik, lebih tepatnya saat aku masih duduk di kelas 1 SD. Aku memang tidak berharap untuk mendapat juara, tapi Alhamdulillah aku mendapatkan juara pertama dalam perlombaan tersebut. Di sekolah pun aku berusaha melakukan yang terbaik, dengan rajin belajar. Dan Alhamdulillah, aku selalu mendapat peringkat terbaik di kelas. Hingga saat kelulusan aku pun menduduki peringkat terbaik dari semua anak kelas 6. Aku memang tidak pernah berharap untuk mendapatkannya. Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik, karena semua perjuangan yang kulakukan untukku juga. Semua berpengaruh pada diriku sendiri. Jadi, aku selalu berusaha melakukan yang terbaik. Karena mempertahankan itu lebih sulit dari pada meningkatkan. Syukur Alhamdulillah, aku masih bisa mempertahankan peringkatku di kelas 7 SMP.
Suatu hari aku ditunjuk oleh sekolah untuk mewakili kwarcab dalam sebuah webinar dan juga perlombaan yang diadakan oleh webinar tersebut. Walaupun aku belum bisa mendapatkan yang terbaik, guru-guruku tetap memberiku semangat untuk terus berkarya. Biarkan itu semua menjadi pengalaman dan pelajaran bagiku.
Aku juga mengikuti ekskul Literasi di sekolah. Awalnya aku hanya ingin menambah pengalaman saja di sekolah dan ingin tahu apa saja kegiatan yang ada di ekskul literasi ini. Tapi ternyata kegiatan ini seru sekali. Tidak hanya literasi saja, tetapi banyak tantangan dan kegiatan lain di dalamnya. Mulai dari membuat film, mendongeng, membuat cerpen, mading, dan sebagainya. Dan dengan aku mengikuti kegiatan ini juga, aku mendapat banyak teman baru, bisa berbaur dengan kakak-kakak dan adik-adik kelas. Juga bisa saling berbagi pengalaman. Saat ini juga kami masih menjalani tantangan dalam kegiatan ini.
Syukur Alhamdulillah satu per satu piala, medali, dan penghargaan menghampiriku. Aku juga sangat bersyukur di kelilingi oleh orang-orang yang baik, yang sayang kepadaku, dan selalu menyemangatiku, terutama ibuku. Ia selalu menemaniku hingga saat ini. Perjuangannya juga sangat melelahkan. Oleh karenanya, aku tidak mau mengecewakan mereka semua.
Aku akan terus berjuang menggapai harapan setinggi mungkin. Perjuanganku tak akan berhenti sampai sini saja. Pencapaianku saat ini belum seberapa. Aku hanyalah orang biasa. Masih banyak orang-orang hebat di luar sana. Tapi aku percaya bahwa aku bisa. Orang-orang di luar sana pun bisa melewati rintangan dalam hidupnya hingga akhirnya mereka bisa sukses. Bukannya iri, justru aku termotivasi oleh mereka semua.
Aku percaya dan yakin bahwa aku bisa. Aku akan membuktikan bahwa aku bisa. Jadi, kita tidak boleh patah semangat. kita harus terus berjuang hingga bisa mencapai harapan kita, dan yang terpenting jangan lupa berdoa. Harapan saya, semoga ke depannya saya bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitar.
Jumat, 5 November 2021
Semangat! Kondisi tidak menjadi halangan untuk terus berkarya.
Sukses dan terus berkarya, Rayya!