Berita: Nuni Fitriarosah
CIPATAT-(NEWSROOM)– SMP Negeri 3 Cipatat mengadakan kegiatan sosial untuk anak yatim. Sebanyak 47 siswa dari kelas 7,8 dan 9 mendapatkan santunan acara tersebut. Program yang bertepatan dengan 10 Muharam 1441 H ini, selain acara santunan yang berasal dari warga sekolah dan alumni, juga diisi dengan siraman rohani tentang makna kegiatan dan pentingnya beramal pada Assyura, Selasa (10/09/19).
Kepala SMPN 3 Cipatat, Ati Rosmiati, mengungkapkan bahwa kegiatan di atas merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter. Menurutnya, kegiatan ini menjadi pembelajaran dalam hidup untuk menajamkan pikiran dan hati supaya dapat melakukan langkah-langkah yang baru dan menciptakan energi positif di lingkungan sekolah.
“Saya merasa bangga kepada seluruh warga SMPN 3 Cipatat, berkat dukungan moril dan terutama materil dari semua pihak acara ini dapat terselenggara dengan cukup meriah dan sangat berkesan bagi anak-anak yang kurang beruntung dalam hal ini anak yatim, piatu dan yatim piatu. Mudah-mudahan acara 10 Muharram-an ini menumbuhkan rasa kasih sayang diantara seluruh warga sekolah. Karena hari kasih sayang umat Islam adalah 10 Muharram, bukan “Valentine Day” pada 14 Februari. Di hari kasih sayang ini, kita berbagi rizki dan saling mendoakan yang baik-baik. Saya harapkan kegiatan ini terus dibina dan dipupuk sehingga akan terbentuk siswa-siswi yang peduli terhadap lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Sementara itu, Zaki Mubarok, penceramah mengutip Al-Qur’an surat An-Nissa ayat 8: Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
Diungkapkan juga bahwa anak yatim dan piatu merupakan amanah yang Allah titipkan kepada manusia yang berakal, menyantuni anak yatim dan piatu telah menjadi salah satu tanggung jawab sosial, apalagi bertepatan dengan 10 Muharram.
“Anak yatim adalah mereka yang ditinggal sama ayah atau tidak memiliki ayah karena wafat. Seseorang yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan keutamaan dan pahala yang besar,” jelas Zaki Mubarok.
Di sisi lain, Ani Kartika, ketua panitia yang juga guru PAI, menuturkan rasa bahagianya setelah menyaksikan suasana haru dan air mata bahagia para siswa yang menyelimuti acara ini. Kegiatan-kegiatan positif seperti ini, menurutnya, tentu saja harus tetap dibudayakan di sekolah. Kepekaan sosial dipelajari oleh siswa tidak hanya dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas saja, namun juga dalam kegiatan-kegiatan pendukung di sekolah.
“Indahnya berbagi kebahagiaan dengan sedekah. Merekapun butuh kasih sayang dan pelukan dari bapak-ibu guru yang merupakan orang tua di sekolah. Air mata mereka keberkahan buat kita semua. Insya Allah tahun depan tidak hanya peserta didik SMP Negeri 3 Cipatat saja, Kami akan mengundang anak-anak yatim dari masyarakat yang ada di lingkungan sekolah”, tuturnya.
Di kesempatan terpisah, Nazwa Widyadhari, salah satu siswa penerima santunan, menuturkan bahwa acara ini mempunyai makna tersendiri baginya. Acara ini, menurutnya, sungguh membawa kebahagiaan yang luar biasa, sekaligus sangat terharu dan bersyukur atas kepedulian warga sekolah.
“Saya terharu dan sedih diberikan perhatian oleh warga sekolah. Ternyata masih banyak yang peduli dan sayang kepada kami. Mudah-mudahan acara ini dapat menjadi motivasi bagi kami agar dapat menjadi anak-anak yang baik dan berguna bagi keluarga, sekolah dan diri sendiri. Di masa-masa yang akan datang, acara seperti ini harus lebih baik lagi,” tuturnya.
Ati Rosmiati menandaskan bahwa berbagi kebahagiaan dengan sedekah memberikan warna baru di lingkungan sekolah. Di dalamnya mengasah nilai-nilai religius, gotong royong dan kebersamaan yang menjadi sasaran penguatan pendidikan karakter. ***
Sumber: Ani Kartika, S.Pd.I, (Guru SMPN 3 Cipatat)
Editor: Adhyatnika GU