Reportase: Achmad Jumaydi. S.Pd, Gr
Ada pemandangan tak biasa di lapang SMPN 1 Cipatat pada hari rabu tanggal 30 Maret 2022. Di bawah terik matahari, Ujian praktik Prakarya telah menggebrak isi sekolah dengan sajian kuliner yang memanjakan lidah. Karya makanan yang disajikan adalah implementasi dari materi pengolahan bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan.
Dari bahan setengah jadi itu, siswa siswi kelas IX menyulapnya menjadi berbagai varian bentuk makanan siap santap yang dikemas dengan konsep Bazar. Tema yang diusung dalam acara tersebut adalah “Bazar Makanan Kreasi Makanan setengah jadi hasil peternakan dan perikanan sesuai wilayah sekitar.
Sajian kreasi siswa dalam Ujian Praktik Prakarya kelas 9
Konsep ujian praktik yang dikemas dalam bentuk Bazar ini akhirnya menjadi Sample pertama Objek Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan oleh Sri Kusumah Ayuningsih atau yang akrab dipanggil Bunda Ayu, selaku pengawas Bidang Studi Prakarya di lingkungan pendidikan Kabupaten Bandung Barat. Tidak hanya itu, dalam kesempatan yang sama turut juga dihadiri ketua MGMP Prakarya KBB, Ibu Retno Pahlawanti beserta para koordinator MGMP Prakarya dari setiap Sub Rayon.
Kehadiran para pengurus MGMP ini menambah antusias dari pihak sekolah dalam event Bazar ini. Keberadaan para pengurus MGMP juga terlibat dalam menilai sajian dan memberikan opini serta masukan untuk acara ini.
MGMP Prakarya beserta pengawas sedang meninjau hasil monitoring dan dilanjutkan evaluasi dari masing-masing anggota Tim Monev
Siswa yang mengisi stand dalam acara ini adalah seluruh siswa kelas IX SMPN 1 Cipatat yang berjumlah 9 kelas, dimana satu kelasnya dibagi menjadi 4 kelompok yang dalam satu kelompok terdiri dari 7 sampai 8 anggota. Total ada sekitar 278 siswa yang memeriahkan acara ini. Ina Noviana sebagai Guru Prakarya yang memprakarsai kegiatan ini mengatakan bahwa, kegiatan ini hadir karena kerinduan dalam berkreatifitas di sekolah.
Semenjak pandemi hadir aktifitas kreatif tak lagi Nampak. Kesunyian yang dirasakan selama Pandemi akhirnya terobati melalui aktivitas kreatif seperti ini.
Pengawas yang juga turut hadir dalam acara ini yakni Pak Nanang Saiful Anwar yang dimana begitu antusias mengapresiasi sajian kuliner disana. Nanang juga mengatakan bahwa ini pertama kali ia menemukan model pembelajaran seperti ini terjadi di SMPN 1 Cipatat, dan hal-hal baik ini haruslah diapresiasi serta dievaluasi dari beberapa hal di dalamnya.
Menurutnya, Ujian praktik adalah proses menekankan kinerja pada anak, yang dimana penilaian yang dilakukan tergantung dari perencanaan yang dilakukan oleh Guru bidang studi itu sendiri, penilaian hendaknya tidak hanya berfokus pada hasil, melainkan juga perlu adanya tinjauan berupa proses yang dilakukan oleh anak, bentuknya bisa bervariatif seperti demonstrasi langsung, membuat teks prosedur, media poster dan lain sebagainya yang dapat memberikan berbagai macam informasi terkait makanan yang disajikan.
Pak Nanang dan Bunda Ayu sedang meninjau hasil kreasi anak.
Adapun kegiatan bazar ini dilaksanakan bertepatan dengan acara tradisi menyambut bulan suci Ramadhan yang oleh masyarakat Jawa Barat diistilahkan dengan “Papajar”. Dimana konsep dari Papajar itu adalah kegiatan mengunjungi suatu tempat dan diakhiri dengan agenda makan bersama, sebagai ungkapan sukacita menyambut Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba.
Produk yang dijual di bazar berupa aneka kreasi makanan dari bahan setengah jadi. Makanan yang terhidang berupa Food Pop atau makanan yang sedang digandrungi di kalangan milenial. Seperti contohnya, Sosis bakar, Dimsum, seblak, aneka cilok, dan berbagai jajanan dengan rasa yang pedas.
Satu hal yang menarik perhatian Bunda Ayu ketika meninjau sajian kreasi siswa. Ada satu makanan yang diberi nama “Cipak Koceak Mewek”. Menurut Bunda Ayu, apa yang disajikan mempunyai nilai jual yang tinggi. Tidak hanya rasa, tampilannya pun menunjukkan keunikan tersendiri dimana makanan itu berbentuk seperti Jengkol. Selain itu secara pengemasan sudah memenuhi standar, sehingga layak kiranya untuk diparesiasi ke level yang lebih tinggi.
Febi, Siswa kelas 9D yang menggagas produk yang bernama Cipak koceak ini menjelaskan dalam wawancaranya kepada salah satu tim monev. Ia mengungkapkan bahwa, kegiatan yang digagas oleh Guru Prakaryanya ini mampu menstimulus motivasinya untuk bisa lebih berinovasi dengan lebih profesinal lagi.
Selain itu Febi yang optimis produknya akan di terima di masyarakat mengatakan bahwa yang membuatnya unik dari kreasinya ini adalah dari bumbu bojot berwarna merah yang memiliki rasa gurih juga pedas.. Produknya ini berbahan dasar tepung tapioca dan tepung terigu dengan isian ayam suwir. Ia menuturkan produknya hanya bermodal 90 Ribu dan dari bahan-bahan yang terkumpul mampu menghasilkan 50 bungkus, dimana 1 bungkusnya dibandrol dengan harga 5000 rupiah.
Nama Cipak ini adalah kependekan dari kata aci digeprak sehingga berbentuk pipih atau gepeng yang menyerupai jengkol tadi. Sementara kata koceak bermakna teriakan yang mengekspresikan rasa pedas dan gurih dari bumbu bojot ini. Dan kata mewek yang berarti nangis, digunakan sebagai bentuk kondisi akibat dari sebab yang dilakukan sebelumnya.
Pembuatan nama ini juga tidak terlepas dari proses kreatif yang dilakukan dari hasil eksperimen juga dalam proses menyerap berbagai referensi disekitarnya.
Febi yang menjelaskan proses kreatifnya dalam membuat Cipak Koceak mewek
Ina Noviana merasa bersyukur acara bisa terlaksana dengan baik. Banyak respon positif baik dari intern sekolah maupun dari luar sekolah. Segala lelah yang dirasakan akhirnya terobati dengan antusias serta sajian yang disuguhkan dengan penuh kesungguhan.
Tak heran jika acara ini mendapatkan apresiasi dengan cukup baik oleh semua pihak yang terlibat. Menurut Ina, manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini cukup banyak, Adapun manfaat yang diharapkan melalui acara tersebut diantaranya :
- Memperkenalkan kepada siswa tentang dunia Entrepreneurship sejak dini
- Belajar menjadi pelaku sekaligus penggerak roda perekonomian dalam lingkup sekolah.
- Memupuk sikap Kolaboratif untuk memunculkan sikap jujur, kreatif, tanggung jawab, dan solutif
- Memperkenalkan produk hasil karya siswa kepada para tamu undangan dan wali murid yang hadir di acara pertemuan.
- Sebagai media dalam kompetisi secara sehat dalam menampilkan produk terbaik.
- Mengimplementasikan ilmu Prakarya dan kewirausahaan yang didapatkan dari pembelajaran di kelas.
- Mengeksplorasi potensi kuliner sebagai bidang yang menjanjikan di masa depan.
Ketua MGMP Prakarya KBB sedang memperhatikan presentasi
Ibu Retno selaku ketua MGMP Prakarya KBB berharap agar kegiatan ini tidak hanya terjadi di SMPN 1 Cipatat, melainkan selanjutnya bisa diikuti oleh sekolah-sekolah lain di lingkungan Kabupaten Bandung Barat. Eksistensi Mapel Prakarya seharusnya bisa mendapatkan atensi lebih jika dibandingkan dengan Mapel lain dengan basic teori, karena Produk kreatif biasanya mudah diterima oleh masyarakat luas.
Acara ini juga diharapkan mampu menjadi acuan ketika proses penilaian praktik dilakukan. Dimana hasil teori yang didapatkan di dalam kelas hendaknya dapat dikomunikasikan.
Semoga dikemudian hari acara-acara seperti ini dapat menjadi pembiasaan program rutin di setiap sekolah sehingga terciptanya gerakan kreatif yang akan memupuk kesadaran dalam belajar dan berkarya yang bermanfaat dalam kehidupan yang sebenarnya.
Tim Monev Ujian Praktik Prakarya
Semoga dengan adanya monev ujian praktek prakarya yg dikemas dalam bentuk bazar/pameran memberikan inspirasi bagi Guru Prakarya di lingkungan Dinas pendidikan KBB dari mulai SR 01-SR 05..
Sehingga akan tercipta hasil karya siswa yang digali melalui porensi daerah..
Succes untuk Prakarya yang selalu berkarya..💝