Adhyatnika Geusan Ulun
(SMPN 1 Cipongkor)
Memasuki minggu ke-11 Program Calon Guru Penggerak (CGP) terdapat sejumlah materi yang harus dikuasai penulis. Sebagai salah satu bagian CGP, tentu materi-materi yang ada di modul program ini menjadi tantangan tersendiri. Di sana banyak pembelajaran yang dapat dipetik untuk kelak diinternalisasikan dalam kehidupan nyata, terutama dalam proses pembelajaran.
Seperti diketahui, sebagai guru pengembangan kompetensi murid tidaklah cukup dengan hanya fokus pada aspek kognitif saja, namun pengembangan sosial dan emosional sangat diperlukan. Hal ini memerlukan keterampilan dalam membangun hubungan hormanis antara guru dengan murid, sehingga interaksi tersebut dapat membangkitkan kompetensi sosial dan emosional yang akan berperan sentral dalam keberhasilan akdemik dan kehidupan seseorang.
Ada yang menarik saat penulis diingatkan tentang pernyataan Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang sesuai dengan dunianya. Hal tersebut menegaskan pembelajran sosial dan emosional yang berbasis kesadaran penuh merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem sekolah yang mendorong bertumbuhnya budi pekerti, selain intelektual tentunya. Melalui pembelajaran sosial dan emosional ini, murid diajak untuk menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami ssejumlah pengalaman yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif.
Tentu diperlukan pengembangan kompetensi sosial dan emosional murid secara optimal. Sebagai guru, hal ini dapat melalui kegiatan, suasana belajar dan proses pembelajaran yang sistematis, komprehensif dan berimbang. Selain itu, guru diharuskan untuk memiliki kesadaran dalam pengelolaan, dan penerapan pembelajaran sosial dan emosional dalam dirinya. Hal tersebut menjadi bekal dalam membangun ekosistem kelas dan sekolah, serta komunitas praktisi pendidikan yang kelak akan tercipta sebuah proses pembelajaran yang lebih sistematis, menyeluruh dan seimbang.
Sebagai CGP, penulis merefleksi diri kompetensi apa yang diperlukan dalam mengimplentasikan pembelajaran sosial dan emosional sehingga mampu mengelola dan menerapkannya dalam lingkup kelas, lingkungan sekolah dan komunitas praktisi pendidikan. Oleh karena itu, penulis diharuskan mampu memahami pembelajaran sosial dan emosional berdasarkan kerangka collaborative for academic, social, and emotional learning (CASEL), sebuah proses dimana seseorang dapat memahami dan mengelola emosinya, menetapkan dan mencapai tujuan yang positif, merasakan dan menujukkan rasa empati terhadap orang lain, membangun dan memelihara hubungan yang harmonis, serta membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Menurut Daniel Goleman (1995), terdapat lima kompetensi kunci dalam pengembangan pembelajaran soial dan emosional, yakni kesadaran diri (self awareness), manajemen diri (self mangament), kesadaran sosial (social awareness), kemampuan berelasi (relationship), dan pembuatan keputusan yang bertanggung jawab (responsible decisionmaking). Semuanya sangat penting dalam pengembangan kemampuan mengontrol diri, sejak mengidentifikasi ,asalah, menganalisi permasalahan, mengevaluasi, merefleksi, dan tanggung jawab yang etis.
Kesadaran Diri (Self Awareness)
Di dalam kompetensi kesadaran diri terdapat kemampuan untuk mengenali emosi, pikiran, dan nilai sesorang seseacra akurat. Selain itu, kompetensi ini dapat secara akurat menilai kekuatan dan kterbatasan sesorang dengan raa percaya diri, optimisme, dan berkembangnya mindset. Hal ini tidak mengherankan karena di dalam kompetensi kesadaran diri terdapat kemampuan identifikasi emosi, akurasi persepsi diri, mengenali kompetensi diri, kepercayaan diri, dan efikasi diri.
Manajemen Diri (Self-Management)
Kemampuan untuk mengatur emosi, pikiran, dan perilaku seseorang dalam berbagai situasi, termasuk mengelola stres secara efektif, mengendalikan impuls, dan memotivasi diri sendiri ada di dalam kompetensi manajemen diri. Selain itu, di dalam kompetensi ini terdapat kemapuan untuk menetapkan dan bekerja menuju tujuan pribadi dan akademik.
Kesadaran Sosial (Social Awareness)
Kemampuan untuk mengambil perspektif dan berempati dengan orang lain, termasuk orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya. Kompetensi tersebut juga mencakup kemampuan untuk memahami norma-norma sosial dan etika untuk perilaku dan untuk mengenali sumber daya dan dukungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kemampuan Berelasi (Relationship Skill)
Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan beragam individu dan kelompok. Selain itu, di dalamnya terdapat kemampuanh untuk berkomunikasi dengan jelas, mendengarkan dengan baik, bekerja sama dengan orang lain, melawan tekanan sosial, menegosiasikan konflik secara konstruktif, serta mencari solusi dan menawarkan bantuan ketika dibutuhkan.
Pembuatan Keputusan yang Bertanggungjawab (Responsible Decision-Making)
Di dalam kompetensi ini terdapat kemampuan untuk membuat pilihan yang konstruktif tentang perilaku pribadi dan interaksi sosial berdasarkan standar norma-etika, kesalamatan, norma sosial. Selain itu, di dalamnya terdapat kemampuan untuk mengevaluasi yang realistis dari konsekuensi berbagai tindakan, dan pertimbangan untuk kepentingan diri dan orang lain.
Simpulan
Memahami pembelajaran sosial dan emosional ternyata sangat diperlukan dalam membangun dan mengembangkan potensi diri, murid dan lingkungan sekolah, serta masyarakat dalam kerangka menjadi pribadi yang memiliki kemampuan pengendalian emosi, menumbuhkembangkan pikrian yang positif, optimis, solutif dalam menghadapi berbagai permasalahan, team-work, dan pengambil keputusan yang bertanggung jawab atas segala kondisi yang dihadapinya.***
Sumber Bacaan: Modul 2 program Calon Guru Penggerak Angkatan IV, 2022
Profil Penulis
Adhyatnika Geusan Ulun, lahir 6 Agustus 1971 di Bandung. Tinggal di Kota Cimahi. Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat sejak 1999. Pengurus MGMP Bahasa Inggris Kab. Bandung Barat. Alumnus West Java Teacher Program di Adelaide South Australia, 2013. Alumnus MQ ‘Nyantren di Madinah dan Makkah’ 2016, Pengasuh Majelis Taklim dan Dakwah Qolbun Salim Cimahi, Penulis buku anak, remaja dan dakwah. Editor NEWSROOM, tim peliput berita Dinas Pendidikan Bandung Barat. Jurnalis GUNEMAN Majalah Pendidikan Prov. Jawa Barat. Pengisi acara KULTUM Studio East Radio 88.1 FM Bandung. Redaktur Buletin Dakwah Qolbun Salim Cimahi. Kontributor berbagai Media Masa Dakwah. Sering menjadi juri di even-even keagamaan.
Adhyatnika.gu@gmail.com.,Channel Youtube: Adhyatnika Geusan Ulun, Ig.@adhyatnika geusan ulun.