Berita: Adhyatnika GU
BANDUNG-(NEWSROOM). Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat menyelenggarakan bedah kisi-kisi dan penyusunan soal ujian nasional berstandar nasional (USBN) jenjang SMP tahun pelajaran 2018/2019 di Hotel Endah Parahyangan Bandung, Senin (11/3/19).
Penyelenggaraan USBN yang akan dilaksanakan pada tanggal 8-14 April 2019 tersebut perlu dipersiapkan semaksimal mungkin, sehingga hasil yang dicapai oleh masing-masing sekolah akan maksimal pula. Tujuan akhir yang diharapkan adalah dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan yang diharapkan semua pihak.
“Penyelenggaraan USBN untuk tahun pelajaran 2018/2019 ini hendaknya dipersiapkan semaksimal mungkin. Antisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, menjadi hal terpenting untuk meminimalisir kekurangan dalam penyelenggarann USBN. Salah satu antisipasi tersebut adalah bedah kisi-kisi dan penyusunan soal USBN. Para penyusun soal, para validator, serta para penanggung jawab masing-masing mata pelajaran yang di ‘USBN’ kan hendaknya menghasilkan satu produk soal yang berkualitas, sehingga akan berbanding lurus dengan capaian kompetensi lulusan,” papar Dadang A. Sapardan, Kabid SMP Disdik Kabupaten Bandung Barat, pada saat membuka kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Dadang pun mengingatkan kepada para peserta bahwa dengan kegiatan ini diharapkan agar semakin memahami tentang standar isi, standar evaluasi, terutama kompetensi lulusan. Bukan sekadar apa yang sudah diajarkan guru, tetapi kecakapan apa yang harus dimiliki oleh siswa saat dinyatakan lulus.
Di sisi lain, Jaka Supriatna, koordinator kegiatan, menyampaikan bahwa penyusunan soal USBN jenjang SMP pada tahun 2019 ini, sebanyak 75 persen soal dirancang oleh para guru dalam kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Sementara 25 persen sisanya dirakit oleh Kemdikbud. Tujuan dari pola tersebut tentu untuk menjaga kualitas dari soal USBN, sehingga standarisasi soal terjaga dan qualified.
Sementara itu, Ayep Taryana, pengurus MKKS, mengamanatkan kepada seluruh penyusun soal, para validator, para penanggung jawab masing-masing mata pelajaran agar tetap menjaga kerahasiahan soal, karena posisi USBN sangat strategis seiring dengan tidak dijadikannya Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan siswa.
Pada kesempatan lain, Dadang mengingatkan bahwa penyelenggaraan kegiatan di atas dimaksudkan agar meningkatkan kompetensi para guru dalam hal penyusunan soal. Pada saat ini masih banyak guru yang menyusun soal tanpa melalui penyusunan kisi-kisi, bahkan ada yang hanya mencontoh dari bank soal yang sudah ada. Akibatnya adalah ketika nilai siswanya di bawah KKM, guru tidak dapat mendeteksi secara tepat KD mana yang tidak tuntas. Pelaksanaan remedial pun menjadi terkesan hanya sebagai formalitas saja. Oleh karena itu, dengan diselenggarakannya kegiatan di atas, diharapkan posisi USBN yang strategis saat ini menjadi salah satu peningkatan kompetensi guru yang akan meningkatkan juga capaian kompetensi lulusan.
“USBN sangat strategis kedudukannya setelah tidak dijadikannya UN sebagai penentu kelulusan. Oleh karena itu, dengan penyusunan soal USBN ini dapat meningkatkan kompetensi guru dan capaian kompetensi lulusan,’ pungkas Dadang.***