Oleh: Pipit Juwita, S.Pd.
(SDN Jayamekar Padalarang)
Ketika pandemi Covid-19 yang merupakan peristiwa luar biasa memberi dampak pada semua sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan di Indonesia. Pembelajaran yang berlangsung di sekolah, terpaksa dikondisikan secara online.
Tentu tidak mudah menjalani perubahan drastis ini, baik bagi siswa maupun bagi guru. Namu, kondisi tersebut membuat penulis tertantang untuk terus berinovasi dalam pembelajaran sehingga murid-murid penulis dapat tetap bersemangat belajar walaupun secara daring.
Berawal dari tantangan ini, penulis semakin giat mengikuti pelatihan-pelatihan online termasuk pelatihan di simpkb, hingga akhirnya secara mandiri penulis mendapatkan informasi mengenai Program Pendidikan Guru Penggerak. Penulis jalani tahapan demi tahapan seleksi PPGP ini dengan penuh semangat, walaupun penulis masih belum memahami seperti apa PPGP ini, apalagi dengan waktu pendidikan yang cukup panjang, yakni selama sembilan bulan.
Walaupun demikian, penulis selalu optimis dan yakin bahwa program-program yang diberikan pemerintah tentu memberi dampak positif untuk mengembangkan kompetensi penulis sebagai seorang guru, karena belajar itu sejatinya tidaklah mengenal batasan waktu atau usia.
Bulan Oktober 2021 adalah bulan yang bersejararah bagi penulis, karena pada bulan ini penulis mendapatkan dua berita bahagia, yakni kelulusan PPPK dan kelulusan Guru Penggerak. Pada pertemuan pertama di bulan ini, kami Calon Guru Penggerak dan Pengajar Praktik Kabupaten Bandung Barat dipertemukan pada kegiatan Lokakarya 0.
Kalau boleh jujur, pada pertemuan pertama ini perasaan penulis campur aduk, antara senang, bersyukur, takut, bingung dan ragu. Perasaan positif muncul karena penulis merasa sangat beruntung bisa berada di tengah-tengah komunitas positif yang tentunya memberikan dampak positif bagi penulis pribadi.
Perasaan negatif seperti takut, bingung dan ragu muncul karena penulis satu-satunya CGP yang berstatus Guru Honorer, sementara rekan-rekan penulis semua berstatus PNS dan bahkan Calon Kepala Sekolah. Namun, setelah bertanya kepada Pengajar Praktik, akhirnya tumbuh keyakinan bahwa ini kesempatan berharga yang tidak boleh penulis sia-siakan. Dengan berbekal keyakinan dan motivasi yang selalu penulis dapatkan dari Pengajar Praktik, Fasilitator dan rekan sesama CGP, Alhamdulillah penulis bisa menjalani PGP ini dengan baik.
Banyak sekali ilmu bermanfaat yang penulis dapatkan selama mengikuti PGP ini. Penulis dapat berkolaborasi dengan guru-guru lintas jenjang, sehingga menambah wawasan dan memperkaya ilmu demi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ilmu-ilmu yang penulis dapatkan selama PGP ini penulis terapkan dalam pembelajaran di kelas. Tidak lupa, penulis pun selalu berusaha berbagi dengan rekan guru di sekolah penulis, agar kita sama-sama dapat selalu berinovasi dalam pembelajaran yang dapat berdampak positif bagi murid.
Salah satu materi yang menarik dan penulis terapkan dalam pembelajaran penulis adalah Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Penulis mengajak murid-murid penulis untuk mempraktikkan Kaulinan Barudak “Oray-orayan”.
Pada RPP yang penulis buat, memuat aspek diferensiasi yaitu diferensiasi proses dan diferensiasi konten. Diferensiasi prosesnya adalah penulis memberikan pilihan kepada murid-murid penulis untuk mencari tahu tentang kaulinan barudak oray-orayan ini melalui teks bacaan pada buku atau melalui video.
Diferensiasi konten yang penulis buat adalah konten teks bacaan dan konten video. Setelah semua siswa memahami cara bermain oray-orayan, semua siswa diajak ke luar kelas menuju lapangan sekolah untuk mempraktikkannya. Semua siswa nampak begitu senang dan sangat bersemangat.
Tidak terasa hampir satu jam, kami semua belajar sambil bermain mempraktikkan kaulinan barudak yang merupakan salah satu materi mata pelajaran Basa Sunda sebagai asset kami Urang Sunda yang hampir tertelan zaman karena terkalahkan oleh perkembangan tekhnologi yang begitu pesat.
Gambar 1. Praktik Kaulinan Barudak “Oray-orayan”
Setelah selesai praktik tersebut, kami semua kembali ke dalam kelas. Penulis memberi kesempatan kepada murid-murid penulis untuk melepas lelah sejenak. Setelah terlihat lebih siap, penulis ajak mereka mempraktikkan Teknik Stop.
Teknik STOP ini merupakan materi yang kami pelajari di modul 2. Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa lelah dan mengembalikan konsentrasi untuk melanjutkan pada pelajaran berikutnya. Setelah semua siswa terlihat kondusif, kami melanjutkan pembelajaran dan tak lupa selalu menyempatkan untuk refleksi di akhir pembelajaran. ***
Gambar 2. Praktik Teknik STOP
Profil Penulis
Pipit Juwita, S.Pd. lahir di Bandung pada tanggal 27 Desember 1985. Sejak 2014, mengajar di SDN Jayamekar Kecamatan Padalarang. Alhamdulillah, pada tahun 2022 diangkat menjadi Guru PPPK di sekolah yang sama. Penulis merupakan CGP Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat. Email: pipitjuwitaff@gmail.com FB : Pipit Juwita Ig: pith_yaztan, Youtube: Pipit Juwita
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun