Berita: Budhi Slamet. S
NGAMPRAH-(NEWSROOM). Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya Computer Based Test (CBT). UNBK pertama kali dilaksanakan secara terbatas pada tahun 2014 di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kualalumpur. Pelaksanaan tes di kedua SMP tersebut menunjukan hasil yang menggembirakan sehingga pemerintah dalam hal ini Kemendikbud melakukan evaluasi untuk melaksanakannya di seluruh wilayah Indonesia mulai tahun ajaran 2015.
“Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu Kabupaten pertama di Jawa Barat yang mengikuti kegiatan UNBK. Saya sendiri menjadi saksi hidup, bahwa ada empat SMP saat itu yang mengikuti kegiatan UNBK,” papar Dadang A. Sapardan Plt. Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat saat membuka kegiatan sosialisasi UNBK untuk operator dan proktor di ruang rapat kantor Dinas Pendidikan KBB, Kamis (17/1/19).
Dadang menambahkan bahwa persentase keikutsertaan SMP di Bandung Barat untuk UNBK tahun ajaran 2019 ini masih berkisar di angka 30%, jauh dari target Kemendikbud yang menargetkan 80%. Hal ini bisa difahami karena masih banyaknya sekolah yang secara infrastruktur dan SDM belum memadai, serta secara geografis terpencil di pelosok. Dadang sendiri berharap ke depannya SMP di Kabupaten Bandung Barat bisa 100% melaksanakan UNBK.
Walaupun UNBK bukan merupakan penentu kelulusan siswa, dan tidak diwajibkan kepada sekolah yang belum siap secara infrastruktur, tetapi secara tersirat pemerintah menggiring dan mengarahkan agar seluruh sekolah baik jenjang Dikdas dan Dikmen melakukan UNBK di masa yang akan datang. Kegiatan sosialisasi UNBK untuk operator dan proktor se-Kabupaten Bandung Barat ini dilaksanakan dengan tujuan untuk konsolidasi dan koordinasi para proktor dan operator dalam rangka kesiapannya menghadapi UNBK di tahun ajaran 2019. Kegiatan ini sendiri dihadiri 43 orang peserta yang diundang dari SMP yang sudah terdaftar akan mengikuti UNBK di tahun ajaran 2019.
“Banyak sekali keuntungan dan penghematan anggaran jika sekolah bisa melaksanakan UNBK. Pengalaman saya berkunjung ke beberapa sekolah di pelosok daerah, menunjukan bahwa beberapa sekolah yang terisolir merasa diuntungkan dengan sistem UNBK ini. Mereka tidak lagi harus bolak balik mengambil soal dan mengantar jawaban ke kota yang jaraknya lumayan jauh ketika masih UNKP.” Ungkap Hadi Darianto, narasumber dari Helpdesk UNBK Jabar yang dihadirkan dalam kegiatan sosialisasi ini.
Kemudian Hadi menambahkan, bahwa terdapat lima hal yang menjadi kendala pelaksanaan UNBK di satuan pendidikan selama ini yaitu; peserta, aplikasi komputer, sumber daya manusia, infrastruktur, keamanan dan bahan ujian. Kelima aspek ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan UNBK di sebuah satuan pendidikan. Satu aspek saja tidak bisa ditangani, maka akan berdampak terganggunya proses UNBK.
Dalam materinya, Hadi memaparkan evaluasi kegiatan UNBK pada tahun sebelumnya, berbagai kendala teknis yang biasa muncul dalam operasional tahapan UNBK, serta bagaimana cara mengatasinya. Berbagai pertanyaan muncul bertubi-tubi dilontarkan para peserta pada sesi tanya jawab, menyangkut teknis pelaksanaan dan sistem operasional server, aplikasi dan jaringan internet.
“Saya bekerjasama dengan helpdesk Kabupaten akan membantu dan membimbing bapak/ibu operator dan proktor ketika pelaksanaan UNBK nanti. Optimalkan grup WA UNBK untuk mengupdate informasi, dan jangan malu untuk bertanya bila menemukan masalah,” pungkas Hadi.
Mantap! Pelan namun pasti, UNBK ke depan bisa dilaksanakan semua sekolah di KBB. Dorongan pemerintah dan sinergitas semua elemen menjadi hal utama.
Upami tiasa mah kedah tiasa pasihan sarana prasarana terutama sakola sawasta..