Oleh: Lina Susanti
(SDN Sariwangi)
Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan kemampuan literasi adalah program pembiasaan 15 menit membaca buku non Pelajaran sebelum belajar. Program pembiasaan ini terus dilaksanakan di SD Negeri Sariwangi, namun seiring waktu program tersebut belum cukup memfasilitasi minat literasi yang cukup tinggi pada murid dan berdampak terhadap kemampuan literasi murid.
Keinginan warga sekolah untuk memaksimalkan capaian literasi dengan tujuan melatih dan mengembangkan kemampuan literasi murid dan mewujudkan warga sekolah yang berkarakter dan literat, mendorong lahirnya “Sacima” akronim dari Sariwangi Cinta Maca yang artinya SD Sariwangi Cinta Membaca. Bentuk kegiatan Sacima merupak kokulikuler dan ekstrakulikuler.
Kegiatan “ Readathon, membaca bersama di lapangan sekolah
Capaian yang ingin diraih Sacima adalah menumbuhkan kepemimpinan dan karakter baik siswa serta meningkatkan keterampilan literasi yang bermakna, berdampak positif dan kontekstual dalam pembelajaran juga dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, rumah dan lingkungan .
Setelah melakukan diskusi bersama kepala sekolah, guru, murid dan perwakilan orang tua serta mengidentifikasi kemampuan, kekuatan dan modal yang dimiliki ,kami merumuskan kegiatan kokulikuler dan ekstra kulikuler Sacima. Hal terpenting yang kami lakukan adalah melibatkan murid dalam menentukan ide kegiatan dan waktu.
Setelah terbentuk kepengurusan, kami membuat program Sacima, yaitu program umum dan khusus. Program umum berupa kegiatan kokulikuler antara lain membaca 15 menit sebelum belajar, readathon (membaca bersama dan menceritakan isi bacaan di lapangan sekolah setiap awal bulan), menulis buku harian, membuat review buku, menyediakan pojok baca dan pohon literasi untuk memajang karya literasi murid. Program ini dikuti oleh seluruh murid kelas 1 sampai kelas 6 dengan penanggung jawab wali kelas dan Pembina literasi. Program khusus Sacima merupakan kegiatan ekstra kulikuler diikuti oleh anggota khusus yang mendaftar terdiri dari kelas 3 sampai 6. Pertemuan dilaksanakan di luar jam sekolah satu kali setiap minggunya .
Program khusus diantaranya tagihan membaca, membuat review bacaan, menulis cerita, mendongeng, literasi digital yang mendukung pembelajan seperti canva, comic stripe maker dan lainnya untuk membuat komik pembelajaran, poster, rangkuman dan tugas sekolah. Murid juga diajak untuk mengikuti berbagai macam tantangan literasi, seperti yang saat ini kami ikuti yaitu Talenta (Tantangan Literasi Nusantara) mengikuti tantangan membaca, menulis, mendongeng, membuat review dan tantangan lainnya .
Hal lain yang menurut murid paling seru adalah ketika diajak untuk wisata literasi, mengunjungi berbagai tempat menarik yang akan menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman seperti museum, tempat wisata, bioskop, toko buku, perpustakaan, supermarket dan tempat lainnya yang bisa dijadikan sumber belajar.
Program khusus lainnya melibatkan orang tua adalah Gerakan Literasi Keluarga yang kami beri nama “Geliga”, program Geliga adalah bercerita bersama keluarga, boleh membacakan buku atau mendongeng secara bergantian dalam anggota keluarga. Tujuan program ini selain meningkatkan kemampuan literasi keluarga juga mempererat hubungan dan komunikasi antar anggota keluarga.
Secara rutin kami melakukan refleksi dan evaluasi terhadap program yang dibuat, apa yang harus dipertahankan, ditingkatkan dan diperbaiki bersama mitra sekolah tentunya. Tantangan dan kekhawatiran dalam melaksanakan program ini pasti ada, tantangan dari dalam diri maupun dari luar. Kekhawatiran pengaturan tugas dengan tugas mengajar, murid yang juga harus melakasanakan tugas sekolah, orang tua yang memiliki beragam aktivitas. Sejauh ini semuanya dapat diatasi dengan komunikasi, diskusi dan Kerjasama antar semua pihak. Harapannya program ini dapat membudaya, bermakna dan berdampak bagi warga sekolah dan bagi murid khususnya.