Oleh: Santris Muhammad Tegar
(SDN 1 Sumur Bandung Cipatat)
Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan salah satu pendidikan yang diikuti untuk meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru. Pendidikan guru penggerak Angkatan Ke-9 Kabupaten Bandung Barat tahun 2024 dilaksanakan sejak tanggal 16 Agustus 2023 dan selesai hingga panen karya pada tanggal 27 April 2024. Kurang lebih sekitar 8 bulan PGP dijalani untuk meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada murid di kelas maupun di sekolah.
Selama menjalani PGP, banyak sekali pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga dan bermanfaat. 10 modul pembelajaran yang di pelajari melalui alur MERDEKA (mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi, koneksi antar materi, hingga aksi nyata) menjadikan para guru yang mengikuti Pendidikan guru penggerak dapat memahami materi dari setiap modul secara baik.
Dari setiap modul yang dipelajari oleh calon guru penggerak (CGP) diharuskan melakukan aksi nyata untuk implementasi pengetahuan yang telah di peroleh di sekolah masing-masing tempat CGP bertugas. Banyak perubahan yang telah terjadi di masing-masing sekolah CGP dengan adanya aksi nyata dari pemahaman yang telah di peroleh dari materi yang telah dipelajari.
Setiap aksi nyata yang dilakukan oleh CGP memiliki tantangan dan kesan tersendiri. Termasuk bagi saya yang merupakan CGP Angkatan 9 Tahun 2024 Kabupaten Bandung Barat. Dari sekian banyak aksi nyata yang dilakukan untuk mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh, serta mendesiminasikan pengetahuan kepada rekan guru di sekolah, ada satu aksi nyata yang menurut saya sangat berkesan untuk perubahan paradigma di sekolah tempat saya mengajar. Aksi nyata tersebut adalah saat saya mengkaji visi dan Menyusun Prakarsa perubahan bersama dengan kepala sekolah, rekan guru, komite, serta perwakilan orang tua murid.
Dengan adanya aksi nyata tersebut, banyak perubahan yang terjadi di sekolah. visi sekolah yang sudah bertahun-tahun tidak pernah dikaji pencapaiannya dapat disesuaikan kembali. Dalam kegiatan aksi nyata tersebut kami Menyusun visi sekolah yang baru dan mengubah visi sekolah yang lama. Kemudian dengan adanya aksi nyata tersebut keluar gagasan yang dijadikan Prakarsa perbuhan sekolah yang disepakati bersama.
Dari tersusunnya Prakarsa perubahan, dibuatlah program-program pembiasaan di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada murid. Hal menarik yang terjadi dalam kegiatan aksi nyata ini adalah yang pada awalnya sekolah tidak memiliki kegiatan pembiasaan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada murid menjadi kegiatan-kegiatan pembiasaan dan pembelajaran yang berpusat pada murid. Dengan adanya kegiatan aksi nyata ini pula, guru yang awalnya pasif dalam memberikan gagasan untuk mengembangkan sekolah menjadi lebih aktif, lebih kompak, dan dapat berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Serta aksi nyata ini memberikan dampak yang sangat positif terhadap pembelajaran murid, murid-murid lebih disiplin, dan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan dan pembelajaran di sekolah. Pendidikan guru penggerak ini sangat memberikan dampak yang positif bagi sekolah.