Oleh N. Mimin Rukmini
(Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Cililin)
Teriknya sinar mentari tak sulutkan kami dengan pasukan literasi, SMP Negeri 1 Cililin Resep Maca (Sacilrema) berbaris berbanjar dua menyusur aspal di siang bolong. Dukungan kepala sekolah dan Pks Humas melepas kepergian kami, memantik kami untuk semangat melaksanakan kegiatan. Perbekalan dalam tas gendong sudah disiapkan sejak permohonan izin kepada orang tua tentang literasi wisata disebarluaskan lewat ruang bincang android masing-masing peserta kegiatan. Adalah satu tempat yang dituju, yakni Curug Sawer arena wisata di kecamatan Cililin, di sekitar lingkungan sekolah kami.
Literasi wisata adalah pendukung kegiatan literasi yang sedang kami ikuti saat ini, yakni kegiatan Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) Tahun 2021. TMBB berlangsung selama tiga bulan yang dimulai sejak Bulan September sampai dengan Bulan Desember 2021. TMBB merupakan tantangan kegiatan literasi oleh pimpinan atau Bupati Bandung Barat. Tantangan berupa membaca tiga buku per bulan, menulis review buku, membuat tulisan, dan menghasilkan buku antologi peserta, sampai dengan mengunggah video konten literasi di media sosial.
Kegiatan TMBB dilatarbelakangi oleh keprihatinan pada hasil survai Programme for International Student Assaesment (PISA) yang mengalami penurunan dan menunjukkan posisi kemampuan literasi negara kita di kancah internasional. Prestasi literasi anak bangsa, berdasarkan hasil PISA, sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2018 terus mengalami penurunan. Skor nilai membaca asalnya 402 di tahun 2009, 396 tahun 2012, dan penurunan paling tajam terjadi pada tahun 2018, yakni hanya 371. Keprihatinan terhadap prestasi literasi inilah menjadi latar belakang kegiatan TMBB dan literasi termasuk GLS di Bandung Barat.
Kurang lebih tiga puluh menit, kami tiba di Curug Sawer. Saat membuka acara, tidak banyak hal yang saya ungkapkan, mengingat peserta literasi sudah belajar sejak pagi, mereka sepertinya sudah lapar dan tak sabar ingin membuka perbekalan makanan yang dibawanya. Peserta membuka makanan masing-masing. Ada pula peserta yang tidak membawa makanan, lantas mereka beri dengan suka rela. Salah seorang guru pembimbing membagikan teh kotak yang sengaja dibeli untuk semua peserta kegiatan, termasuk untuk enam guru pembimbing kegiatan.
Kebersamaan saat makan bareng, terlihat jelas keakraban antarpeserta, guru pembimbing dengan peserta, maupun keakraban guru pembimbing dengan guru pembimbing. Langsung atau tidak langsung dengan makan bersama saat literasi wisata di tempat terbuka tepatnya hutan pinus area Curug Sawer, penanaman karakter peduli sesama, dan peduli lingkungan sudah kita tanamkan. Belum lagi acara inti yang akan dilakukan berikutnya yakni readthon dan membuat konten video berbagai acara yang berhubungan dengan literasi.
Readathon kami laksanakan selama tiga puluh menit. Lima belas menit membaca buku yang sengaja sudah mereka siapkan, lima belas menit berikutnya digunakan untuk tampil review hasil membaca. Pada kesempatan itu dua orang peserta tampil memukau. Salah seorang mengemukakan tentang cerita halusinasi. Pembiasaan membaca di mana pun berada adalah mutlak kita lakukan. Tak terkecuali ketika literasi wisata di lingkungan dekat sekolah.
Kegiatan literasi wisata selanjutnya adalah pembuatan konten video literasi. Peserta dibagi tiga kelompok. Konten video literasi yang mereka pilih ada yang berupa pembacaan puisi, pantun, dan ada pula yang membuat konten promosi objek wisata Curug Sawer.
Sungguh indah, keberagaman dari kelompok wisata literasi ini. Dengan mengambil latar sudut alam yang berbeda, peserta semringah dengan style yang berbeda-beda pula. Dari kejauhan tampak, di satu sisi ada peserta berdiri di balik pohon pinus membacakan pantun, sementara berbunyi lagi suara peserta membacakan pantun di balik semak-semak. Tak lupa peserta yang bertugas memoto dan memvideo akting temannya, berkeliling memutar sesuai dengan anjuran dan arahan yang telah mereka sepakati. Kelompok pembaca puisi bebas pun demikian. Dengan mengambil latar tempat yang berbeda mereka memajankan kemampuannya membacakan puisi dalam kesegaran nuansa alam menjelang sore hari.
Di pelataran dekat air kelompok peserta tiga sedang mewawancara salah seorang pengunjung wisata Curug sawer. Menanyakan bagaimana daya tarik Curug sawer. Salah seorang Pembimbing literasi pun mereka wawancarai bagaimana kesan dan upaya apa yang dilakukan terkait sekolah memanfaatkan potensi lingkungan.
Menjelang pukul 16.00 kami bersiap-siap untuk pulang. Jumlah peserta kembali dicek diberi arahan agar mereka kembali segera pulang setelah pelaksanaan kegiatan.
Dengan mengucapkan hamdalah bersama kami menutup kegiatan literasi wisata di lingkungan sekitar sekolah.***
Profil Penulis
Mimin Rukmini, Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMPN 1 Cililin Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sebagai salah satu Tim Newsroom dan Fasda Literasi KBB. Suka menulis artikel dan telah diterbitkan di media massa (cetak dan online) dan telah menerbitkan 15 buku, baik tunggal maupun antologi. Tinggal di Bandung Barat, Jabar.