Oleh: H. Kusnadi, S.Pd., M.M.Pd. (Kepala SMPN 2 Lembang)
“Kemarau panjang melanda di berbagai daerah. Musim ini mengakibatkan banyak pepohonan layu dan mati. Persediaan air pun mulai berkurang karena hujan tak kunjung datang”.
Pagi yang hangat. Terik matahari mulai terasa menerpa tubuh. Seluruh warga SMPN 2 Lembang; mulai dari kepala sekolah, dewan guru, tenaga kependidikan, dan seluruh siswa duduk bersimpuh di lapangan upacara. Semua hendak melaksanakan salat istisqa. Ritual ibadah sunah yang dilakukan bila terjadi kemarau yang panjang atau karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan/hajat tertentu.
Kegiatan di atas dilakukan selaras dengan salah satu visi sekolah, yaitu menciptakan warga sekolah yang agamis dan religius. Selain itu, juga mengamalkan seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, dalam hadits dari ‘Aisyah ra.: Sesungguhnya kalian mengadu tentang kegersangan negeri kalian dan hujan yang tidak kunjung turun, padahal Allah Azza Wa jalla telah memerintahkan kalian untuk berdo’a kepada-Nya, dan Dia berjanji akan mengabulkan do’a kalian. (Kemudian Rasulullah memerintahkan umatnya untuk memindahkan mimbarnya ke tanah lapang kemudian melakukan shalat istisqa). Dan jaminan atas doa seperti yang diperintahkan oleh Allah swt dalam Alqur’an surat Al mumin ayat 60 yang artinya: Berdo’alah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan.
Oleh karena itu, tujuan utama digelarnya salat istisqa di sekolah ini selain bersama-sama berdo’a kepada Allah swt agar segera diturunkan hujan yang menjadi sumber kekuatan bagi kehidupan, juga sebagai implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang biasanya diisi dengan kegiatan salat Dhuha, tadarus Alquran, senam, readhaton, dan opsih.
Penulis menginstruksikan guru PAI untuk memberikan penjelasan tentang tata cara shalat istisqa, sebelum dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena salat tersebut jarang dilakukan. Kemudian mengingatkan peserta agar senantiasa membiasakan diri untuk yakin kepada Allah, sehingga tumbuh penguatan karakter dalam hal akidah.
Pelaksanaan shalat istisqa pagi itu terasa khusyuk dan khidmat. Warga sekolah bersujud untuk merengkuh kasih-Nya, memohon karunia-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Suasana syahdu pun begitu terasa, saat khatib menyampaikan khutbahnya. Lugas tetapi penuh makna hingga ke hati. Dalam pesannya, khotib juga mengajak kita untuk meninggalkan perbuatan tercela atau maksiat, dan memperlakukan alam dengan bijak, tidak melakukan kerusakan, serta senantiasa beristigfar, memohon ampunan-Nya.
Selepas doa, kegiatan diakhiri dengan musafahah. Tak terasa butiran air mata mengalir.
Kota Lembang yang terkenal sejuk, dingin dan bertanah subur, semoga kembali lagi.
Semoga ikhtiar ini mendapat rida-Nya. Aamiin.
Lembang, Kamis (19/09/19).
Editor: Adhyatnika GU
Profil Penulis:
Kusnadi, lahir di Subang, 11 Agustus 1966. Menempuh pendidikan di Jurusan Psikologi Pend dan Bimbingan FIP UPI Bandung (S-1), dan Magister Manajemen Pend Uninus Bandung (S-2). Saat ini memimpin SMPN 2 Lembang Kab. Bandung Barat.
Motto hidup: “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain”