Berita: Dian Diana, M.Pd.
NGAMPRAH-(NEWSROOM). Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda), Asep Wahyu mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan mencakup pendidikan formal, informal, dan nonformal. Tantangan besar yang belum terpenuhi di Kabupaten Bandung Barat adalah Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Jika ingin tinggi kualitasnya, tentu saja perlu mendorong SDM KBB melanjutkan pendidikan tinggi ke jenjang S1 dan S2.
Hal tersebut disampaikan Asep saat memaparkan tentang Rencana Induk (Master Plan) Pendidikan Kabupaten Bandung Barat (KBB). Di dalamnya memuat rancangan perencanaan yang komprehensif dan terpadu tentang pendidikan di KBB, yang memandu para pemangku kebijakan memberikan arah kebijakan implementasi pendidikan. Penyusunan Master Plan ini diawali dengan pertemuan para steakholder pendidikan, yang diselenggarakan di Gedung C Lantai 4 Ruang Rapat Balitbangda, Jumat (13/09/19).
“Kalau kita lihat rata-rata lama sekolah di Kabupaten Bandung Barat, hanya pada SMP kelas 8. Tantangan berat yang dihadapi yaitu: Bagaimana meningkatkan rata-rata lama sekolah? Bagaimana meningkatkan kualitas Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar berkualitas? Karena SD dan SMP menjadi garapan pemerintah kabupaten, dan bagaimana pemerataan penyebaran tenaga pendidik dan kependidikan? Terutama tenaga guru ke pelosok daerah di Kabupaten Bandung Barat. Akan ada pertemuan lanjutan untuk penyusunan master plan yang meliputi pendidikan formal, nonformal, dan informal,” ujar Asep dalam paparannya.
Sementara itu, Arif Darmawan selaku konsultan menjelaskan bahwa potensi wilayah dan sumber daya alam Kabupaten Bandung Barat sangat kaya dan bervariasi. Dengan demikian diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dan potensi khas. Menurutnya, jangan sampai orang Bandung Barat tersisih di tempat tinggalnya sendiri, Master Plan disesuakan dengan visi misi pemerintah terpilih, sehingga mengenai sasaran yang ditargetkan atau diharapkan.
“Semua desa di KBB, sudah memiliki Sekolah Dasar yang cukup memadai. Tantangan untuk pendidikan formal ditekankan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena lingkup Sekolah Menengah Atas ditangani oleh provinsi. Pada pertemuan sekarang ini, kami ingin berbagai masukan untuk melengkapi Master Plan Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, baik dari sektor formal, informal, maupun nonformal. Hal ini penting agar arahan pencapaiannya jelas dan mengenai sasaran,” pungkas Arif.***
Editor: Adhyatnika GU.