Karya: Firhan Hardinita
(SMPN 1 Padalarang)
Sinar matahari menerobos jendela kamar, membuat seorang gadis terbangun dari tidurnya. Gadis itu bernama Aluna. Hari ini begitu cerah secerah hati Aluna, karena minggu depan Aluna akan menghadapi ulangan kenaikan kelas yang pertama bagi Aluna di sekolah barunya. Aluna bersekolah di sekolah baru yang berada di kota. Dulu ia bersekolah di desa. Ibunya mendapatkan pekerjaan di kota sebagai asisten rumah tangga, oleh karena itu Aluna dibiayai oleh majikan Ibunya untuk bersekolah di kota.
***
Pagi itu Aluna terlihat sedang belajar. Aluna ingin mendapatkan hasil ulangan yang terbaik, Sejak Aluna masih bersekolah di desa, Aluna selalu mendapatkan ranking pertama. Jadi Aluna tidak membuang-buang waktu untuk hal yang tidak penting. Sedangkan Celyn dari kemarin tidak terlihat belajar, melainkan hanya bermain game.
“Celyn belajar bareng aku yuk!” Ajak Aluna sambil menarik-narik lengan Celyn yang sedari pagi bermain game tiada henti.
“Sudah aku bilang dari kemarin, aku sudah pintar, aku selalu mendapat ranking pertama di kelas, jadi aku tidak perlu belajar terus-menerus,” jawab Celyn lalu pergi ke luar meninggalkan Aluna.
Celyn terlihat berbeda dari biasanya, ia terlihat sangat santai, malas dan menjadi pemarah. Aluna memutuskan untuk belajar sendiri selama seminggu sebelum ulangan dimulai.
***
Seminggu sudah berlalu, hari ini Aluna dan Celyn akan ulangan. Celyn menghampiri Aluna yang sedang belajar di bangkunya.
“Aluna, nanti ketika ulangan kasih tahu aku jawabannya ya, soalnya kemarin aku gak belajar, aku takut rangkingku turun,” ucap Celyn memohon.
“Maaf Celyn, aku tidak bisa memberi tahu kamu, karena ini ulangan, kamu harus bisa berusaha sendiri,” jelas Aluna lalu kembali fokus kepada bukunya.
“Tolong aku dong, nanti kalau nilaiku turun dan rankingku turun aku pasti dimarahi sama orangtuaku,” ucap Celyn.
Aluna menggeleng.
“Kerjakan sebisa kamu saja, kamu pasti bisa kok,” Celyn tampak kesal.
“Aluna, kalau kamu gak mau bantu aku, lihat saja kamu dan Ibumu akan kembali ke desa dan pastinya kamu tidak akan bersekolah di sini lagi,” Celyn langsung kembali ke bangkunya, Aluna tidak menanggapi ancaman yang diberikan Celyn.
Saat ulangan dimulai Celyn terlihat sangat gelisah, bahkan hanya beberapa soal saja yang dapat Celyn kerjakan. Ketika Celyn melihat ke arah Aluna, terlihat Aluna sangat serius mengisi soal.
Lihat saja nanti! Gumam Celyn sambil mengepalkan tangannya.
***
Tiga minggu sudah berlalu, di sekolah hari ini akan dilaksanakan pembagian rapor. Celyn dari pagi dia terlihat gelisah dan menjauh dari Aluna. Aluna mencoba membujuk dan menghibur Celyn tetapi Celyn tetap saja tidak berubah.
“Cel, kenapa kamu murung dan resah dari pagi? Kamu gelisah tentang rapormu?” Tanya Aluna.
Celyn pun menatap tajam Aluna.
“Iya, kamu sudah puas kan melihatku seperti ini?”
“Aku gak lakuin kesalahan kepadamu, mengapa kamu jadi seperti ini?” tanya Aluna lagi. Celyn mendorong Aluna sampai terjatuh ke lantai.
“Kenapa kamu gak beri tahu jawabanmu ketika ulangan? Pasti sekarang nilai dan rangkingku akan menurun, orangtuaku pasti marah. Ini semua karena dirimu,” Celyn pun langsung keluar kamar dan meninggalkan Aluna yang masih meringis kesakitan karena kakinya terbentur lantai.
***
Ketika pengambilan rapor berlangsung, Celyn tidak terlihat hadir. Aluna melamun sampai-sampai ketika dia dipanggil dia tidak menyahut.
“Aluna, kamu Ibu panggil dari tadi kenapa tidak maju ke depan? Ibu lihat kamu malah melamun, ada masalah?” Tanya guru tersebut membuat lamunan Aluna buyar.
“Maaf Bu, tidak ada masalah apa- apa Bu,” jawab Aluna lalu maju ke meja guru.
“Aluna, Ibu ucapkan selamat bagimu, karena kamu mendapatkan rangking kesatu, dan beritahulah Celyn bahwa dia mendapatkan rangking kedua. Ibu lihat Celyn tidak masuk hari ini. Terus pertahankan prestasimu ya, Nak,” ucap guru tersebut sambil mengelus-elus kepala Aluna.
“Alhamdulillah, siap Ibu terimakasih banyak, Aluna akan mempertahankan prestasi Aluna,” ucap Aluna sambil menangis. Ia bahagia sekaligus merasa bersedih karena ternyata benar kata Celyn, rangking Celyn menurun. Celyn menjadi rangking kedua. Celyn pasti akan memusuhinya dan Celyn akan dimarahi oleh kedua orangtuanya.
***
Sepulang dari Sekolah, Aluna sudah melihat Celyn bersama keluarganya ditambah ibu Aluna yang sedang berkumpul di ruang tamu.
“Celyn mengapa Kamu tadi tidak berada di kelas?” tanya Aluna khawatir karena wajah Celyn begitu pucat.
Pertanyaan Aluna tidak dijawab oleh siapapun, mereka diam membisu.
“Aku mendapatkan ranking satu dan Celyn mendapatkan ranking kedua, selamat Celyn!” ucap Aluna sambil tersenyum tetapi senyuman tersebut luntur begitu saja ketika pada akhirnya Ibu Aluna angkat bicara dengan raut wajah sedih.
“Aluna, apakah benar saat ulangan kamu menyontek kepada Celyn?” Pertanyaan yang ibu Aluna lontarkan sontak membuat Aluna kaget.
“Aku tidak pernah menyontek Bu,” jawab Aluna.
“Bohong! Kamu bahkan berbohong kepada Ibumu, ketika ulangan berlangsung kamu terus-menerus menyontek jawabanku.” Kini Celyn bersuara sambil menunjuk-nunjuk Aluna.
“Nak, apakah yang dikatakan Celyn benar?” tanya Ibu Aluna lagi.
“Tidak ibu, Aku mengerjakan soal dengan jujur.”
Kini Aluna sedikit meneteskan cairan bening di matanya, Aluna tidak menyangka ternyata Celyn akan berbuat seperti ini padanya.
“Aluna, Ibu sudah mengemas semua pakaianmu, sekarang ayo kita kembali pulang ke desa,” ucap Ibu Aluna sambil menarik tangan Aluna sambil membawa barang-barangnya. Aluna pasrah, dia akan pulang ke desa. Tiba-tiba Celyn menarik lengan Aluna,
“Maafkan aku Aluna, aku tahu aku salah, sekarang waktunya aku mengakui semua perbuatan burukku. Sebenarnya Aku tidak mau kamu pulang ke desa lagi. Aku tidak mau kamu jauh dariku,” jelas Celyn sambil menarik lengan Aluna kembali menuju ke ruang tamu, tempat Ayah dan Ibu Celyn berada.
“Lho bukannya Aluna mau pulang ke desa?” tanya Ibu Celyn.
“Celyn mau jelasin semuanya. Sebelumnya maafkan Celyn, kelakuan Celyn sangat buruk, Celyn egois. Sebenarnya Aluna tidak menyontek kepada Celyn. Ini semua berawal dari Celyn, seminggu sebelum ulangan Celyn tidak belajar, Celyn bermain game. Aluna terus-menerus membujuk Celyn untuk belajar bersama. Ketika ulangan akan dimulai, Celyn sangat gelisah karena Celyn tidak belajar, Celyn takut nilai dan ranking Celyn menurun. Oleh karena itu Celyn ingin Aluna memberi tahu jawabannya kepada Celyn dengan cara mengancam Aluna apabila Aluna tidak memberi jawaban kepada Celyn, Celyn akan membuat Aluna dan Ibunya pulang ke desa,” jelas Celyn lalu menunduk sambil menteskan air mata.
“Celyn kamu dapat rangking kedua kok, itu sudah sangat cukup, itu hasil dari usahamu sendiri.” Aluna berusaha menenangkan Celyn.
“Celyn sayang, Ibu dan ayah tidak menuntutmu untuk jadi rangking pertama. Celyn menjadi juara itu memang sangat menyenangkan. Kita jadi punyai penghargaan untuk diri kita sendiri, tapi bukan berarti kamu harus juara pertama, kedua bahkan ketiga. Kamu bisa memberi penghargaan bagi dirimu sendiri dengan cara kamu. Kamu sudah melakukan suatu hal yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki dan tidak terlalu memaksakan. Itu sudah cukup bagi kita. Ibu dan Ayah sudah bangga sama Celyn. Celyn sudah mengakui semua kesalahan Celyn, Celyn sudah melakukan semuanya dengan baik. Ibu sama ayah tidak pernah kecewa kepada Celyn. Celyn sudah jadi juara di hati mamah sama ayah,” jelas Ibu Celyn sambil mengelus-elus punggung Celyn.
Ayah Celyn pun menghampiri Celyn
“Nak, kamu sudah mengakui semua kesalahanmu, sekarang kamu minta maaf kepada Aluna.” Celyn mengangguk lalu berdiri menghadap Aluna.
“Aluna, maafkan aku ya, sekaligus aku ingin berterima kasih kepadamu, karena kamu selalu mengingatkan aku untuk melakukan sesuatu yang baik. Aku sayang kamu.” Celyn memeluk Aluna.
“Sudah aku maafkan Aluna, mulai dari sekarang ayo belajar bersama, lupakan masalah yang sudah berlalu, kita mulai lembaran yang baru,” ujar Aluna.
Akhirnya mereka pun selalu belajar bersama-sama dan saling membantu satu sama lain.
***
Profil Penulis
Firhan Hardinita. Llahir di Bandung, 23 Juli 2006. Tinggal di Cimareme, No.146, Gg Masjid, R.04/RW.01, KAB.Bandung Barat, Kec. Ngamprah, Jawa Barat .
Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Kini menempuh pendidikan di kelas IX B SMPN 1 Padalarang. Memiliki hobi membaca novel dan menggambar, dan saya bercita-cita untuk menjadi Arsitek. Prestasi alhamdulillah selalu mendapat peringkat 3 besar di kelas VII dan VIII. Saya sudah mengikuti TMBB sejak kelas VIII.
Alat surel/medsos lainnya: Instagram @frhnh_23, email: firhanhardinita2376@gmail.com
Hak Cipta ada pada Penulis@2021
Editor: Adhyatnika Geusan Ulun_Newsroom Press