Oleh: Adhyatnika Geusan Ulun
(SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat)
Sesungguhnya, kondisi Pandemi Covid-19 haruslah disikapi dengan bijak. Kondisi yang tidak nyaman ini janganlah membuat produktivitas setiap anak bangsa menurun. Namun justru harus bertambah,
Ketika Ki Hajar Dewantara memberikan spirit inspiratifnya, yakni “ing ngarsa sung tulada” (di depan memberi teladan), “ing madya mangun karsa” (di tengah menjadi penyemangat), dan “tut wuri handayani” (dari belakang memberi dukungan), maka hal ini sangat relevan dengan kondisi dunia pendidikan Indonesia di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Seperti diketahui, Pemerintah, dalam hal ini Kemdikbud, telah mencanangkan ‘Belajar dari Covid-19 pada peringatan Hardiknas tahun lalu’. Hal ini menginformasikan kepada bangsa Indonesia tentang pentingnya kepekaan, dan kepedulian terhadap situasi yang kurang menguntungkan dewasa ini.
Sementara itu, pada peringatan Hardiknas 2021 Pemerintah kembali mengajak seluruh bangsa Indonesia dengan meluncurkan tema ‘Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar’. Hal ini hendaknya memberikan hasil yang bermanfaat dengan menghindarkan diri dari prasangka buruk atas segala kebijakan stakeholders, sehingga berujung pada terbuangnya energy, serta melemahnya produktivitas kerja.
Apabila dikaitkan dengan filosofi yang dicanangkan Bapak Pendidikan di atas harusnya kondisi sekerang dapat menghasilkan ekstra energi. Saat Ide tentang ‘di depan memberi teladan’ diimplentasikan, maka hal tersebut menyiratkan bahwa setiap individu adalah guru. Sehingga dengan predikat tersebut, kita akan termotivasi untuk peningkatan kualitas sikap personal yang harus selalu siap tampil di publik dan bersiap untuk diduplikasi oleh lingkungan sekitar.
Dalam mewujudkan tema Hardiknas 2021, sebagai seorang guru, sangatlah penting menjaga sikap, menjaga perilaku, menjaga kehormatan diri dan kemuliaan akhlak. Hal ini dikarenakan keteladanan terkait erat dengan akhlak yang merupakan respon spontan yang dilakukan seseorang dalam menghadapi situasi yang terjadi. Dengan demikian guru harus dapat menjadi sumber penyemangat anak didik yang dihasilkan dari energi positif akhlaknya, karena hal ini akan berbanding lurus dengan capaian prestasi mereka.
Kemudian, seorang pendidik harus memberikan dukungan atas kreativitas, inovasi dan hal-hal lainnya yang sifatnya menuju perbaikan diri dari seorang anak didiknya. Hal ini erat kaitannya dengan peran guru dalam mendukung aktivitas mereka baik secara spiritual, moral, maupun emosional. Sehingga akan tercipta harmonisasi dan sinergitas keduanya.
Sesungguhnya, kondisi Pandemi Covid-19 yang belum berakhir seperti yang terjadi dewasa ini, haruslah disikapi dengan bijak. Kondisi yang tidak nyaman ini janganlah membuat produktivitas setiap anak bangsa menurun. Namun justru harus bertambah, seiring terbukanya kesempatan untuk peningkatan kualitas kompetensi diri di suasana work from home.
Terdapat banyak hal yang dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Berbagai layananan daring menyediakan kemudahan dalam mengaksesnya. Hal ini kembali kepada individu masing-masing. Sehingga tidaklah bijak apabila menjadikan keadaan saat ini sebagai penghambat produktivitas kerja.
Di sisi lain, pandemi Covid-19 hendaknya juga disikapi sebagai momentum peningkatan produktivitas proses belajar mengajar. Kualitas pembelajaran dapat semakin meningkat dengan pemanfaatan berbagai media yang tersedia saat ini, tentu dengan komitmen jelas di antara guru dengan siswa. Kontrak belajar harus dibangun di awal pembelajaran. Hal ini sangat penting mengingat proses yang akan dilaksanakan di luar kebiasaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun komitmen kegiatan belajar mengajar di masa pandemi, yakni pastikan pesertanya dapat memahami situasi yang terjadi. Sehingga visi dan misi kegiatan dapat dimengerti. Selanjutnya berikanlah informasi yang benar, akurat, lengkap dan memotivasi mereka. Dengan demikian pola pembelajaran yang akan dilakukan menjadi terstruktur dan jelas.
Selanjutnya, lakukan pendataan yang akurat atas kepemilikan sarana pendukung pembelajaran, Hal ini untuk mengakomodasi pembelajaran yang dilakukan, apakah daring atau luring. Hindari perlakuan diskriminatif di antara keduanya. Sebaiknya dibuat desain redaksi yang membuat siswa merasa bangga dengan modanya masing-masing.
Berikutnya adalah memberikan variasi pembelajaran. Sehingga proses kegiatan menjadi menarik, interaktif dan imperatif. Prosentasi domain pembelajaran juga harus diperhatikan. Jangan sampai ranah kognitif lebih dominan dibandingan afektif dan psikomotor.
Dalam masa pandemic seperti sekarang ini, yang mengharuskan siswa belajar di rumah, sebaiknya pembelajaran diarahkan untuk penguatan pendidikan karakter. Oleh karena itu, aktivitas pembelajarannya dapat berupa peningkatan kualitas personal mereka, seperti membantu orang tua, menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, beribadah di rumah, dan selalu menerapkan social serta physical distancing.
Tentu akan ditemui banyak hambatan dalam merealisasikan kegiatan di atas. Tetapi dengan kesungguhan dan sikap pantang menyerah tentu akan dapat diatasi. Sesuai dengan keyakinan bahwa segala apa yang kita lakukan saat ini boleh jadi belum tampak hasilnya, namun kelak akan dirasakan manfaatnya. Tugas terpenting adalah berbuat dan berkarya. Sehingga waktu tidak berlalu sia-sia, dan hidup lebih bermakna.
Akhirnya, tema Hardiknas 2021 yang mengajak semua pihak untuk serentak bergerak mewujudkan merdeka belajar adalah tantangan nyata untuk mengeksplorasi seluruh potensi anak bangsa dalam mewujudkan pendidikan berkualitas sesuai dengan kemampuan dan di bidang masing-masing yang mandiri, berakhlak mulia, kreatif, dan berkebhinekaan berwawasan global. ***
Profil Penulis:
Adhyatnika Geusan Ulun, lahir 6 Agustus 1971 di Bandung. Tinggal di Kota Cimahi. Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat sejak 1999. Pengurus MGMP Bahasa Inggris Kab. Bandung Barat. Alumnus West Java Teacher Program di Adelaide South Australia, 2013. Alumnus MQ ‘Nyantren di Madinah dan Makkah’ 2016, Pengasuh Majelis Taklim dan Dakwah Qolbun Salim Cimahi, Penulis buku anak, remaja dan dakwah. Editor NEWSROOM, tim peliput berita Dinas Pendidikan Bandung Barat. Jurnalis GUNEMAN Majalah Pendidikan Prov. Jawa Barat. Pengisi acara KULTUM Studio East Radio 88.1 FM Bandung. Redaktur Buletin Dakwah Qolbun Salim Cimahi. Kontributor berbagai Media Masa Dakwah. Sering menjadi juri di even-even keagamaan.
Adhyatnika.gu@gmail.com., Ig.@adhyatnika geusan ulun.