Berita: Elis Lisnawati
CILILIN, (NEWSROOM). SMPN 1 Cililin dalam upayanya meningkatkan kualitas pembelajaran mengadakan In House Training (IHT). Kegiatan tersebut merupakan program rutin pada setiap awal tahun pelajaran baru. Tujuan utama IHT yang dihadiri oleh 45 guru ini diharapkan semua pendidik memiliki persamaan persepsi dalam mempersiapkan administrasi pembelajaran sesuai dengan aturan yang berlaku. Hadir juga para pakar dari unsur pengawas dan guru yang kompeten di bidangnya. Jum’at (26/7/19).
Dalam sambutannya, Juhaendi, Kepala SMPN 1 Cililin mengungkapkan harapannya agar IHT tersebut dapat memberikan suntikan energi guru sehingga mampu meningkatkan kualitas kompetensinya.
“Kegiatan ini menjadi suntikan energi tersendiri bagi guru untuk bisa meningkatkan kualitas diri sebagai tenaga pendidik, serta benar-benar bisa memberikan dampak positif dalam menyambut tahun pelajaran baru 2019/2020,” sambut Juhaendi.
Hj. Yuli Ridhawati Dahlan, pengawas Pembina, dalam presentasinya tentang Kecakapan Abad 21 menyatakan bahwa guru masa kini memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam mendidik anak. Tantangan yang dihadapi, masih menurut Yuli, cukup berat, karena tidak hanya berasal dari dalam diri siswa saja, namun lingkungan, dan era digital saat ini memberikan dampak luar biasa bagi mereka. Guru diharapkan bisa mengarahkannya dengan baik.
Diungkapkan juga bahwa guru harus bisa meramu pembelajaran dengan baik agar kecakapan abad 21 (Communication, Collaborative, Critical thinking, Creative and Innovative) dapat terlihat dalam proses pembelajaran. Kecakapan tersebut jika dikembangkan dapat menghadirkan kreativitas, kerjasama dalam memecahkan masalah. Selain juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dengan teman, guru dan lingkungannya.
Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga petang di atas menghadirkan pula Asep Ajat Saepulloh dan Elis Lisnawati yang masing-masing mempresentasikan tentang pembuatan program tahunan, program semester, distribusi alokasi waktu, serta penentuan KKM mata pelajaran, pembuatan silabus dan RPP yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
“RPP yang dibuat selain harus sesuai tuntutan kurikulum 2013 juga harus memuat literasi, karakter dan kecakapan abad 21, artinya semua itu harus tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran,” papar Elis Lisnawati.
IHT yang dikemas dalam pola IN-ON tersebut diharapkan tidak hanya dapat memberikan layanan pembelajaran pada siswa, namun bisa menghadirkan layanan prima yang memuaskan berbagai pihak, termasuk orang tua yang telah mempercayakan putra-putrinya di SMPN 1 Cililin.
“Kegiatan IHT ini bertujuan untuk mempersiapkan, merencanakan kegiatan pembelajaran di awal tahun pelajaran. Oleh karena itu pola yang digunakan dalam bentuk IN-ON, sehingga diharapkan di lapangan dapat menghadirkan action yang maksimal di tahun pelajaran 2019/2020. Semoga apa yang menjadi tujuan dan harapan bersama dapat tercapai,” pungkas Elis.***
(Editor Newsroom: Adhyatnika GU).