NGAMPRAH-NEWSROOM-Gempa dan Tsunami yang menimpa Palu, Sigi dan Donggala Sulawesi menyisakan duka yang mendalam, bukan hanya bagi 1.000 lebih keluarga korban yang ditinggalkan, tapi menjadi duka seluruh bangsa Indonesia. Keprihatinan juga dirasakan siswa SMPN 1 Lembang, terlebih informasi dari LIPI dan BMKG yang menyatakan bahwa Jawa Barat khususnya Bandung dan sekitarnya juga merupakan daerah rawan gempa karena berada di patahan Lembang yang diprediksi akan mengakibatkan terjadinya gempa yang lebih besar. Selain kedua kondisi di atas, siswa SMPN 1 Lembang juga turut prihatin akan kondisi kehidupan bangsa di mana pergaulan bebas dan kenakalan remaja semakin sulit dikendalikan.
Menghadapi situasi tersebut, OSIS SMPN 1 Lembang bekerja sama dengan Sahabat Hijrah Dakwah Go To School menyelenggarakan acara do’a bersama untuk Palu, Sigi, dan Donggala, Jawa Barat pada khususnya, serta untuk bangsa Indonesia pada umumnya yang dikemas dalam sebuah tema “Do’a SMPN 1 Lembang Untuk Sulawesi, Jawa Barat dan Indonesia”. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Jumat (5/10/18) dimulai pukul 06.00 sampai dengan 10.00 WIB bertempat di halaman SMPN 1 Lembang. Agenda acara tersebut dimulai dengan tilawah Al-Qur’an, Asmaul Husna, sholat dhuha, sholat gaib berjamaah untuk korban bencana, penggalangan dana, serta dilanjutkan dengan kajian oleh Ustadz Feylian Lc. MA.
“Bencana yang menimpa masyarakat Palu, Sigi, dan Donggala telah menggugah rasa empati dan simpati siswa SMPN 1 Lembang, hal ini juga menjadi wahana dan media pembelajaran pendidikan karakter bagi peserta didik untuk peduli terhadap sesama” demikian diungkapkan Endang Supriatna, Kepala SMPN 1 Lembang saat dimintai keterangan tentang kegiatan do’a bersama di sekolahnya, Jumat (5/10/18).
Sebagaimana ramai diberitakan pada tanggal 28 September 2018 lalu telah terjadi gempa yang diikuti tsunami dan likuifaksi tanah menimpa masyarakat di Palu, Sigi, dan Donggala. Bencana tersebut memakan korban ribuan jiwa serta memaksa puluhan ribu lainnya mengungsi ke berbagai daerah yang aman. Bantuan dan sumbangan terus mengalir dan berdatangan hingga hari ini dari berbagai daerah di tanah air juga dari negara sahabat yang peduli terhadap korban bencana.
“Dalam kegiatan penggalangan dana pada hari ini saja, sudah terkumpul dana Rp. 13.545.000,-Ini menunjukan tingkat kepedulian siswa SMPN 1 Lembang sangat tinggi” pungkas Endang.
Kegiatan pengumpulan dana untuk bencana Palu, Sigi, dan Donggala yang dilaksanakan di SMPN 1 Lembang akan berlangsung selama dua pekan ke depan. Hal ini dimaksudkan agar dana yang terkumpul bisa lebih besar lagi, sebelum nantinya disalurkan kepada korban bencana.
Ustadz Feylian Lc. MA dalam tausyiahnya selain membahas tentang bencana di Indonesia, membahas juga tentang perilaku “kids jaman now” yang banyak menyimpang, di antaranya perilaku menyayat tangan yang sedang viral saat ini. Tindakan itu merupakan kekonyolan yang tidak pantas dilakukan oleh orang yang beriman kepada Allah SWT. Tambah konyol lagi, jika seseorang harus menyayat tangannya kemudian di upload ke media sosial.
Pada kesempatan tersebut, ustadz muda ini juga menjelaskan fenomena lain yang sering dilakukan para pemuda saat ini, di antaranya para siswa, yaitu pacaran. Pada umumnya, pacaran itu 50% adalah ngabohong dan 50% nya lagi ngawadul. Karena itu, siswa harus menjauhi dari kegiatan demikian.-Bud’s