Yayan Budiana, M.Pd
(SMPN 4 Cipongkor)
Dunia hari ini menghadapi fenomena disrupsi, pergerakan dunia industri atau persaingan kerja yang tidak lagi linear. Perubahannya sangat eksponensial, fundamental dengan mengacak-acak pola lama untuk menciptakan tatanan baru. Disrupsi melahirkan model bisnis baru dengan strategi yang lebih inovatif dan disruptif. Cakupan perubahannya juga luas mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, sosial masyarakat, hingga pendidikan. Era ini menuntut kita untuk berubah atau punah.
Selain itu, bonus demografi dapat dikatakan “bonus” jika usia produktif di satu negara benar-benar produktif sehingga akselerasi pertumbuhan ekonomi negara tersebut dapat terjadi. Bonus demografi yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Seperti halnya pada tahun 2020-2035, Indonesia diperkirakan akan memiliki dependency ratio sebesar 0,4-0,5, ini berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif hanya menanggung 40-50 orang penduduk usia non produktif.
Kemudian, tantangan dunia saat ini sudah tidak lagi tersegmentasi oleh ideologi lagi, tetapi oleh kemampuan menguasai teknologi. Dunia saat ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu Kelompok Technological innovators yang mencakup sekitar 15% dari seluruh penduduk dunia, tetapi merupakan penguasa dari seluruh teknologi yang ada di dunia. Lalu, Kelompok Technological adopters, mencakup sekitar 50% penduduk dunia, merupakan kelompok bangsa yang mampu menguasai berbagai teknologi baru hasil inovasi, terutama teknologi baru bidang produkasi dan konsumsi. Selanjutnya, Kelompok Technological Excluded, mencakup kira kira sepertiga penduduk dunia, merupakan kelompok yang tidak mampu memperbarui teknologi tradisional mereka dan tidak mampu pula menguasai innovasi yang dihasilkan negara yang lebih maju dalam industry
Seperti diketahui, berdasarkan klasifikasi Profesor Sachs, ternyata Indonesia termasuk kelompok Technological Adopters, artinya tinggal selangkah lagi untu masuk kedalam innovator teknologi. Dengan demikian kita harus memberikan wawasan khususnya pada anak anak muda generasi ‘Z’ yang akan paling merasakan adanya dampak Revolusi Industri 4.0, bahkan sekarang sudah ancang ancang masuk ke Society 5.0 secara bertahap dan masif. Mereka harus diberikan pemahaman bagaimana menguasai digital computing (literasi digital). Hal ini merupakan sebuah peringatan sekaligus ancaman, karena negara-negara yang tidak mampu menguasai teknologi global, lambat laun akan tertinggal dalam berbagai aspek, sehingga akan berdampak sebagai negara gagal.
Untuk menyikapi hal tersebut di atas, penulis mereportase pada Sabtu (27/11/21), dimana Fakultas Teknik Sipil ITB 2020 berkolaborasi dengan Sakolah Kembara melakukan rangkaian kegiatan di SMP Negeri 4 Cipongkor, Desa Cintaasih, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan dengan tema Sukses Tanpa Batas tersebut, bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa terhadap minat belajar khususnya dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk meraih cita-cita di masa depan.
Terdapat empat mata acara utama yang diikuti oleh seluruh siswa semua kelas, guru, dan mahasiswa ITB, yakni Seminar Motivasi, sharing session, eksperimen, dan games. Di seminar motivasi, bertujuan untuk membuka pikiran peserta didik terhadap pentingnya pendidikan dan memberikan pemahaman bahwa mereka adalah “main character” dari kisah kehidupan mereka sendiri. Kemudian, sharing session berkelompok yang bertujuan untuk mempersuasi peserta didik secara lebih personal terkait pentingnya meraih cita-cita dan menjadi pribadi sukses di mada depan. Selain itu, terdapat kegiatan eksperimen yang diharapkan dapat memberikan pola pikir kepada siswa bahwa sains itu dapat dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Selanjutnya, kegiatan ditutup dengan games yang bertujuan untuk melatih karakter siswa seperti bekerja sama, berani mengambil keputusan secara cepat, dan konsentrasi.
Sementara itu, Kepala SMPN 4 Cipongkor, Hartono, M.M,Pd, dihadapan para peserta menyampaikan apresiasi dan rasa syukur dengan adanya kerjasama ini. Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung program yang akan sangat membantu sekolah.
Ditambahkannya, SMPN 4 Cipongkor siap bekerjasama dengan relawan pendidikan Sekolah Kembara ITB demi mewujudkan mutu pendidikan sekolah yang memiliki visi berdaya saing, unggul berkarakter dan siap dalam menghadapi tantangan pendidikan masa depan menuju pendidikan berbasis digital learning. Dengan kerja sama ini, pihaknya berharap dapat mengimplementasikan semua program yang dicanangkan Sekolah Kembara ITB, terutama pembelajaran berbasis online bagi para anak didiknya.
Penulis berasumsi kerja sama di atas diharapkan bisa merubah mindset sekolah menuju pola pikir yang maju (grow mindset) menuju Indonesia emas tahun 2045. Yang lebih penting lagi, sebagai guru, harus menyiapkan pendidikan karakter yang unggul untuk para siswa, karena fungsi pendidikan dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi harus didasari pendidikan nilai dan karakter sebagai modal sosial dan modal moral dalam rangka melahirkan manusia berbudi luhur sebagai bekal menjadi warga negara dan warga dunia yang baik.
Hal di atas, sesuai dengan yang dikatakan Aristoteles –Mendidik pikiran tanpa mendidik hati bukanlah pendidikan sama sekali. Kemudian, CS Lewis –Pendidikan tanpa nilai, seberapa pun manfaatnya, tampaknya hanya akan melahirkan iblis yang pintar. Kecuali jika pengetahuan bisa ditransformasikan menjadi kebijaksanaan dan kebijaksanaan diekspresikan dalam karakter, pendidikan merupakan usaha kemubaziran yang destruktif.
Di sisi lain, salah satu Ketua mahasiswa Sekolah Kembara ITB dari jurusan teknik Sipil 2018, Muhamad Nabhan Afif, mengatakan relawan Sekolah Kembara akan membantu program- program di SMPN 4 Cipongkor, baik untuk guru maupun siswa, khususnya dalam bidang pembelajaran berbasis teknologi (e-learning), ekstrakulikuler, dan berbagai macam kegiatan yang bisa dibantu tanpa ada batas waktu. Hal ini dikarenakan relawan Sekolah Kembara akan terus melakukan regenerasi.
Disampaikan juga, relawan Sekolah Kembara ITB adalah dari berbagai jurusan yang memiliki berbagai macam keahlian yang bertugas untuk membantu sekolah-sekolah yang masih banyak keterbatasan baik dari segi fasilitas maupun SDM.
Senada dengan Kepala Bidang Pelaksana Kegiatan, Fahryan Arditama, menyebutkan kegiatan ini merupakan bentuk usaha dan harapan dari mahasiswa Teknik Sipil ITB dan Sakola Kembara untuk saling berbagi ilmu dan energi baik kepada masyarakat khususnya dalam ranah pendidikan, semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan dampak yang baik.
Berbagai tanggapan positif berdatangan dari warga sekolah, seperti yang diungkapkan Wakasek Kesiswaan yang juga Guru SBK, Achmad Jumyadi S.Pd GR. Pihaknya sangat bersukur dengan adanya program kerjasama sekolah dengan Sekolah Kembara ITB. Menurutnya, hal ini akan sangat membantu warga sekolah dalam meningkatan kualitas pelayanan pendidikan di SMPN 4 Cipongkor. Termasuk dalam memotivasi para siswa untuk belajar lebih semangat lagi, lebih pro aktif dan bisa meniru para mahasiswa ITB untuk bisa sukses, berkarakter dan memiliki cita cita yang tinggi. ***
Penulis dan Foto: Yayan Budiyana, M.Pd (Wakasek Kurikulum SMPN 4 Cipongkor)- Pewarta dan Editor Redaksi: Adhyatnika Geusan Ulun