Gununghalu-(Newsroom). Demi menyukseskan kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) sejumlah siswa SMPN 5 Gununghalu Kab. Bandung Barat rela naik truk. Hal tersebut merupakan salah satu upaya agar mereka tidak terlambat mengikuti program pemerintah tersebut, Rabu (6/9/21).
Kepala SMPN 5 Gununghalu, Euis Lesmini Djuanda, mengungkapkan selain agar siswa tidak terlambat mengikuti sesi kegiatan di atas, juga merupakan salah satu upaya pihaknya mendukung program ANBK. Menurutnya, pada tahun ini sekolah yang dipimpinnya lolos untuk mengikuti program sekolah penggerak (PSP), sehingga bukan hanya kelas 8 yang mengikuti ANBK, namun juga mengikutsertakan kelas 7 sebagaimana yang dicanangkan di dalam program PSP.
“Dalam upaya mendukung program pemerintah di kegiatan ANBK, terlebih kami masuk ke dalam program sekolah penggerak yang mencanangkan tidak hanya kelas 8 sebagaimana sekolah lain, namun juga kelas 7. Kondisi sekolah yang belum memungkinkan menyelenggarakan secara mandiri, mengharuskan para siswa harus menempuh perjalanan yang cukup jauh ke sekolah induk penyelenggara ANBK. Namun semangat mereka sangat kami apresiasi, sehingga dengan kendaraan seadanya para siswa menumpang truk agar tidak terlambat mengikuti sesi ANBK,” ungkapnya.
Ditambahkannya, letak geografis SMPN 5 Gununghalu yang relatif sulit dijangkau sarana transportasi membuat para siswa peserta ANBK menggunakan kendaraan yang ada. Menurutnya, sekolah selama ini memberikan izin kepada mereka dengan persyaratan menjaga keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan menuju tempat induk penyelenggara ANBK di SMPN 2 Gununghalu.
Sementara itu, Lukman Hidayat, Ketua Panitia Penyelenggara ANBK, menyampaikan sebanyak 28 siswa kelas 7, dan 34 siswa kelas 8 harus menempuh perjalananan kurang lebih 5 km ke SMPN 2 Gununghalu selama dua hari pelaksanaan ANBK. Menurutnya, sekolah memfasilitasi mereka dengan kendaraan bak terbuka dikarenakan belum tersedianya kendaraan umum yang melintas sekolah. Sehingga untuk tidak ketinggalan kegiatan yang dimulai pukul 08.00 terpaksa sekolah menyewa kendaraan seadanya.
“Saat ini kami hanya bisa memfasilitasi para siswa peserta ANBK dengan kendaraan seadanya. Hal ini agar mereka tidak terlambat mengikuti kegiatan,” imbuhnya.
Lebih jauh disampaikan, belum memiliki perangkat pendukung ANBK membuat sekolahnya terpaksa menumpang ke sekolah penyelenggara lain yang lebih lengkap. Hal ini, walaupun relatif menyulitkan sekolah, namun pimpinan sekolah mengambil kebijakan agar pelaksanaan program pemerintah di atas berlangsung dengan lancar maka menjadikan SMPN 2 Gununghalu. Diharapkannya, ke depan sekolah memiliki sarana pendukung yang memadai sehingga dapat mandiri pelaksanaan ANBK.
“Semoga ke depan, sarana pendukung sekolah kami untuk menyelenggarakan ANBK memadai sehingga pada pelaksanaannya berlangsung secara mandiri dan para peserta dapat mengikutinya tanpa terkendala sarana transportasi seperti saat ini,” tandasnya.***
Berita: Adhyatnika Geusan Ulun
Sumber Berita dan Foto: Euis Lesmini Djuanda, M.Ed (Kepala SMPN 5 Gununghalu)