Berita: Nani Sulyani
SAGULING-(NEWSROOM). Dalam rangka optimalisasi profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam pembelajaran Abad 21, SMPN 2 Saguling dan SMPN 3 Saguling menggelar pelatihan bersama yang dikemas dalam bentuk In House Training (IHT). Kegiatan yang diselenggarakan di SMPN 3 Saguling tersebut diikuti oleh 35 guru dari dua sekolah di atas, menghadirkan dua pemateri utama; Drs. H. Suparman, M.Pd dan Neneng Salamah, M.Pd., Kamis-Jumat (5-6/09/19).
Kepala SMPN 3 Saguling, Nani Sulyani mengungkapkan bahwa guru harus merespon positif tantangan milenial beserta perubahannya. Untuk itu diperlukan kreativitas dalam memanfaatkan teknologi sebagai upaya membuka wawasan secara profesional. Hal tersebut sangat diperlukan terutama dalam pembelajaran.
“Perubahan dan tantangan milenial hendaknya direspon positif oleh PTK. Kegiatan workshop ini, bertujuan untuk membuka wawasan guru, khususnya dalam hal pembelajaran. Guru profesional hendaknya kreatif dan dapat memanfaatkan teknologi. Selain itu, kemajuan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama warga sekolah,” ungkapnya menanggapi diselenggarakan IHT di atas.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa guru dituntut selalu mengembangkan empat kompetensinya, yaitu pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Hal ini menjadi salah satu tujuan diselenggarakannya berbagai pelatihan ataupun workshop, mulai di tingkat satuan pendidikan secara nasional, bahkan internasional.
Seperti diketahui, kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup struktur dan metodologi, yaitu, penguasaan materi, kurikulum dan substansi ilmu pengetahuan, serta struktur, konsep keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu; mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif; mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif dan memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut, diisi dengan paparan tentang sistematika penilaian dalam Kurikulum 2013 (K-13), peningkatan mutu satuan pendidikan melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), serta pengembangan metoda dan media dalam pembelajaran. Pada sesi workshop, melalui focuss group discussion telah dihasilkan berbagai format penilaian dalam K-13, model perangkat pembelajaran yang telah direvisi, serta pembentukan Tim Penjamin Mutu Pendidikan.
Berkenaan dengan SPMI, bahwa hal tersebut dapat terlaksana apabila konsepnya telah dipahami oleh seluruh warga sekolah. SPMI merupakan kendaraan dalam meningkatkan mutu di satuan pendidikan. Setelah mendapatkan informasi dan mempelajari raport mutu, maka warga sekolah berkomitmen untuk melaksanakan siklusnya. Di akhir sesi kegiatan, hal tersebut diwujudkan melalui kesepakatan bersama dalam bentuk penandatanganan komitmen SPMI.
Di sisi lain, Suparman, pemateri yang juga pengawas pembina SMP Kab.Bandung Barat mengajak para guru untuk peka terhadap kebutuhan dan perubahan. Menurutnya, guru di abad 21 tidak boleh berdiam diri ataupun bersikap pasif. Guru harus mengembangkan dirinya dan menambah ilmu pengetahuannya, melalui MGMP ataupun berbagai workshop di sekolah, minimal sekali dalam satu semester.***
Editor: Adhyatnika GU