Berita: N. Mimin Rukmini
CIKALONGWETAN- (NEWSROOM). Kepala SMPN 4 Cikalongwetan, Asep Gunawan mengemukakan bahwa geliat literasi di SMPN 4 Cikalongwetan semakin semarak. Literasi yang dilaksanakan meliputi GLS, literasi finansial, dan literasi masyarakat yang berkaitan langsung dengan peserta didik yakni literasi berupa Tantangan Membaca bagi Orang Tua Siswa (TMOTS). Tantangan membaca ini diharapkan akan menjadi teladan bagi anak-anak atau peserta didik yang bersekolah, dan teladan bagi masyarakat yang lain di lingkungan yang lebih luas.
“Semenjak diluncurkan program Tantangan Membaca Orang Tua Siswa (TMOTS) oleh sekolah pada bulan September 2018, kini sudah ada 20 orang tua siswa yang mendaftar namun jumlah anggota yang aktif baru 10 orang saja. Melalui Program TMOTS, kepala sekolah berharap menjadi salah satu upaya sekolah untuk menggerakan literasi baik di sekolah maupun di masyarakat, sebab keberhasilan literasi harus didukung oleh keluarga, sekolah dan masyarakat, ketiga komponen ini satu sama lain saling berkaitan. Inilah wujud semarak literasi yang meliputi GLS, literasi finansial, dan literasi masyarakat. Literasi masyarakat yang berkaitan langsung dengan peserta didik yakni literasi berupa tantangan membaca bagi orang tua siswa”, demikian diungkapkan Asep.
Lebih jauh Asep berpendapat bahwa, selain untuk menggalakan literasi, kegiatan TMOTS bertujuan untuk menjalin komunikasi yang harnonis antara pihak sekolah dengan masyarakat. Komunikasi yang harmonis antara sekolah dan masyarakat akan mendorong sekolah dan masyarakat semakin literat. Bangsa yang literat, pada semua aspek hidup dan kehidupan yang diharapkan akan menjadi bangsa yang hebat di masa yang akan datang.
Tak ada kegiatan yang berjalan tanpa kendala dan tantangan. apalagi TMOTS di SMPN 4 Cikalongwetan ini baru dirintis dan dimulai. Walaupun demikian, kami akan terus mengupayakan agar kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik.
Di sisi lain Endang Wahyu Widiasari selaku Pembimbing Literasi mengemukakan bahwa kegiatan TMOTS dilakukan selama 5 bulan. Peserta tantangan membaca ini harus menyelesaikan membaca buku sebanyak 7 buku, tanpa bolong di tiap bulannya, dan juga harus dipresentasikan dihadapan pembimbing, yakni Endang Wahyu Widiasari dan Ima Susanti, serta dihadapan peserta tantangan membaca yang lainnya. Setelah 5 bulan, rencananya para peserta tangtangan membaca ini akan diberi piagam dan juga medali serta bingkisan oleh sekolah. Pengadaan bingkisan biasa didapatkan dari hasil kerjasama sekolah, komite sekolah, dengan perusahaan atau pihak donatur.